Ju Won menarik ujung bibirnya kecil.
"Tolong tuang untukku!" pintanya mengasongkan mangkok minta diisi sayur yang masih mengepulkan asap. Shin Hye segera menyendokannya. Menyendokan juga untuk Komo.
Sejak dulu ia menyukai gadis ini bukan tidak tahu Shin Hye gadis miskin, dan ia bisa menerima semua kekurangannya itu. Sekarang setelah tidak lagi bersamanya ia pun tidak mudah untuk mendapatkan penggantinya. Shin Hye memang jelek apa yang disandangnya, tapi cantik paras dan hatinya.Dia tidak segera menyuap mengisi perutnya, karena Min Woo masih harus disuapi. Anak itu baru belajar menyuap, memegang sendoknya saja masih belum benar. Jadi nasi pada sendok yang disuapkannya itu sebagian jatuh lagi ke piringnya. Lucu, melihat ekspresinya. Sangat menggemaskan. Ju Won mengurai senyum menyaksikannya. Sekali lagi Ju Won melihat kesabaran dan ketelatenan Shin Hye mengajarinya makan.
"Seperti ini pegang sendoknya, Sayang!" Shin Hye membetulkan tangan Min Woo memegang tangkai sendok.
Anak itu menyuapkan lagi nasi ke mulutnya, tapi lagi-lagi sebagian tumpah.
"Kenapa tidak disuapi saja supaya cepat selesai, Shin Hye-ya?" Ju Won jengkel melihatnya.
"Biar dia belajar, Oppa. Aku tidak bisa membiarkannya belajar seperti ini kalau di kantor, sebab aku harus bekerja."
Ju Won tak bicara lagi. Selesai makan Shin Hye mengajaknya main sebentar sampai Min Woo menguap, setelah itu Shin Hye pun mengelonnya dulu. Baru Shin Hye menghampirinya untuk bicara.
"Jadi begini kegiatanmu setiap hari?" tatap Ju Won saat Shin Hye menghampirinya duduk diluar. Ia mulai bosan menunggu, hampir saja pergi. Saat akhirnya Komo pun memasuki kamarnya untuk tidur, Ju Won melangkah keluar. Ia duduk di bangku tempat Komo menikmati udara luar jika bosan berada terus di dalam rumah.
"Iya, dan sebelum pergi tidur aku harus mempersiapkan untuk besok. Supaya tidak terlalu repot." tukas Shin Hye duduk diambang pintu.
"Apa kau bahagia?" tanya Ju Won menyelidik.
"Iya, tentu saja aku bahagia."
"Meski harus bekerja banting tulang?"
"Dengan begini aku merasa berarti, Oppa. Aku bahagia melihat Komo dapat makan dengan lahap, dan sangat bahagia melihat pertumbuhan Min Woo dari waktu ke waktu."
"Kau tidak bertanya, untuk apa tiba-tiba aku datang pada kalian setelah selama ini aku menghilang darimu?"
"Tentu saja aku ingin tahu, meski aku dapat mengira kedatangan Oppa yang tiba-tiba ini ada hubungannya dengan Shi Yun Oppa."
"Iya, kau benar. Shi Yun menyuruhku untuk mengambil Min Woo secara hukum. Artinya aku harus membawa ini ke pengadilan. Kau nanti harus berhubungan dengan pengadilan. Apa kau punya pengacara?"
Shin Hye menggeleng. "Jadi Oppa juga akan mengambil Min Woo?"
"Kenapa tidak kau berikan saja, Shin Hye-ya? Shi Yun itu ayah kandungnya."
"Aku bukan tidak akan memberikannya, Oppa. Tapi aku meminta waktu supaya Shi Yun Oppa mendekati dulu Min Woo. Biar mereka kenal dulu. Sekarang Min Woo tidak mengenal siapa pun selain aku, dan dia ketakutan waktu Shi Yun Oppa akan mengambilnya dengan paksa."
"Aku tahu, Shi Yun sudah cerita. Tapi dia memaksaku. Aku juga memahami kondisinya, Shin Hye-ya. Dia sangat merindukan Min Woo."
"Tapi harusnya Shi Yun Oppa juga memikirkan psikologis Min Woo."
"Tidak bisakah kau berikan saja Min Woo sekarang? Surat pembatalan adopsi anak itu sudah ada padaku, supaya kita tidak usah direpotkan dengan urusan pengadilan. Berikan saja Min Woo pada Shi Yun, kau tidak harus memikirkan lagi anak itu. Sebab dia ada bersama ayah yang seharusnya mengasuhnya."
"Tolong Oppa pahami keadaanku, aku tidak meminta Shi Yun Oppa untuk menunggu lama. Hanya sampai Min Woo mengenalnya. Setelah Min Woo nyaman bersamanya, aku akan menyerahkannya kepada Shi Yun Oppa."
"Tapi itu butuh berapa lama?"
"Tergantung Shi Yun Oppa seberapa lama dapat Min Woo terima."
"Kau tahu, sekali lagi kau menyulitkan diri sendiri, Shin Hye-ya. Kau tetap keras kepala seperti dulu. Teorimu sekali lagi akan mental sebab yang kau hadapi kekuasaan. Joa, jika begitu pendirianmu aku tidak punya pilihan selain mengikuti keinginan Shi Yun. Dia tidak berlebihan sebab yang dia ambil paksa itu anak kandungnya sendiri. Aku akan membelanya, dan kau sebaiknya siapkan juga pengacara yang akan membelamu. Jika mungkin, kau minta itu pada Chang Wook. Kudengar Chang Wook sangat memperhatikanmu, Shin Hye-ya." ucap Ju Won sangat tidak diduga.
Tapi Shin Hye segera menyadari, jika dulu pun tega meninggalkannya apalagi sekarang mereka tidak dalam keadaan bersama. Shin Hye akhirnya hanya diam.
"Keperluanku hanya itu, terima kasih kau dengan Min Woo juga Komo dalam keadaan baik. Dan maaf, sekali lagi kita harus bersebrangan karena anak itu." ucap Ju Won sebelum pergi meninggalkan Shin Hye yang hanya bisa diam.
"Sampai jumpa lagi, Shin Hye-ya! Selalu jaga kesehatan! Kau harus selalu sehat demi Min Woo dan Komo." Ju Won mengulurkan tangannya kepada Shin Hye untuk berjabatan.
"Gomowo, Oppa! Sudah mampir. Oppa juga kesehatan." Shin Hye menerima uluran tangan Ju Won. Sejenak mereka berjabatan, setelah itu Ju Won meninggalkan rumah itu dengan tatap mata Shin Hye yang mengantar hingga sosok pria itu hilang diujung gang. Baru Shin Hye memasuki rumah dan mengunci pintunya.
Seperti mimpi tiba-tiba ia kedatangan Ju Won setelah selama 2 tahun lebih hilang dari hidupnya. Dan kedatangannya itu bukan atas inisiatif dirinya, melainkan atas perintah Shi Yun. Shin Hye menghela napas lelah saat membaringkan tubuh disamping Min Woo yang sudah lelap.
🌲Meski Chang Wook sudah memerintahkannya untuk melapor jika Shi Yun telah mengirim pengacara, tapi Shin Hye tidak menyampaikan kedatangan Ju Won ke rumahnya yang mengaku sebagai pengacara Shi Yun. Sebab hati kecilnya sangat berharap Ju Won tidak akan sampai hati mengambil Min Woo dari tangannya. Di kantor ia bekerja seperti biasa. Sampai siang itu ia dikejutkan oleh surat panggilan dari pengadilan.
Petugas resepsionist datang memberikan surat itu.
"Ibu ditunggu saat ini juga dibawah oleh petugas pengadilan." lapornya.
"Mwo? Petugas pengadilan, Nona?" Shin Hye tak kepalang kaget.
"Benar, mereka datang untuk menjemput Ibu."
"Aigo... ottokhe?" Shin Hye teramat bingung.
"Apa yang terjadi, Eonni?" temannya di ruang arsif menatap heran.
"Ottokhe, Jung In-ah? Aku dijemput oleh petugas pengadilan." tatapnya cemas.
"Whe guedaeyo? Kenapa petugas pengadilan menjemput Eonni?"
"Atas perintah ayahnya Min Woo."
"Anda sedang ditunggu, Bu. Apakah Anda akan pergi atau tidak? Jika tidak saya harus cepat katakan padanya." petugas resepsionist tidak bisa menunggu lama.
"Aku harus pergi. Baiklah aku akan pergi." putus Shin Hye akhirnya bersiap menggendong Min Woo. Tas yang berisi makanan dan susu Min Woo yang hanya dibawanya. Setelah itu ia mengikuti perempuan petugas resepsionist.
"Tolong sampaikan kepada Kim Kojang dan Tn Dong Hun jika bertanya nanti, Jung In-ah." pesannya sebelum berlalu.
"Nde, hati-hati, Eonni!"Sepanjang jalan Shin Hye tak berhenti cemas. Bagaimana jika akhirnya ia harus kehilangan Min Woo? Bagaimana jika pengadilan akhirnya mengambil darinya hari ini? Shin Hye mendekap balita itu dengan erat, membuat Min Woo bertanya kepadanya.
"Diya, Mma? Ibe?" tatapnya.
"Ani. Kita akan ke pengadilan. Min Woo akan bertemu dengan Appa."
"U'uyo?"
"Appa."
"Ppa..?"
"Nde. Min Woo Appa."
Anak itu lalu diam, seperti berpikir. Dan tidak bersuara lagi hingga mereka tiba di kantor pengadilan.Shi Yun dengan Ju Won sudah menunggu di sebuah ruangan dan seorang ajhumma yang pernah datang ke kantor Shin Hye. Shin Hye dengan Min Woo dibawa ke ruangan itu.
"Kau datang, Shin Hye-ya? Apa kau sendiri saja? Mana pengacaramu?" sambut Shi Yun begitu Shin Hye memasuki ruangan itu.
"Oppa... apa maksudnya semua ini? Apa Shi Yun Oppa tetap akan memaksa Min Woo ikut dengan Oppa?" tanya Shin Hye abai dengan pertanyaan Shi Yun.
"Apa kau juga masih tetap akan keras kepala, Shin Hye-ya?" balas Shi Yun.
"Jebal, Oppa! Min Woo belum mengenal Oppa. Dia pasti akan ketakutan."Tbc...
Inilah gong'y dr ff ini...
Awal'y ini yg t'pikir dibenak author. Shinhye b'sm ke-3 cowok keren itu sbg t'dkwa. Satu yg menuntut, satu yg m'jatuhkn hukuman buat'y, satu lg yg m'bela.Tp p'kembangan'y jd spt ini. Ya sudahlah ya... nikmati saja!
![](https://img.wattpad.com/cover/127393943-288-k752620.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Without Wing
Fiksi PenggemarPerempuan dengan seorang balita laki-laki yang selalu dibawanya ke tempat kerja itu, sama sekali tidak menarik perhatian Chang Wook pada awalnya. Tapi entah kenapa, belakangan sosok itu begitu kuat menarik simpatinya. Padahal tidak ada sesuatu yang...