Yoochun duduk sambil berpangku tangan, mengalihkan wajahnya dari kedua yeoja yang duduk di depannya.
"Tidak bisa aku percaya Yunho berbicara seperti itu pada Yoona, setelah mereka pergi bersama." Ucap Sunny berapi-api.
Yoochun menghela nafas panjang, ia melirik ke arah Yoona yang menutupi bibir ranumnya menggunakan sapu tangan, mata yeoja itu terlihat sangat sembab. Pagi tadi ia menerima pesan singkat dari Sunny, mengajaknya untuk minum kopi bersama. Tanpa rasa curiga berlebihan ia pun pergi menemui rekan kerjanya itu tapi Sunny tidak datang sendiri, melainkan bersama Yoona. Sejak mereka datang yeoja itu tidak mengatakan sepatah kata pun, dan Sunnylah yang menjadi juru bicaranya.
"Sebenarnya yeoja ini bicara apa pada Sunny?" Pikir Yoochun.
"Jadi..." Sunny menatap Yoochun tajam, menyelidik. "Kau tahu siapa orang yang dimaksud Yunho?"
"Kenapa tidak tanya langsung padanya?"
"MANA MUNGKIN. DIA AKAN BERTAMBAH MARAH PADAKU."
"Nah, kalau kau sudah tahu sebaiknya tidak usah cari masalah." Jawab Yoochun enteng sambil menyesap kopinya.
Ia ingin sekali merokok, jelas ini bukan masalahnya dan tidak ada hubungannya sama sekali dengannya tapi tetap saja ia terseret ke dalamnya.
"Bisa saja kan dia mengatakan itu hanya untuk menolak Yoona secara halus? Aku tidak tahu apa yang ada di dalam otak Yunho itu. Apa kurangnya Yoona, bukankah Yoona sangat cantik dan bisa dibanggakan untuk jadi pacarnya."
Alis Yoochun terangkat, ia tersenyum miring.
"Apa menurutmu Yunho akan melakukan hal seperti itu?" Tanyanya menyangsikan pendapat Sunny.
"A-ani." Suara Sunny merendah. "Tapi bisa jadi kan?"
"Well then, just leave him be. Dia bukan siswamu yang bisa kau atur harus melakukan apa." Kata Yoochun dengan tangan terlipat di depan dada, lalu beralih memandang Yoona.
"Dan kau, Yoona-ssi, aku rasa tidak bijak kau diam saja di saat seperti ini dan menyuruh sahabatmu bertindak sebagai perwakilanmu."
"Yoo-"
Ketika Sunny hendak memotong, Yoochun mengangkat sebelah tangannya meminta Sunny untuk diam.
"Dari yang aku dengar kemarin perkataan Yunho sudah sangat jelas, jika yang terjadi kemarin hanya sebuah kesalah pahaman saja." Ia menggaruk puncak kepalanya. "Aku tidak tahu apa yang kau ceritakan pada Sunny tapi menurutku sifatmu ini menjadi nilai minus untukmu sendiri."
Yoochun kemudian berdiri, mengeluarkan uang dari dompetnya lalu menaruhnya di meja.
"Kalau boleh aku beri saran, kalian, terutama kau," Yoochun menunjuk ke arah Sunny. "Jangan terlalu ikut campur dalam masalah ini. Baik Yunho dan Yoona bukan anak kecil, terutama jangan libatkan aku lagi. Sampai jumpa."
Ia berlalu begitu saja keluar tanpa menoleh lagi, menuju ke tempat parkir mobilnya. Ia menyetir dengan sangat santai di jalanan, tepatnya ia malas untuk menyalip atau memacu kendaraannya dengan cepat. Sampai ia memutuskan untuk berhenti di area dekat pinggiran sungai Han.
"Apa aku sebaiknya pergi mencari pacar juga ya? Hah."
Yoochun menghela nafas panjang, niatannya untuk bersantai sedikit terganggu melihat banyaknya pasangan muda-mudi yang sedang menikmati masa liburan.
"Eoh, Yoochun hyung?"
Yoochun menoleh ketika ada yang menyebut namanya.
Woff