Permen (Dino)

1.3K 127 0
                                    

Y/n : your name

Selamat membaca caratdeul 🤗

.......
Genap satu bulan pertama ajaran baru. Aku sudah tidak merasa canggung dengan keadaan kelas, juga dengan teman temanku. Tapi Anehnya, aku merasa, ada satu temanku di kelas, yang dipanggil Lee chan oleh guru tapi dipanggil Dino oleh temannya, dia selalu melihat ke arahku.

Senin, 170825 (hari pertama bulan ke-2)

Hari ini aku datang agak siang dari biasanya. Aku menonton drama sampai larut malam, jadi bangun lebih siang.

Aku berjalan menuju kelas sembari merapikan rambutku -aku tidak sempat merapikannya karena terburu buru- Sampai di depan pintu kelas, seseorang berdiri menghalangi pintu.

"Hmmmm permisi." Ucapku. Orang itu sedang mengobrol dengan temannya di depan pintu. Aku hanya bisa melihat punggungnya.

Tapi dia masih bergeming. Kemudian teman yang dia ajak bicara, menoleh padaku. Dia terlihat agak kaget.

"Hei minggir! Dia mau lewat." Seru Dino, orang yang diajak bicara oleh orang yang menghalangi pintu.

Aku lewat setelah mereka memberiku jalan, tapi samar samar aku mendengar Dino berbisik,

"Syukurlah dia masuk. Aku sudah khawatir dia tidak hadir. Ini hampir telat."

Sampai di mejaku, ada sebuah permen jelly berbentuk huruf 'O'. Aku menengok ke kanan dan ke kiri. Siapa yang memberikan ini? Aku melihat ke sekeliling kelas. Tidak ada yang melihat ke arahku, sampai mataku tertuju pada Dino yang berada di dekat pintu, dia melihat kearahku. Aku mengernyitkan dahiku, bingung. Jadi, aku simpan permen itu di bawah meja setelah terdengar suara bel masuk.

Selasa, esoknya, 170826

Lagi lagi, aku dibuat bingung dengan adanya permen jelly di mejaku. Seperti kemarin, aku menyimpannya di bawah meja.

Saat pelajaran, kami diharuskan membuat kelompok. Kami berhitung satu satu, dari satu sampai empat. Aku berada di barisan kedua, dan aku mendapatkan nomor tiga. Aku menoleh ke barisan belakang untuk mengetahui siapa saja yang akan jadi teman kelompokku. Tak sengaja aku melihat ke arah Dino. Dia sibuk menghitung akan dapat angka berapa. Begitu menyadari dia akan mendapatkan nomor 2, dia langsung sibuk meminta temannya untuk bertukar tempat duduk. Sampai akhirnya saatnya dia menghitung. Dia berseru 'tiga!' Sambil melihat ke arahku tersenyum. Aku tersenyum melihat tingkahnya yang lucu.

Yup akhirnya aku satu kelompok dengan Dino.

Setelah menyelesaikan tugas kami bersama, akhirnya bel istirahat pun berbunyi.

"Hei. Mau ke kantin bersama?" Untuk pertama kalinya Dino dan aku bicara.

Aku, yang sedang merapikan lembaran kertas tugas, menoleh lalu berkata, "Boleh."

Dino terlihat senang, dia tersenyum memperlihatkan barisan giginya.

Aku dan Dino pergi ke kantin dengan canggung. Kemudian Dino membuka pembicaraan, memecahkan rasa canggung diantara kami.

"Kau tidak makan permennya kan?" Tanyanya.

"Permen apa?" Jawabku, lupa akan permen yang dua hari ini tersimpan di bawah meja.

"Kau mau makan apa?" Tanyanya begitu kami sampai di kantin, dia mengahlikan pembicaraan.

"Aku akan beli susu saja, aku tidak begitu lapar." Ucapku.

"Kau berbeda ya. Biasanya wanita akan bilang terserah dan membuat kami, para pria, jadi bingung." Dino mengucapkan sambil sedikit tersenyum.

"Hahaha apa aku harus bilang terserah juga?" Aku terkekeh.

"Jangan. Lebih baik seperti tadi, aku menyukainya." Ucapnya, kemudian menyuruhku menunggunya membeli roti untuknya dan susu untukku.

Kembali dari kantin, Dino menghampiri temannya, dan mengijinkanku masuk ke kelas lebih dulu.

To be continue.....

Seventeen Imagines (If You Were Sebong's Girls/Women)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang