03 - Rumah Sakit

1.7K 204 7
                                        

Mata Jihyo benar-benar melotot saat melihat sosok om dari anak muridnya, Aleyna.

"Aleyna, ini beneran om kamu? Kamu gak salah inget kan?" tanya Jihyo yang belum yakin pada Aleyna. Ia takut kalau ternyata mas-mas ini adalah salah satu orang sindikat penculikan anak kecil.

Aleyna yang bingung hanya mengangguk. "Bener kok, ibu. Dia om saya, namanya om Winwin."

Jihyo masih menelisik pria yang ada dihadapannya. Ia harus benar-benar memastikan bahwa Aleyna dijemput pada orang yang benar.

Winwin yang merasa risih langsung bertanya, "Maaf, anda siapa ya?"

"Ini ibu guru aku, om. Namanya ibu Jihyo." Kali ini Aleyna yang menjelaskan sebelum Jihyo sempat berbicara.

Sadar akan ketidaksopanannya menghadapi wali murid yang menjemput, Jihyo langsung menundukkan kepalanya, menyapa. "Selamat siang, mas. Saya Jihyo. Gurunya Aleyna" sapanya basa-basi.

"Ayo Aley, kita pulang!" ajak pria itu sambil menggandeng tangan Aleyna.

"Sial, sapaan gue dikacangin. Lo pikir gue tembus pandang" maki gadis itu dalam hati.

Aleyna yang ditarik Winwin langsung menahan laju langkah pria itu. "Sebentar om, aku mau ajak ibu guru pulang bareng."

Gadis kecil itu berlari kearah Jihyo kemudian menggandeng tangan ibu gurunya. "Ibu, pulang bareng sama Aleyna aja ya?" Kemudian ia menoleh ke belakang pada Winwin yang sudah berdiri kaku hendak menolak. "Boleh kan, om? Pliiiisss" pinta gadis itu memelas.








📚📚📚






Berakhirlah mereka bertiga duduk di mobil Winwin yang sedang melaju pelan.

Jihyo tentu saja naas karena harus duduk di kursi depan, bersebelahan dengan si pengemudi. Kalau saja Aleyna bukan anak kecil, ia tidak akan mau duduk didepan seperti ini.

"Om, mampir ke toko es krim sebentar ya. Aku mau makan es krim stroberi" pinta Aleyna yang sedang memainkan game dari tablet di kursi belakang.

Winwin hanya melirik dari kaca spion tengah. "Tapi kamu udah makan nasi kan hari ini? Om gak mau nanti diomelin kalo papa kamu tau kita makan es krim dengan kamu yang belum juga makan nasi"

"Ehm....udah kok, om" jawab Aleyna ragu-ragu.

"Saya bisa turun didepan aja, mas. Kebetulan didepan ada halte bus transjakarta" ucap Jihyo mencoba mengambil jalan tengah. Ia tidak mau mengganggu acara keluarga antara muridnya dengan om-nya itu.

"Hm" gumam Winwin.

"Loh, ibu ngapain turun? Kan aku juga mau ngajak ibu. Aleyna gak suka kalo makan es krim sendiri, biasanya kan ditemenin mama sama papa" ucap gadis itu dengan nada memendam kesedihan. Bahkan suaranya terdengar hampir menangis.

"Aley...." Tegur Winwin berusaha bernegosiasi dengan Aleyna.

"Kenapa? Om gak mau? Yaudah aku turun disini aja sama ibu guru"

Winwin mulai pusing kalau Aleyna sudah merajuk. Mau tidak mau harus dituruti. Salahkan kakak laki-lakinya yang selalu memanjakan anaknya.

Sementara itu, hati Jihyo sudah mulai gelisah. Di satu sisi, keluarganya pasti sudah menunggu kedatangannya menjenguk pacar abangnya dirumah sakit. Tetapi disisi lain, ia tidak mampu menolak keinginan anak muridnya yang begitu memohon agar menemaninya makan es krim. Bagaimanapun, cara menolak keingan orang dewasa berbeda dengan menolak keinginan anak kecil yang jika sedikit saja salah akan berakibat pada keadaan psikis anak tersebut.

Maaf kepada kak Seulgi karena Jihyo pasti akan terlambat datang menjenguk kerumah sakit.





📚📚📚





Teacher's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang