26. Kenyataan Yang Sebenarnya

9.3K 1.1K 28
                                    

Diperingatkan untuk berhati-hati, bikos ini sangat drama. Sangat !!!

.

"Jadi...kalian bertiga mau ngomong apa?" Tanya Haechan memecahkan keheningan.

Seperti yang dibilang Jeno, akhirnya kita bersebelas kumpul lagi di bangku kantin buat ngomongin kepindahan kita bertiga ke New York.

Gue memainkan jari gue. Ya, gue gugup, bingung gimana mau jelasinnya. "Emm...itu gimana ya bilangnya," gue berhenti ngomong sebentar, menelan ludah gugup dan menghela napas kasar. "Kita bertiga mau pindah ke New York setelah ngambi raport nanti," lanjut gue pelan tanpa menatap mereka semua.

"..."

"Hah? Apaan? Lu lagi bercanda kan, Rin?" Sahut Renjun setengah tertawa sumbang.

Mark berdehem pelan. "Kita disuruh pindah ke New York karena grandma minta kita semua buat kesana," jelas Mark tegas.

Gue salut sama Mark, dia bisa dengan gamblangnya ngomong apa yang sebenarnya terjadi. Sedangkan gue?? Banyak yang dipikirin, banyak yang dipertimbangin kira-kira bikin sakit hati orang apa enggak? Dan lainnya.

"Hahahaha, sumpah Mark candaan lu gak lucu. Lu mau ngetroll ya? Sampe masang muka serius kayak gitu," ceplos Yeri dengan wajah yang memerah, tangannya bergetar.

"Gak Yer, Mark ataupun Minrin gak lagi ngetroll," Jeno mengambil alih pembicaraan. "Apa yang di omongin mereka itu benar adanya, kita bakalan pindah ke New York atas permintaan Grandma."

"Tapi kok Vernon santai aja?? Bang Jihan juga gak bilang apa-apa kalo Bang Taeyong mau pindah??" Lirih Melli dengan mata yang udah berkaca-kaca.

"Ya karena emang cuman kita bertiga doang yang pindah, Melli. Bang Taeyong maupun Vernon netap di Indonesia," jawab gue mencoba untuk terlihat biasa aja. Padahal gue juga mau nangis.

"Hiks hiks, perasaan gue baru ketemu sama lu, Rin, masa udah mau pindah aja," Saeron sudah nangis duluan. Air matanya banyak banget, dia bahkan sampai senderan ke bahunya Jisung.

"Ya mau gimana lagi? Lagian kan kita bisa video call an, kalo kangen kan bisa ngobrol lewat line dan lain lain, Ron," balas gue untuk menenangkan.

"Eh, udah dong masa pada sedih sih, lu juga Jaem, Le, Sung, pada mewek gak laki ah!" Celetuk Mark yang bikin atmosfir sedih tiba-tiba berubah jadi atmosfir pengen nyekek dia.

"Ini juga, malah peluk-pelukan!!" Hardik Mark ke Haechan yang lagi meluk Melli, soalnya Melli nangis kejer di pelukannya.

"Ah anjir. Lagi enak juga gue meluk pacar," desis Haechan melirik Mark sinis.

Yeu setan si Haechan, cari kesempatan dalam kesempitan !!

.


"Adek!!! Udah beresin pakaian yang mau dibawa?" Teriak Mamah dari bawah.

"Udah mahh!!"

Hhhh, belum ada setahun gue tinggal di sini udah balik lagi ke New York. Bakalan kangen sama semuanya deh.

Tapi ada satu hal yang mengganjal di hati gue.

Renjun bakalan kangen enggak ya sama gue? Atau malah nanti dia dapat cewek baru, enggak usah jauh-jauh deh, udah ada Ningning juga di dekatnya.

"Adekkkk!!! Itu ada temennya nungguin di bawah!!" Gue mengerutkan kening, tumben ada yang kesini malam-malam. "Siapa, Mah?"

ABANG ✔  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang