Tidak ada pilihan, sebab kondisi Min Woo tidak membaik setelah dilakukan perawatan intensif seharian. Anak itu stress menurut dokter, harus dicari yang akan mampu membuatnya tenang.
Shi Yun mengeluarkan ponsel dari saku jasnya. Setelah menekan nomer kontak seseorang, ia lalu menempelkan benda itu di telinganya.
"Kau hubungi Shin Hye, Ju Won-ah! Katakan Min Woo dirawat di RS. Dan minta dia untuk datang." titahnya mengagetkan Ju Won yang menerima teleponnya.
"Mworagu? Min Woo masuk RS? Apa yang terjadi, Shi Yun-ah?"
"Min Woo demam, dan karena demamnya sangat tinggi dia kejang, Ju Won-ah. Dia tidak berhenti menangis, dia terus memanggil-manggil Shin Hye."Shin Hye sampai menangis menerima kabar itu dari Ju Won.
"Kau mau menungguku atau pergi sendiri ke RS?" tanya Ju Won.
"Aku pergi sendiri saja, Oppa. Gomowoyo..." Shin Hye bergegas merapikan meja kerjanya. Ia kemudian menuju ruang kepala bagian rumah tangga untuk melapor dirinya pulang lebih cepat. Tapi saat menunggu lift ia bertemu Chang Wook dan Dong Hun yang baru keluar dari dalam lift. Shin Hye segera membungkuk.
"Anda sepertinya akan pergi, Eonni?" tanya Dong Hun.
"Benar. Saya mohon ijin pulang lebih cepat. Min Woo berada di RS. Saya diminta untuk datang, Tn Dong Hun." jawab Shin Hye.
"Min Woo di RS? Apa yang terjadi?" Chang Wook kaget.
"Katanya demam, Sajang-nim. Karena demamnya sangat tinggi mengakibatkannya kejang."
"Ya sudah, kita pergi, Shin Hye-ssi! Dong Hun, kau gantikan aku di rapat pimpinan, katakan aku menengok bayinya Tn Shi Yun dari BM Group." Chang Wook membelokan langkah mengikuti Shin Hye.
"Nde, aguesmidha, Sajang-nim!" angguk Dong Hun sangat memahami gejolak rasa atasannya yang begitu mengkhawatirkan karyawatinya itu. Shi Yun ni apa-apaan? Min Woo padahal dalam keadaan sehat tak kurang suatu apa sebelumnya. Benar-benar cari perkara.
🌲Nyaris tidak ada obrolan apa pun di dalam mobil yang dikemudi sendiri oleh Chang Wook. Shin Hye duduk gelisah di sampingnya. Ia sudah tidak bisa memikirkan dengan siapa ia berkendara. Yang ada di benaknya, hanya ingin segera tiba. Ingin segera memeluk Min Woo. Semoga tidak ada hal yang tidak diharapkan terjadi.
"Apa sebelum ini Min Woo pernah masuk RS untuk dirawat, Shin Hye-ssi?" tanya Chang Wook mengalihkan fokusnya.
"Aniyo, Sajang-nim! Ini baru pertama kali. Min Woo itu anak yang kuat. Dia selalu mendengarkan saya supaya tidak makan sembarangan biar kesehatannya terjaga." cerocos Shin Hye cemas tanpa buatan.
"Kau jangan terlalu khawatir. Min Woo ada di tangan ayahnya dan berada di RS. Dia pasti baik-baik."
"Nde, semoga dia baik-baik!" harap Shin Hye pula dari dalam lubuk hatinya yang terdalam.Melihat kegelisahan di wajah Shin Hye, Chang Wook melarikan roda 4-nya dengan cepat. Membuat tidak berapa lama mereka tiba di RS. Shin Hye setengah berlari mencari kamar dimana Min Woo berada setelah bertanya kepada resepsionist. Chang Wook mengikutinya tunggang langgang. Dan ia menemukan sebuah kamar dimana buah hatinya berbaring di dalam box anak dengan jarum infus di keningnya. Shin Hye seketika memasuki kamar itu tanpa permisi.
"Min Woo-ya! Urri aegi..." serunya dengan berurai air mata. Ia langsung memburu box itu. Min Woo yang sedang berbaring sambil menangis itu menatapnya. Dan terdengar teriakannya memanggil Shin Hye.
"Mma... Eomma!" Ia bahkan berusaha bangkit dari baringnya.
"Ini Eomma, Sayang! Eomma datang untuk Min Woo." Shin Hye memeluk tubuh kecil Min Woo di dalam box bayi membuat seketika tangis balita itu terhenti.Shi Yun dan Yoo Na yang berada di dalam kamar itu sama-sama bisu. Hanya melihat apa yang dilakukan Shin Hye, Yoo Na segera meletakan kursi pendek di dekat box Min Woo, supaya Shin Hye duduk tidak jongkok seperti itu. Dari ambang pintu terdengar suara seseorang.
"Jeogiyo..." Chang Wook rupanya yang menyusul Shin Hye.
"Eoh, Chang Wook-ah! Masuk!" sambut Shi Yun.
"Oppa..." seru Yoo Na pula.
"Aku mendengar Min Woo masuk RS, aku ingin menengok makanya pergi bersama Nn Park." jelas Chang Wook melangkah masuk. "Bagaimana keadaannya sekarang?" Chang Wook menatap Min Woo dan Shin Hye yang tengah memeluknya.
"Dia menolak makan dan minum susu sejak aku bawa ke rumah, makanya dehidrasi." jelas Shi Yun merasa sangat berdosa.
"Mmh..."
Shin Hye seperti baru sadar, ia mengangkat tubuhnya dari box Min Woo. Lalu menatap Shi Yun dan Yoo Na.
"Terima kasih Oppa segera mengabariku." ucapnya.
"Mma..." seru Min Woo, sangat ketakutan Shin Hye meninggalkannya lagi.
"Tidak, Sayang! Eomma tidak pergi. Eomma akan tetap disini di sisi Min Woo, eoh?" Shin Hye membelai keningnya.
"Annyong..." sapa Chang Wook menatap Min Woo.
"Tamtun..." Min Woo mengenalinya.
"Eh, Min Woo masih kenal Samchun! Min Woo harus cepat sembuh supaya nanti kita menggambar lagi." senyum Chang Wook.
"Menggambar? Apa kalian sangat dekat?" Shi Yun menatap cemburu.
"Keuroum. Kita teman ya!" Chang Wook tersenyum lagi kepada Min Woo.
"Aigo... Chang Wook Oppa ini berteman dengan siapa?" sindir Yoo Na sambil melangkah ke pintu. "Aku akan cari minum dulu, Oppa. Untuk tamu kita." imbuhnya.Tapi langkah Yoo Na tertahan di ambang pintu, sebab ada lagi yang datang. Sosok Ju Won berdiri di ambang pintu nyaris bertabrakan dengan Yoo Na.
"Ommo..." seru Yoo Na kaget. Ju Won segera megangguk. "Ju Won Oppa! Masuk! Sedang ada tamu yang menengok Min Woo, jadi aku akan ambil minuman." ucap Yoo Na.
"Nde. Silakan!" senyum Ju Won memberi Yoo Na jalan.
Semua orang yang berada di dalam menengokan wajah padanya.
"Masuk, Ju Won-ah!" perintah Shi Yun.
"Nde. Annyong, Sajang-nim!" angguk Ju Won pada Chang Wook.
"Annyong. Tapi kita ini teman, Ju Won-ah. Panggil saja aku seperti terhadap teman." pinta Chang Wook.
"Nde, aguesmidha!" senyum Ju Won.Ia kemudian menatap Shin Hye yang sedang membelai Min Woo dan melangkah menghampirinya.
"Bagaimana kondisinya sekarang?" tanyanya.
"Yang pasti dia berhenti menangis sejak ada Shin Hye." Shi Yun yang menjawab.
"Geuraeyo?" tatap Ju Won pada Min Woo. Balita itu merangkul Shin Hye seperti yang takut oleh Ju Won.
"Mma..." panggilnya.
"Aniya, gwenchana! Ada Eomma disini." Shin Hye balas memeluk menenangkannya.
"Kau juga membuatnya takut, Ju Won-ah. Jangan menampakan diri padanya." seloroh Shi Yun.
"Nde." senyum Ju Won tipis.
"Jadi apa rencanamu sekarang? Kemarin aku bilang akan menunjuk pengacara untuk banding." tatap Chang Wook pada Shi Yun.
Terlihat Shi Yun menghela napas dalam sebelum berbicara.
"Aku sungguh malu pada kalian. Seharusnya aku tidak gegabah mengambil tindakan. Aku sangat sedih awalnya, makanya aku berbuat tanpa berpikir. Tapi ternyata tindakanku itu malah melukai Min Woo. Kau tidak perlu menunjuk pengacara dan melakukan banding. Aku akan mengembalikan Min Woo pada Shin Hye." ucap Shi Yun serius.
"Jeongmal, Oppa?" lirik Shin Hye.
"Min Woo belum bisa jauh darimu, Shin Hye-ya! Jadi aku akan menitipkannya lagi padamu. Sampai saatnya nanti dia bisa meninggalkanmu." lanjut Shi Yun.
"Jeongmal?" senyum Shin Hye membuat Chang Wook juga melebarkan bibirnya. Ia turut senang. "Kamsahamnidha, Oppa! Min Woo walau tidak bersamamu tapi aku berjanji dia akan segera mengenalmu sebagai ayahnya. Sebab Min Woo juga pasti merindukan Oppa, hanya dia terlalu kecil untuk memahami perasaannya itu." jelas Shin Hye.
"Namun untuk itu aku punya satu permintaan padamu." ucap Shi Yun membuat Shin Hye menatapnya lagi.
"Mwoga?"
"Kau tinggalkan kantor Chang Wook! Kau asuh saja Min Woo. Kau bisa mematuhinya?" tatap Shi Yun.
Shin Hye tidak segera menjawab, ia menatap Chang Wook yang juga tengah menatapnya. Semua orang menatapnya lekat. Mereka penasaran akan jawabannya. Apakah Shin Hye akan mematuhi Shi Yun? Atau ia akan menolak meski harus kehilangan Min Woo?Tbc...
Wuih... pilihan yg berat nampaknya buat Shinhye.
Coba Shiyun nanya gitu'y ke author, jls banget pilihan author apa?
![](https://img.wattpad.com/cover/127393943-288-k752620.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Without Wing
FanfictionPerempuan dengan seorang balita laki-laki yang selalu dibawanya ke tempat kerja itu, sama sekali tidak menarik perhatian Chang Wook pada awalnya. Tapi entah kenapa, belakangan sosok itu begitu kuat menarik simpatinya. Padahal tidak ada sesuatu yang...