Yunho terdiam sebentar lalu ia langsung menyandang tasnya di bahu.
"Gumawo Yoochun-ah." Katanya tulus.
"Anytime bro." Jawabnya santai.
"Aku akan mentraktirmu nanti setelah urusanku selesai." Ucap Yunho sambil jalan.
Ketika ia membuka pintu, ia berpapasan dengan Yoona.
"Mau ke mana?" Tanyanya binggung melihat Yunho membawa tas.
"Eh... itu..." Yunho melirik Yoochun yang tengah duduk santai dari balik bahunya, lalu kembali berpaling pada Yoona. "Mianhae tapi aku ada janji sangat penting hari ini. Mungkin kau akan merasa kalau aku plin plan tapi sedari awal aku tidak ingin pergi denganmu. Soal telfon tadi juga, itu kesalahpahaman. Aku menganggapmu sebagai orang lain." Katanya dengan jelas.
Kekecewaan jelas terpancar di mata gelap Yoona, pandangan yeoja itu sedikit menunduk. Namun tak lama ia mengangkat wajahnya lagi menatap Yunho.
"Kwenchana. Kesalah pahaman memang sering terjadi." Katanya dengan senyum simpul yang terkesan dipaksakan. "Mungkin lain kali kita bisa pergi tanpa kesalah pahaman."
"Gumawo." Ujar Yunho.
Yunho kemudian membungkuk pada Yonna dalam-dalam. "Sungguh maafkan aku. Tapi untuk selanjutnya aku mungkin tetap tidak akan bisa pergi denganmu. Ada orang lain yang aku sukai. Mianhae."
Yoona tampak tercengang mendengar penuturan Yunho dan diam mematung bahkan setelah Yunho berjalan melewatinya. Yoochun yang sedari tadi melihat adegan penolakan itu bangkit dari sofa.
Ia menepuk bahu Yoona, berusaha menunjukkan simpatiknya.
"Mian. Aku akan ke kasir dan membayar tagihannya." Katanya.
"Eh?!" Yoona membelalakkan matanya. "Aniya. Tidak perlu. Aku sudah berjanji."
Yoochun tersenyum simpul. "Aku hanya bercanda. Harga diriku tidak mengijinkan seorang yeoja untuk membayar tagihan."
"Eoh. Ne."
Yoona menjawab Yoochun seolah tanpa sadar, masih mengambang.
"Kamsahamnida." Ucapnya sambil membungkuk kecil yang dibalas Yoochun dengan lambaian tangan ke udara sambil jalan.
Ia lalu masuk kembali ke dalam ruang karaoke dan duduk termenung. Apa yang terjadi padanya serasa tak nyata baginya.
○○○
Jaejoong merentangkan tangannya ke atas.
"Ahhh, menyenangkan tapi badanku pegal." Ucapnya ketika keluar dari tempat karaoke bersama teman-temannya.
"Bagimana tidak pegal. Tadi kau menari dan bermain tamborine seperti orang kesurupan." Timpal Junsu.
"Hehehe."
Jaejoong menggaruk tengkuknya, malu. Kelakuannya saat di dalam tadi memang mengelikan. Apa lagi di depan yeoja-yeoja sekolah lain. Tapi gara-gara mereka juga acara karaoke tadi menjadi menyenangkan.
GREB
Jaejoong menoleh saat melihat seorang yeoja seumurannya merangkul lengannya. Yeoja yang seingatnya bernama Hyesung.
"Oh Hyesung-ie." Katanya terkejut.
"Oppa, boleh aku minta nomor ponselmu?" Tanya Hyesung masih bergelayut di lengan Jaejoong.