Sejak kedatangan Chang Wook ke DWC, jam kerja para manajer seperti berubah. Mereka yang biasa masuk kantor seenak udel, tidak terpengaruh adanya absensi, datang berbarengan dengan karyawan lain sesuai dengan aturan jam kerja. Mobil-mobil mewah mereka yang biasa baru datang saat matahari merangkak naik di langit belahan timur, kali ini mobil-mobil itu membuat antrian di gerbang kantor bersamaan dengan Shin Hye turun dari bus. Sebab pada jam itu Chang Wook sudah duduk di kursi kerja di dalam ruangannya. Ia benar-benar akan melakukan reformasi. Dan itu membuat staf yang tidak disiplin takut sekaligus kesal padanya.
Dia menyaksikan antrian mobil mewah staf-nya dari lantai 2, sehingga ia bisa melihat manajer yang mana yang biasa datang sesuai jam kerja dan yang mana yang biasa seenak udelnya sendiri.
Manajer yang turut aturan main punya tempat parkir strategis sebab dia datang saat tempat parkir kosong sehingga dapat memilih. Sebaliknya yang paling siang sudah pasti paling pojok sebab ketika datang sudah penuh. Nah, kalau dia ingin mudah kala pulang, maka dia pulang sebelum jam kerja selesai. Dengan alasan bodoh yaitu supaya tidak antri di pintu keluar basement.Dengan pintar Chang Wook sudah mengetahui petinggi mana saja yang etos kerjanya memalukan. Dalam tempo tidak sampai satu minggu. Belum pula ia mengevaluasi dari kinerjanya melalui presentasi laporan kepadanya. Baik target yang telah dicapai, atau kemampuan memecahkan masalah serta mengatasinya jika terdapat kesenjangan hingga hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Pagi itu, kala para kepala bagian baru duduk di kursi kerja mereka, Dong Hun, asisten kepercayaan Chang Wook, datang untuk memberikan jadwal evaluasi yang dijanjikan sang direktur. Reaksi mereka beragam. Ada yang mengumpat kesal, ada yang sangat ketakutan, ada yang kalem saja dan ada pula yang mengangguk menyetujui. Kepala bagian rumah tangga salah satu yang mengumpat kesal. Sebab ia tidak biasa didikte seperti itu oleh atasannya terdahulu, apa lagi ini lebih muda pula darinya. Menyesakan saja.
"Ya sudah, sana pergi! Kau mau apa berdiri terus disana." pelototnya kepada Dong Hun.
"Nde, saya mohon diri, Kojang-nim." angguk pemuda berusia 28 tahun itu takjim.Usianya memang masih muda, tapi dia lulusan terbaik dari sebuah universitas di Australia. Dan Chang Wook tidak akan meletakan anak itu disampingnya jika dia hanya biasa saja. Ahn Dong Hun itu pemikir sekaligus konseptor bagi Chang Wook. Gagasan Chang Wook yang luar biasa itu antara lain lahir dari kejeniusannya. Dia hanya punya otaknya sedang Chang Wook punya perangkatnya. Maka Chang Wook pincang tanpanya, dan dia mubazir tanpa Chang Wook.
Meski begitu tidak berarti Chang Wook sama sekali kepala kosong. Sebab strategi kepemimpinan dan kebijakan mutlak dari isi kepalanya.
🌲Kepala bagian rumah tangga kesal mendapat tugas harus menyusun laporan pertanggung jawaban untuk dievaluasi. Dari pada mulai mengerjakan, lelaki paruh baya itu malah pergi ke pantry. Menghampiri para bawahannya. Disana ada balita lucu. Ia malah akan bermain-main dengannya.
"Min Woo-ya... eodisegayo?" teriaknya begitu terlihat anak itu sedang bermain-main dengan Sung Min yang sedang menyusun sendok pada wadah.
"Kojang Halabeoji datang..." beritahu pemuda tukang kupas dan angkut sayur tersebut.
Min Woo segera sembunyi di punggung Sung Min sambil teriak kegirangan.
"Mana ya anak cakep itu?" goda kepala bagian pura-pura tidak melihat. Min Woo semakin menjerit. "Ini dia... Yun Min Woo!" kepala bagian menangkapnya. Min Woo menjerit senang. Tubuhnya lalu diangkat oleh kepala bagian tinggi-tinggi, tawanya berderaian lucu.
"Sudah makan belum?" tanyanya sambil menggendongnya.
"Sudah, Kojang Halabeoji." Kim Ajhumma yang menjawab.
"Makin berat cucu Kojang Halabeoji ni..." pujinya. Min Woo tampak nyaman dalam pelukannya.Disebut cucu kojang halabeoji karena kepala bagian menganggapnya sebagai cucu dari staf bagian rumah tangga. Dia tidak merasa terganggu dengan kehadirannya selama ibunya tetap bisa melaksanakan tugasnya dengan baik. Malah ia menginstruksikan semua staf-nya turut menjaga anak itu. Dan selama ini Shin Hye bisa memegang kepercayaannya, maka semua baik-baik saja. Tapi sekarang kepala bagian pun ketar-ketir dengan nasib karirnya sendiri. Ia tidak bisa menjamin dapat tetap melindungi Shin Hye dan bayinya. Itulah yang ingin ia kabarkan kepada Shin Hye.
"Apa beliau seketat itu, Kojang-nim?" tatap Shin Hye cemas.
"Iya. Hari ini bahkan dia meminta presentasi laporan dari setiap departemen. Aku khawatir tidak bisa lagi melindungi anak ini tetap berada disini, Shin Hye-ya."
"Lalu, apa aku harus keluar dari sini, Kojang-nim?" tatap Shin Hye dengan mata mulai memerah.
"Nanti saja kalau memang dia menyuruhmu pergi, sekarang tetap saja dulu bertahan disini. Tapi bersiap kalau-kalau dia berlaku sekejam itu."
"Apa menurut Kojang-nim beliau akan setega itu?" Kim Ajhumma ikut nimbrung.
"Mungkin dia bisa lebih kejam lagi dari itu. Tapi berdoa saja! Tuhan itu maha segalanya."
Shin Hye diam menunduk.Jika informasi itu keluarnya dari mulut kepala bagian rumah tangga, mustahil hoax. Artinya, posisi Shin Hye bekerja disana terancam dipecat. Kecuali bisa tidak membawa serta Min Woo.
Saat pulang ia menjadi terus memikirkan hal itu. Di dalam bus yang membawanya ke rumah, ditatapnya wajah Min Woo yang terpejam. Dibelainya rambutnya. Jika sampai terjadi harus meninggalkan pekerjaannya sekarang, ia tidak tahu harus mencari pekerjaaan kemana lagi yang mengijinkannya membawa anak. Dua tahun lalu sebelum Kim Ajhumma membawanya ke DWC, ia ditolak dimana-mana ketika meminta ijin untuk bekerja sambil membawa anak. Bagaimana akan baik bekerja sambil mengasuh. Selalu begitu alasannya. Hingga akhirnya Kim Ajhumma kasihan kepadanya dan membawanya bekerja di kantor besar itu.
Dulu, diawal ia bekerja, bersama Kim Ajhumma bergantian menyembunyikan Min Woo. Sebab jika mengatakan jujur, khawatir akan ditolak lagi. Namun DWC adalah kantor yang ramah anak dibawah kepemimpinan direktur lama. Teman kerja tidak menyulitkannya. Malah sama-sama turut mengasuh Min Woo, hingga anak itu memiliki banyak Immo, Samchun dan Halabeoji. Dan kepala bagian rumah tangga ketika mengetahuinya justru menyayangi Min Woo. Dengan memberi catatan kepada Shin Hye, tidak mengganggu pekerjaannya. Sejauh ini semuanya berjalan dengan baik.
Dan sejujurnya tidak seluruh karyawan dan staf DWC mengetahui ada salah satu karyawan perempuan bekerja sambil membawa anak. Berkat kepala dan staf bagian rumah tangga menyembunyikan hal itu. Karena Shin Hye adalah pribadi yang baik maka banyak orang menyayanginya. Dan ketika bekerja selama ia mampu ia tidak anti membantu temannya. Itulah yang membuatnya disayangi di tim rumah tangga.
Tapi sekarang masalah besar akan datang ke depan mata.
"Apa Eomma akan bisa mengatasinya, Min Woo-ya? Bagaimana jika tidak dan kita harus pergi meninggalkan kantor itu? Kemana lagi Eomma harus mencari kerja yang mengijinkan membawamu, urri aegi?" gumam Shin Hye sambil tanpa terasa matanya membasah.
Jika saja kakak sepupu perempuannya tidak meninggal dunia dengan cepat, pasti ia memiliki teman untuk berbagi. Sama seperti sebelum semuanya terjadi seperti ini. Ia berbagi berbagai hal dengan Yoo Jung. Dulu ia merawat Komo yang tuna netra berdua dengan sepupunya itu. Sekarang ia merawat Komo plus hadiah dari surga Min Woo, dirinya sendiri. Teramat sulit. Disamping dirinya pula yang harus mencari nafkah sebab dirinya tulang punggung.Bus menepi, suara inforwoman mengumumkan tiba di halte mana bus tersebut dan mempersilakan penumpang yang tiba ditujuan untuk turun. Segera Shin Hye berdiri. Seorang remaja lelaki membantunya membawakan tas yang ia tenteng hingga di bawah. Setelah itu ia menjinjing lagi tas itu hingga di rumah.
🌲Pagi itu Chang Wook datang seperti biasa lebih pagi dari para manajer. Di lantai 2 tempat ia memonitor keluar masuk karyawan pada jam masuk kantor, keningnya mengernyit. Kenapa ia selalu melihat seorang ibu muda memasuki kantornya lebih awal beberapa menit dari karyawan lain. Apa dia salah satu karyawan di kantornya itu? Dibagian mana?
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Without Wing
Fiksi PenggemarPerempuan dengan seorang balita laki-laki yang selalu dibawanya ke tempat kerja itu, sama sekali tidak menarik perhatian Chang Wook pada awalnya. Tapi entah kenapa, belakangan sosok itu begitu kuat menarik simpatinya. Padahal tidak ada sesuatu yang...