Chap 1

2.2K 156 27
                                    

Matahari bersinar cerah pagi itu. Shin Hye baru selesai memandikan si kecil Min Woo dan sekarang anak balita itu sulit dipakaikan baju. Ia malah berlari kesana kemari menolak memakai baju.
"Sayang...! Eomma tinggal ni. Eomma akan pergi sendiri, Min Woo Eomma tinggal." Shin Hye kesal terus mengejar-ngejarnya.
"A... ah... ande!" dia tidak mau ditinggalkan.
"Ayo, pake bajunya! Kalau tidak mau Eomma tinggal."
Baru dia diam, mau dipakaikan kaos dan celana. Tapi lari-lari lagi saat mau disisir rambutnya.
"Eomma pergi ya! Min Woo Eomma tinggal dengan Harmeoni?" lagi ujar Shin Hye.
"Tielo..." teriaknya.
"Ya sudah, sini disisir dulu rambutnya."
Sekali lagi ia menuruti. Takut tidak dibawa serta ibunya kalau tidak patuh.
"Aigoo... cakepnya anak Eomma. Wangi pula." puji Shin Hye sambil mengoleskan colone pada tengkuk dan bajunya.
"Pololo, Mma!"
"Iya, cakep kaya Pororo. Sekarang Min Woo makan, lalu kita berangkat deh. Jeolbar!"
"Nde, tolbal!" Balita berwajah tampan itu mengikuti ekspresi ibunya membuat wajahnya yang lucu itu makin menggemaskan. Shin Hye lalu menuntunnya membawa ke meja makan.

Didepan televisi di ruang tengah seorang wanita paruh baya terduduk seraya mata menatap TV. Ia lalu menolehkan wajah sekitar 30 derajat saat terdengar celoteh Min Woo kepada ibunya.
"Harmeoni, Min Woo sudah mandi." oceh Shin Hye sambil menuntun anaknya.
"Aigo... pantas wangi." puji wanita itu dengan pandangan tidak fokus melainkan hanya menoleh sekitar 30 derajat.
"Min Woo sekarang mau makan, Harmeoni." ucap Shin Hye lagi.
"Emoko, Amoni!" ucapnya pula meniru.
"Nde, makan yang banyak. Biar Min Woo cepat besar."
"Nde." Shin Hye yang menjawab.

Setelah selesai menyuapi Min Woo, Shin Hye lalu menyiapkan makanan di meja makan untuk wanita itu. Menyiapkan makanan berat, minuman dan makanan kecil. Ia sendiri membawa perbekalan makanan bayi, susu untuk Min Woo. Lalu beberapa potong pakaiannya yang ia packing dalam tas. Setelah itu baru ia pamit hendak berangkat.
"Aku pergi dulu, Komo. Air untuk mandi sudah disiapkan di bak mandi." ucapnya sambil telah siap dengan Min Woo yang nemplok dalam gendongannya.
"Nde, hati-hati, Shin Hye-ya!" balas Komo.
"Min Woo pergi, Harmeoni! Sampai nanti." sambil sengaja mengasongkan wajah balita lucu itu kepadanya.
"Jangan nakal sama Eomma ya?" pesan Komo mencium kening Min Woo. Setelah itu baru ia pergi sambil menggendong buah hatinya dan menenteng tas yang berisi perbekalan balitanya.
🌲

Sebuah kantor perusahaan yang bergerak di bidang jasa penjualan, tampak sibuk pagi itu. Seluruh jajaran direksi yang biasanya datang lebih siang, pagi itu sudah lengkap hadir. Setiap kepala divisi dan kepala departemen, sudah bersiap di ruangan masing-masing. Begitu juga para manajer menengah, tidak ada yang ketinggalan. Rupanya kehadiran para petinggi di pagi hari yang gegap gempita itu karena kantor mereka akan kedatangan direktur baru.

Dia adalah seorang yang sangat perfectionist. Disamping itu track record-nya luar biasa. Di usianya yang masih muda, dia telah sukses menembus Bank Dunia dengan reputasi yang membanggakan. Dia adalah pewaris. Karena dia putra presiden direktur kantor pusat. Setelah lulus kuliah di luar negeri, dia tidak mengambil posisi di kantor ayahnya. Melainkan memilih bekerja di Bank Dunia untuk mengasah kemampuan manajerial-nya. Dan setelah sekitar 5 tahun ditempa di Bank Dunia yang berkedudukan di Washington DC, ia pulang untuk memimpin salah satu anak perusahaan ayahnya. Di kantor itulah ia akan menduduki pucuk pimpinan.

Mendengar reputasinya saja orang-orang sudah tegang. Bayangan sosok tegas dan sangat disiplin, sangat menghantui mereka. Jika terdengar olehnya kinerja karyawan bahkan pada level manajer, tidak cukup memuaskannya, ia tidak segan untuk memberhentikan. Tanpa pandang bulu. Ia tidak peduli jika karyawan itu adalah anak atau kerabat para petinggi kantor pusat atau famili para pemegang saham. Jika tidak ikut aturan mainnya, ia mempersilakan untuk pergi dari jajaran staf-nya.

Angel Without WingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang