Chap 17

845 131 6
                                    

Ju Won kaget mendapati Shi Yun tiba-tiba datang ke kantornya tanpa kabar berita sebelumnya.
"Shi Yun-ah, aku terkejut kau datang tanpa mengabariku terlebih dahulu. Apa kabar? Aku mendengar dari Appa kau sudah kembali." sambut Ju Won.
Namun nampaknya kedatangan Shi Yun yang tiba-tiba kepada Ju Won bukan untuk sekedar say hallo, sebab terlihat dari sinar matanya yang tampak memendam kemarahan.
"Aku baru saja bertemu Shin Hye, Ju Won-ah. Shin Hye mengadopsi seorang anak laki-laki berusia 2 tahun. Apa kau tahu itu?" tatap Shi Yun tajam pada iris mata sahabatnya itu. Benar, Shi Yun dalam keadaan marah.
"Nde, arrayo. Dimana kau bertemu dengan Shin Hye?" percuma untuk berbelit-belit. Sebab Shi Yun sudah bertemu langsung dengan Shin Hye.
"Aku bertemu di kantor Chang Wook tidak sengaja setelah aku mendatangi rumah mereka dan katanya mereka pindah ke Busan. Aku tahu kau pasti tahu semua ini."
"Shi Yun-ah, kau mau kubawakan minuman apa? Biar kuambilkan minum dulu."
"Aniya, opshuh. Aku hanya ingin bicara denganmu." tepis Shi Yun tegas. Ju Won batal melangkah keluar. "Kalau kau bilang tahu, kau juga pasti tahu jika Min Young hamil?"
"Arrayo."
"Kapan kau mengetahuinya? Apa sebelum aku berangkat?"
"Iya, dan aku akan mengatakannya padamu tapi Shin Hye melarangku."
"Mworagu?" Shi Yun menyipitkan matanya, tidak percaya.
"Aku sudah akan mengatakan padamu, tapi Shin Hye melarangku sebab katanya Min Young melarangnya."
"Geojimal."
"Kau diseret pergi dari Min Young, tentu saja aku percaya pada yang dikatakannya."
"Tapi kau tidak seharusnya menutup mulutmu selama 3 tahun jika kau tahu fakta menyakitkan ini!" suara Shi Yun penuh tekanan dan terlihat matanya berkaca.
"Mianhe, Shi Yun-ah! Jeongmal mianheyo! Aku pun kala itu tidak menyetujui Shin Hye, itu makanya aku memilih putus dengannya. Aku tidak suka dengan tindakannya menyembunyikan hal penting ini darimu."
Shi Yun meletakan telapak tangannya di kening. Berusaha untuk tidak menangis, tapi air matanya sulit dibendung.

Seseorang terlihat dari luar hendak menemui Ju Won. Shi Yun segera menyeka matanya dan berlagak duduk tenang. Ju Won menatapnya lagi sebelum membuka pintu menemui rekan kerjanya di luar. Mereka berbicara sebentar di pintu, lalu Ju Won masuk lagi. Orang itu berlalu.
"Kita harus bicarakan ini dengan serius. Kita tidak bisa bicara disini." Shi Yun berdiri. "Kau tolong tinggalkan pekerjaan sebentar untuk bicara denganku." ujarnya.
"Nde, aguesmidha." Ju Won setuju. Ia lantas menyambar jas dan kunci mobil. Keduanya lantas beriringan keluar dari kantor itu.

Shi Yun membawa Ju Won bicara di tepi sungai Han. Mereka tiba bersamaan. Shi Yun sangat tidak sabar menunggu Ju Won yang tengah memarkir mobilnya. Keduanya lantas berbicara sambil duduk diatas sebuah bangku.
"Ceritakan semua yang terjadi!" perintah Shi Yun.
Ju Won lalu menceritakan semuanya yang telah terjadi. Tanpa ada yang terlewat. Dia katakan juga, dirinya pun tidak pernah lagi bertemu Shin Hye semenjak itu. Menunjukan bahwa dia sangat tidak setuju dengan langkahnya.
Shi Yun mendengarnya tidak bisa membendung air mata.
"Kalian semua sungguh tega padaku!" rintihnya.
"Hoejang-nim dan Samo-nim tahu tentang Min Young telah melahirkan bayimu, makanya beliau menandatangani surat permohonan adopsi yang dilayangkan Shin Hye. Aku sungguh tidak berdaya untuk memberitahumu saat itu, Shi Yun-ah. Mianhamidha!" Ju Won pun merasa sangat bersalah. Tapi tidak bisa berbuat apa-apa. "Kau tahu, aku tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak setiap memikirkanmu. Itu juga alasanku pergi menjauh dari Shin Hye. Aku tahu dia sangat kesulitan, tapi jika aku tetap bersamanya tanpa mengabarkan hal ini padamu, aku merasa sangat bersalah. Aku tidak sanggup sembunyikan ini terus darimu. Maafkan, Shi Yun-ah!" Ju Won menekuk lututnya ditanah menyatakan betapa ia sangat menyesal.
Shi Yun mengusap air matanya. Ia tampak tenang. Ju Won menatap wajah teman kecil yang juga anak majikan ayahnya itu dengan waswas. Shi Yun tipikal yang tidak banyak bicara, bertindak agresif terhadapnya seperti tadi karena ia sudah terlampau marah. Dan ekspresi tenangnya sekarang Ju Won khawatir bukan indikasi dari hatinya yang telah menerima kenyataan pahit itu, namun bisa jadi reaksi dari kemarahannya yang bertumpuk. Ia tengah mengambil ancang-ancang.
"Shi Yun-ah, gwenchana?" Ju Won meyakinkan.
"Ani. Kau tahu rasa sakit yang kurasa sekarang? Tapi sudahlah! Mungkin memang orang tuaku yang salah. Namun aku tidak akan membiarkan semuanya seperti yang mereka mau. Sebagai pernyataan maafmu, kau harus mau jika aku meminta bantuanmu sebagai pengacara." tatap Shi Yun dengan sinar mata yang tampak berbeda.
"Nde, aku bersedia membantumu. Panggillah aku jika kau membutuhkanku."
"Oke. Kau pergilah! Aku masih akan duduk disini." Shi Yun membuang muka dari Ju Won.
"Gomowo, Shi Yun-ah. Dan sekali lagi, mianhe! Aku sangat bersalah padamu." ucap Ju Won untuk yang terakhir.
"Ga-a!" Shi Yun tidak berpaling.
"Kau harus pulang setelah ini. Eoh!"
"Gara-gu!"
Ju Won menghela napas dalam, lalu berbalik meninggalkan Shi Yun yang memejamkan mata merasakan hatinya yang teramat perih.
🌲

Benar kecurigaan Ju Won, Shi Yun sedang menghimpun kekuatan untuk memuntahkan segenap marah dan sakit hati kepada kedua orang tuanya. Sekembalinya dari sungai Han, ia mendatangi ibunya dengan langkah seribu dan wajah kaku.
"Eommoni, aku perlu bicara denganmu." pintanya dingin.
"Whe geudaeyo? Kenapa kau ini?" ibunya, wanita cantik paruh baya itu menatapnya heran.
"Aku ingin bayiku yang telah diadopsi itu. Batalkan adopsinya, Eommoni! Sebab aku ayahnya masih hidup." ujarnya semakin menusuk.
Ibunya terkejut. Amat sangat terkejut. Darimana Shi Yun tahu tentang bayinya? Siapa yang besar mulut?
"Kau ini bicara apa?"
"Jika Eommoni tidak melakukannya, aku yang akan melakukannya. Aku akan mengambil bayi itu."
"Andweyo!" teriak ibunya.
"Whe andwe, Eommoni? Dia anakku. Darah dagingku."
"Dia anak haram, tidak boleh ada di rumah ini."
"Kami menikah dengan sah, Eommoni. Dia bukan anak haram."
"Sadarlah, Shi Yun-ah! Yoo Na akan lari darimu jika mengetahui kau telah memiliki anak."
"Aku tidak ingin menikah dengannya, Eommoni. Aku telah melakukannya sejak dulu jika itu yang kumau."
"Tapi Abeoji akan segera mempertunangkan kalian."
"Aku akan menolak. Aku ingin anakku kembali, Eommoni. Jebal!" Shi Yun kembali menangis.
"Dari mana kau tahu tentang dia? Siapa yang besar mulut padamu? Apa Ju Won?" Eommoni tampak kesal.
"Bukan Ju Won. Ju Won begitu takut oleh kalian makanya dia tidak mengatakannya padaku dan itu membuatku sangat marah padanya, Eommoni." pekiknya tak kalah kesal.
"Apa kau sengaja menemui gadis itu atau dia yang menemuimu?"
"Aku yang mencarinya. Eommoni jangan menyalahkannya, disini Eommoni yang bersalah." teriak Shi Yun.
"Shi Yun-ah, dengarkan Eommoni..."
"Jadi Eommoni tidak merasa bersalah? Dengarkan aku baik-baik, Eommoni! Aku lebih baik pergi dari rumah ini dan hidup dengan anakku. Aku tidak butuh keluarga yang kejam seperti kalian. Batalkan adopsi anakku atau aku yang pergi mengikuti anakku. Silakan Eommoni tentukan!" tatap Shi Yun tajam.
"Shi Yun-ah, masalah ini harus dibicarakan dengan Abeoji."
"Joa! Aku pergi jika begitu." Shi Yun melangkah menuju kamarnya untuk berkemas.
"Aniya, Shi Yun-ah! Geurae... Eommoni akan bicara dengan Abeoji tentang keinginanmu."
Shi Yun berhenti di ambang pintu kamarnya.
"Aku ingin anakku kembali, Eommoni. Aku ingin memeluknya. Aku ingin menyentuhnya..." Shi Yun tidak dapat membendung air matanya lagi.
🌲

Min Woo seperti tengah memikirkan sesuatu. Ia hanya diam sejak kembali dari rumah abu ibunya dan melihat ayahnya menangis disana. Ia bahkan tidak menghabiskan susunya.
"Whe geudae? Kenapa jagoan Eomma minum susunya tidak habis? Apa susunya tidak enak?" tanya Shin Hye yang bermaksud hendak mengayunnya supaya tidur siang.
"Tamtun, e uyo, Mma?" tanyanya. Benar memikirkan Shi Yun yang menangis tadi.
"Samchun sedih. Tapi jangan Min Woo pikirkan. Kita bobo yu! E, bobo siangnya Eomma temenin sekarang. Ayo, Sayang!"
Shin Hye mendahului berbaring di atas kasur matrasnya.

Tbc...

Angel Without WingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang