King Bear

4.3K 496 93
                                    


"Aarrrggh,,"

Junsu mengacak rambutnya kasar hingga berantakkan.

"Kau ini kenapa?" Tanya Jaejoong heran.

Junsu mencondongkan tubuhnya ke depan, mendekat pada Jaejoong.

"Kau belum dengar?" Tanya Junsu dengan  raut wajah yang sangat serius.

Jaejoong mengeleng, sendok kecil puding masih terselip di antara bibirnya. Makan siang yang disediakan sekolah mereka memang paling enak menurut Jaejoong, apalagi puding coklatnya. Ia rela ikut mengantri panjang hanya untuk puding itu. Satu cup puding tidak cukup baginya. Beruntung ia selalu mendapatkan puding pemberian dari siswi lain--juga siswa--lain yang menyukainya.

"Hani. Soal Hani, adik kelas kita yang cantik anggota cheerleader sekolah." Lanjut Junsu.

Alis Jaejoong naik sebelah.

"Kenapa dengannya?" Tanya lagi, meski ia sebenarnya tidak terlalu tertarik.

"Aku dengar dia kemarin sudah jadian dengan anak kelas tiga." Kata Junsu lagi.

Mata Junsu yang biasanya satu garis menjadi besar, seolah bola matanya mau keluar.

"Lalu?"

Jaejoong mengangkat bahunya, ia masih tidak paham dengan sikap Junsu yang terlalu berlebihan hanya karena berita tentang Hani-Hani itu.

"Ah, kau ini kapan sih kau tertarik pada sekitarmu." Keluh Junsu sambil kembali menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.

"Apa untungnya aku peduli?"

"Huft,, kau ini benar-benar menyebalkan." Keluh Junsu sambil cemberut.

"Hehehe."

Jaejoong meringis lebar, memamerkan deretan giginya yang berjajar rapi dan bersih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jaejoong meringis lebar, memamerkan deretan giginya yang berjajar rapi dan bersih.

"Tapi karena kau temanku jadi akan aku dengarkan. Jadi apa masalahnya kalau Hani jadian dengan kakak kelas? Kau ini juga bukan pacarnya, kan?"

"Aku tahu itu haknya dan aku juga bukan pacarnya. Tapi aku tidak habis pikir kenapa Hani mau dengan,,---"

Junsu mengerutkan dahinya, jari telunjuknya mengetuk-ngetuk dahinya.

"Aduh,, aku lupa siapa namanya tadi." Ujarnya lagi.

"Lupakan tentang namanya, tidak penting. Yang penting kenapa kau sampai seperti cacing kepanasan?" Potong Jaejoong.

Menunggu Junsu berpikir sama saja menunggu ayam beranak, sangat lama dan tidak mungkin.  Bukannya Junsu bodoh tetapi daya ingatnya terkadang sangat-sangat lambat. Ia hanya ingin tahu kenapa Junsu sangat terganggu dengan berita kencan Hani itu, hanya itu pokok permasalahannya.

"Pokonya aku tidak rela. Bisa-bisanya siapa pun itu, mendahuluiku. Awas saja kalau bertemu, aku tidak akan memaafkannya." Jawab Junsu berapi-api.

Junsu menjadi satu-satunya orang yang mau kebakaran di cuaca panas seperti ini. Entah karena memang ia selalu semangat atau memang dia yang selalu bersikap berlebihan tentang suatu hal tapi melihat Junsu yang mengerutu tak jelas menjadi hiburan tersendiri bagi Jaejoong. Meski pun sedang marah tetapi raut wajah yang dibuat Junsu justru terlihat lucu. Sangat tidak sinkron dengan ucapannya yang kasar.

Sweet Trouble MakerWhere stories live. Discover now