Sruk
Sruk
SrukYunho menghentikan gerakan tangannya ketika ia menggosok gigi, diam menatap bayangan wajahnya di cermin, menerawang.
"Ssaengnim, aku menyukaimu. Bagaimana ini aku tegang."
Kening Yunho berkerut-kerut, bayangan Jaejoong yang menyatakan perasaan secara ekstrem masih membekas di ingatannya. Percuma dipikirkan dan mencari-cari alasan masuk akal, kejadian kemarin memang benar dan sangat nyata. Ia kemudian berkumur dan mencuci wajahnya cepat lalu masuk ke dalam kamar mandi, bergegas mempersiapkan diri untuk bekerja kalau ia tidak ingin terlambat.
Setelah mandi,Yunho merapikan meja kerjanya, memasukkan semua lembar kerja siswa dan buku panduan menganjar untuk kelasnya hari ini. Ia berhenti, menatap buku pemberian Jaejoong yang sudah selesai ia baca.
"Ssaengnim, aku menyukaimu. Bagaimana ini aku tegang."
Yunho mengulum ludah kecut.
"Jangan-jangan dia sengaja memberikan buku ini?" Pikirnya.
Ia lalu teringat senyum malu-malu Jaejoong dan salah tingkahnya, lalu menggeleng kuat."Tidak mungkin. Dia anak yang polos."
Yunho menoleh ke arah buku pemberian Jaejoong, menatapnya lama dan semakin lama ia menatap buku itu dahi dan alisnya mengerut secara otomatis. Adegan-adegan erotis di buku dan pengakuan Jaejoong kemarin berkelebat di benaknya.
"Aarrggghh,,"
Ia mengerang sambil mengacak rambutnya kasar, hingga rambutnya yang telah rapi menjadi berantakkan lagi.
"Huuuffftt," ia menghela nafas panjang kasar. "Kalau begini aku bisa gila."
Jaejoong meletakkan tasnya di atas meja dan kedua tangannya berada di atas tas. Wajahnya tertekuk, ia sedang badmood.
"Eerr,,," Yunho melepaskan pelukan Jaejoong. "Kau ketakutan karena kejadian tadi. Aku akan meminta Yoochun mengantar kalian berdua."
"Tidak, Ssaengnim. Aku bersungguh-sungguh."
"Ee..."
Yunho meletakkan tangannya di bahu Jaejoong.
"Aku ini gurumu Jaejoong. Ingat itu."
"Aaahh,,,"
Jaejoong mendesah panjang, kepalanya terkulai di atas meja.
"Apa ini rasanya ditolak?" Gumamnya.
Mata doe Jaejoong melihat sahabatnya yang masuk menyapa beberapa teman sekelas mereka yang sebelum akhirnya sampai ke meja mereka, ia dan Junsu teman sebangku. Junsu memandangi Jaejoong yang menerawang.
Sebuah tepukan keras mendarat di punggung Jaejoong.
"Hei, pagi-pagi begini kenapa sudah menekuk wajah? Kau tahu itu tidak baik. Ibuku bilang setiap pagi harus dimulai dengan senyuman dan harimu akan jadi indah." Papar Junsu bersemangat.