Chap 20

786 119 9
                                    

"Usiamu berapa? Kenapa kau manja sekali padanya?" Suatu hari tanya Ju Won pada Min Young di perpustakaan umum.
"Aku 3 tahun lebih tua darinya. Tapi saat usianya 10 tahun ibunya meninggal karena sakit. Dia lalu tinggal dengan kami karena ayahnya, urri Samchun, bekerja di lepas pantai. Karena tidak ada ayah dan ibu, otomatis dia lebih mandiri. Sejak tinggal dengan kami, Shin Hye seperti kakak saja buatku. Aku lebih kolokan darinya, karena aku punya orang tua yang lengkap." cerita Min Young.
"Aigo... pantas kalau begitu. Dan aku suka dengan gadis mandiri serta pekerja keras seperti dia." ucap Ju Won. "Min Young-ah, sepertinya aku jatuh cinta pada adikmu itu." tutur Ju Won tanpa tedeng aling-aling.
"Jeongmal? Aigo... kau akan melangkahiku, Ju Won-ah?"
Ju Won mengedikan alisnya jenaka.

Ju Won sangat akrab dengan Min Young karena usia mereka sama. Meski ia lebih dulu bertemu dengan Shin Hye. Buku-buku yang ia ambil dari rak di perpustakaan sering sama dengan Min Young, itu awalnya mereka mulai akrab. Tapi Shin Hye tampak lebih ngemong meski usianya lebih muda. Dia lebih pandai meredam jika Min Young emosi karena sesuatu sebab. Ju Won terang lebih suka gadis yang lebih dewasa dalam bersikap. Ia tidak suka gadis manja yang suka merepotkannya. Tapi Shin Hye memang terlalu dewasa untuk usianya yang masih belia kala itu. Mungkin karena hidup sebatang kara setelah ayahnya pun meninggal dalam sebuah kecelakaan. Shin Hye menjadi gadis yang tangguh. Dia jarang menangis dan jarang mengeluh. Ju Won kadang takut dengan ketegarannya yang luar biasa sebagai gadis berusia belasan tahun.

Ketika ayah Min Young meninggal, Shin Hye yang bertindak sebagai kepala keluarga yang mengurus ini dan itu. Sebab Min Young dan ibunya tenggelam dalam kesedihan mendalam. Lalu saat keduanya lantas harus bahu membahu mencari nafkah untuk hidup mereka, Shin Hye bekerja lebih keras. Maka dia pun lebih berkemampuan untuk memutuskan sesuatu diantara mereka bertiga. Dan berkaca dari kebiasaan itulah ketika Ju Won pun tidak menolak keputusannya untuk sembunyikan kehamilan Min Young dan kelahiran bayi mereka dari Shi Yun. Siapa  menyangka semuanya akan berakhir seperti ini? Ju Won mengurut kepalanya yang tiba-tiba terasa berat.
🌲

Ju Won menghentikan mobilnya di depan kantor DWC sore itu, tidak lama puluhan karyawan menghambur dari dalam. Ada juga kendaraan mengantri di pintu keluar. Ju Won mengamati setiap karyawati yang keluar dari dalam. Sekian lama berselang, seseorang yang amat ia kenal berjalan ke hadapannya. Ia terdiam terpaku menatap dari dalam mobil. Seorang wanita sambil menggendong seorang balita melintas ke hadapan mobilnya. Langkahnya lurus menuju halte. Ju Won masih terkesima menatapnya, hingga akhirnya ia tersadar kala sebuah bus datang. Ia segera menyalakan mesin mobilnya lalu mengikuti bus itu tepat di belakangnya. Shin Hye akan berhenti dimana?

Ia terus mengikuti bus yang melaju membelah kota. Ia turut menepi bila bus berhenti di halte, menurunkan penumpangnya. Ia mengamati penumpang tersebut. Jika bukan orang yang dikenalnya, ia melanjutkan melaju, kembali membuntuti bus. Terus begitu hingga akhirnya karyawti DWC yang menggendong anak balita itu turun dari bus. Ju Won memperhatikan kemana arah yang ditujunya. Ia pun turun dari mobil kala Shin Hye berbelok ke gang. Ia kembali memperhatikan kemana lagi arah langkahnya. Dan ia berdiri saat akhirnya Shin Hye memasuki sebuah rumah. Ia memindai sekelilingnya. Rumah kecil berada di dalam gang, tanpa halaman. Halamannya langsung jalan kecil yang dilalui orang-orang. Ju Won kembali menghela napas.
"Mianheso, Shin Hye-ya!" desisnya dalam hati saat berbalik lagi hendak kembali ke pinggir jalan tempat ia memarkir mobilnya.
🌲

Pulang kerja hari itu Shin Hye dikejutkan oleh keberadaan seseorang di rumahnya. Dia tampak sedang mengobrol dengan Komo sambil menonton televisi.
"Harmeoni... Min Woo waseo!" teriak Shin Hye saat membuka pintu.
"Amoni... ateo!" Min Woo meniru sambil pula berteriak.
Tapi langkah Shin Hye tertahan saat hendak melangkah masuk.
"Oppa..." seru Shin Hye kaget.
"Annyong, Shin Hye-ya!" ia menyambutnya sambil menyunggingkan senyum.
"Shin Hye-ya, Ju Won datang." lapor Komo.
"Nde, annyong, Oppa. Apa Oppa sudah lama?" tatap Shin Hye melangkah masuk.
"Belum, pulang dari kantor langsung kesini katanya." Komo yang menjawab.
"Ini... bayi itu, Shin Hye-ya?" Ju Won menatap Min Woo yang juga tengah menatapnya tajam.
"Iya. Kenalkan, ini Min Woo, Oppa."
"Annyong..." senyum Ju Won kepada Min Woo.
"U'uyo, Mma?" Min Woo tidak segera menerima salam Ju Won.
"Samchun. Ju Won Samchun." jawab Shin Hye menurunkan Min Woo dari gendongannya.
"Tamtun...?" tanya Min Woo. "Tamtun." ulangnya. Meski berani menantang tatapan Ju Won dan mempertanyakannya, tapi nampaknya untuk menghampirinya ia tidak memiliki keberanian. Ia bahkan tidak berani melangkah sendiri karena Shin Hye juga masih tegak di tempatnya berdiri, meletakan kedua tas bawaannya. Tangannya memegang tepi baju ibunya.
"Ayo beri salam Samchun!" Shin Hye menuntunnya mendekati Ju Won.
Ju Won sudah mengasongkan tangan mengajaknya berjabatan.
"Ani." jawabnya menolak menjabat tangan Ju Won.
"Eh, kok tidak mau?" Shin Hye heran.
"Aniyo, Mma!" tandasnya.
"Kenapa tidak mau?" Shin Hye memaksa.
"Aniyo!" Min Woo berteriak menolak malah lalu minta digendong lagi.
Min Woo seperti trauma bertemu pria dewasa yang baru dikenalnya. Ia sangat takut dibawanya pergi.
"E, kok jadi penakut gini sih?" Shin Hye mengerutkan kening melihat tingkah buah hatinya, dan ia akhirnya tidak menolak menggendongnya lagi.
"Maaf, Oppa! Tidak biasanya dia begini." Shin Hye sangat menyesalkan tingkah Min Woo.
"Dia sudah gede, Shin Hye-ya." komentar Ju Won takjub menatap Min Woo yang nemplok lagi di gendongan Shin Hye.
"Iya, usianya 2 tahun lebih sekarang. Apa Oppa sengaja mampir kesini?" Shin Hye tak urung heran dengan kedatangan Ju Won yang tiba-tiba dan tanpa kabar berita sebelumnya.
"Nde, aku sengaja mencarimu. Ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan, Shin Hye-ya."
"Geurae?"
"Tapi nanti saja setelah dia tidur. Supaya leluasa."
"Kalau menunggu dia tidur harus malam, Oppa."
"Nde, aku bisa menunggu. Lakukan kegiatanmu seperti biasa, jangan merasa terganggu olehku."

Walau agak aneh karena ada Ju Won tak urung Shin Hye melakukan pekerjaannya seperti biasa sepulang kerja. Yaitu membuat makanan untuk mereka makan malam, sambil Min Woo agak rewel tidak mau jauh darinya. Sebab ada Ju Won. Ju Won sendiri asik mengobrol dengan Komo sambil diam-diam mengamati Shin Hye yang tentu repot seperti ini setiap hari, setiap ia pulang bekerja. Mengurusi anak balita itu dan neneknya, padahal seharusnya ia beristirahat. Tapi Shin Hye terpaksa harus menahan keinginannya untuk beristirahat cepat sebab 2 orang itu tidak ada lagi yang mengurusinya.

Meski awalnya Min Woo takut oleh Ju Won, lama-lama ia mau mendekat dan berinteraksi. Harmeoni pun sejak tadi tampak asik mengobrol dengannya, dan semua baik-baik saja, itu barangkali yang terpikir oleh anak itu hingga akhirnya ia mau lepas dari gendongan ibunya yang tampak kesulitan memasak sambil menggendongnya. Tapi Shin Hye dengan sabar mengikuti keinginan buah hatinya. Meski ia cukup kesulitan. Dan potret kesabaran Shin Hye mengasuh Min Woo membuat Ju Won berpikir ulang untuk menyampaikan maksud kedatangannya ke rumah itu yang tiba-tiba. Tegakah ia menyampaikan keinginan Shi Yun untuk memeja-hijaukan Shin Hye atau memberikan anak itu secara suka rela?

Shin Hye menggelar makanan yang baru saja dimasaknya di atas meja pendek, dengan 3 buah mangkuk untuknya, Komo dan Ju Won. Untuk Min Woo tempat makannya tersendiri. Ju Won tergugu untuk turut makan malam dengan mereka. Menu makannya hanya makanan sederhana.
"Menu makan di meja makan Oppa pasti yang bagus dan enak-enak, tapi tidak ada salahnya sekarang Oppa nikmati menu sederhana ini. Cukup enak untuk menghangatkan badan, Oppa." ceracau Shin Hye melihatnya terdiam bisu.

Tbc...

Angel Without WingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang