Chap 15

891 129 13
                                    

"Kau mengenalnya?" Chang Wook surprice menuding Shi Yun.
"Nde, aku mengenalnya. Apa yang kau lakukan disini? Apa kau bekerja disini, Shin Hye-ya?" lanjut Shi Yun.
"Nde, Oppa." Shin Hye menjawab pertanyaan Shi Yun tapi kepalanya mengangguk kepada Chang Wook.
"Dan anak itu? Apa itu anakmu? Apa kau sudah menikah?" berondong Shi Yun lagi.
"Maaf, Oppa. Aku sedang bekerja. Sebaiknya kita bicara lagi nanti. Aku mohon diri." Shin Hye mengangguk dan bergegas pergi dari hadapan mereka.
"Kalian tinggal dimana sekarang? Aku tidak menemukan kalian di tempat yang lama." teriak Shi Yun. Tapi Shin Hye terus berlalu. Hanya balita yang digendongnya yang masih beradu tatap dengannya.
"Siapa dia? Bagaimana kau mengenalnya?" Chang Wook sangat penasaran dengan reaksi Shi Yun yang tampak mengenal baik Shin Hye.
"Dia dulu kekasih Ju Won." jawab Shi Yun.
"Mwo?" Chang Wook mengernyitkan dahi. "Mm, kita bicara didalam, Shi Yun-ah!" Chang Wook mendahului melangkah menuju ruangannya, Shi Yun mengikuti setelah menoleh lagi Shin Hye.
"Ceritakan bagaimana kalian saling mengenal?" Chang Wook tidak sabar setelah berada di dalam ruangannya. "Kau bilang dia pacar Ju Won?"
"Dia pacar Ju Won kala SMA dulu, sampai mereka di perguruan tinggi. Tapi hubungan mereka tampaknya berakhir selesai mereka kuliah."
"Tunggu! Maksudmu dia sarjana?" Chang Wook makin mengerutkan keningnya.
"Dia bekerja sebagai apa disini, Chang Wook-ah? Kenapa kau kaget tentang pendidikan dia?" Shin Yun balas mengernyit.
"Sekarang dia di bagian arsif, tapi sebelumnya dia hanya tukang cuci." jelas Chang Wook seadanya.
"Mworagu? Tukang cuci? Apa kau tidak bisa melihat kualifikasinya, Chang Wook-ah?" Shi Yun tampak tersinggung.
"Dia lebih dulu berada di kantor ini dari pada aku. Dia sudah 2 tahun disini. Terang aku tidak tahu."
"Dua tahun?"
"Kemarin dia sempat membuatku kesal, karena dia bekerja sambil membawa anak. Dan aku hampir memecatnya. Tapi aku batalkan karena dia tulang punggung keluarga. Dia memiliki 2 orang tanggungan, komo dan anak adopsinya. Hingga sekarang aku tidak memahami dia. Dia mengasuh seorang anak yang bukan anak kandungnya. Padahal dia masih berstatus gadis."
"Anak adopsi? Jadi anak yang digendongnya tadi itu anak adopsi?"
"Nde, dan dia rela membanting tulang bekerja sambil membawa-bawa anak itu."
"Sebentar, katamu 2 orang tanggungan? Anak adopsinya itu dengan seorang komo? Hanya itu keluarganya?"
Chang Wook mengangguk. "Apa ada yang lainnya lagi?" tanyanya makin penasaran.

Jika melihat dari reaksi dan pertanyaannya, sepertinya Shi Yun tidak mengetahui dirinya sudah memiliki anak. Dan ia pun tidak mengetahui pula nampaknya tentang kakak sepupu Shin Hye telah meninggal. Ibu dari anak kandungnya.
Disisi lain Chang Wook amat terkejut mendengar jika Shin Hye sebetulnya seorang sarjana. Lalu apa alasannya, dia malah memilih pekerjaan kasar jadi tukang cuci di dapur kantornya? Apa anak itu juga penyebabnya?

Meski teramat penasaran, baik Chang Wook atau pun Shi Yun tidak bisa melanjutkan obrolan mereka tentang Shin Hye. Sebab meeting harus dilanjutkan. Dan keduanya mengikuti meeting lanjutan dengan benak yang sudah dipenuhi rasa penasaran yang sama-sama menggunung.
Tapi Shi Yun tampak senang bertemu Shin Hye, seperti menemukan jalan keluar dari kebuntuan. Mereka lantas memutuskan melanjutkan obrolan tersebut di kafe setelah pertemuan selesai.
🌲

Chang Wook tercenung diam mendengar cerita Shi Yun. Jadi Shi Yun tidak tahu jika dirinya sudah memiliki anak dan wanita yang dinikahi tanpa restu orang tuanya itu telah pergi untuk selama-lamanya setelah melahirkan darah dagingnya. Namun mulutnya pun seperti terkunci untuk menyampaikan fakta itu. Chang Wook memilih seperti tidak tahu apa-apa saja. Sungguh tidak tega untuk memberitahukannya melihat sejumput harapan untuk bertemu dengan wanita yang dicintainya itu pada mata Shi Yun.
"Sejak remaja dulu mereka selalu bersama, bersama-sama merawat ibunya Min Young yang fungsi penglihatannya menurun sejak sakit parah ketika mereka SMP. Mereka bahu membahu menghidupi ibunya Min Young dengan sama-sama kerja paruh waktu. Sebetulnya aku merasa heran waktu kau bilang Shin Hye menghidupi 2 orang tanggungan. Kemana Min Young pergi? Aku langsung mendatangi tempat tinggal mereka begitu tiba di Seoul, tapi katanya mereka semua pindah ke Busan. Dan aku berencana untuk pergi ke Busan, syukur aku keburu bertemu Shin Hye di kantormu." cerita Shi Yun menggetarkan hati Chang Wook karena iba. Tidak sampai hati untuk memberitahukan, bahwa Park Min Young sudah menghadap Sang Maha Kuasa. Makanya menghidupi dan merawat ibunya Min Young menjadi tanggung jawab Shin Hye sendiri. Chang Wook diam seribu bahasa.

Semuanya menjadi terang bagi Chang Wook sekarang, kenapa Shin Hye harus membanting tulang untuk menghidupi kedua orang itu yang notabene tidak ada hubungan darah langsung dengan dirinya. Komo adalah kakak ipar ibunya. Suami Komo kakak kandung mendiang ayahnya. Dia sendiri hidup sebatang kara sejak SMP, dan tinggal dengan kakak ipar ibunya itu. Dalam rangka balas budi jika Shin Hye membanting tulang untuk menghidupi Komo. Dan Min Woo terpaksa ia adopsi sebab orang tua Shi Yun tidak akan mungkin mau menerima anak itu walau darah daging Shi Yun sebab mereka menolak Min Young.

Shi Yun ternyata pemuda yang baik. Min Woo bukan anak diluar nikah. Hanya pernikahannya memang tidak diakui kedua orang tuanya. Shi Yun juga tidak bermaksud untuk tidak bertanggung jawab terhadap buah hatinya, tapi ia tidak tahu sebab dipaksa berpisah oleh orang tuanya. Chang Wook begitu dalam melamun hingga ia tidak menyadari sudah tiba di rumah. Hidup dan nasib memang begitu misteri bagai pekatnya malam, dan seperti benderangnya siang yang syarat rahasia. Malam itu pun ia tidak dapat tidur dengan nyenyak.
🌲

Chang Wook datang kesiangan ke kantor dengan wajah lesu.
"Apa Hyung sakit?" tanya Dong Hun menatapnya.
"Ani. Aku hanya kurang tidur. Dong Hun-ah!"
"Nde?"
"Sudah sampai mana penyelidikanmu?"
"Belum banyak, sebab Hyung ini tentang pewaris BM."
"Hentikan saja."
"Wheo?" Dong Hun mengernyit.
"Aku sudah tahu semua. Aku sudah tahu hubungan Nn Park dengan Shi Yun, aku juga tahu hubungan ibunya anak itu dengan Shi Yun. Kisah mereka menyayat hati. Aku tidak mau mendengarnya lagi." putus Chang Wook.
"Geurae? Tapi bisa jadi, informanku mengatakan Park Shin Hye terpaksa mengadopsi bayi itu karena keluarga chaebol Yun menolaknya. Mereka menyuruh bayi itu diberikan ke panti asuhan."
"Ah, jangan diteruskan! Aku tidak mau dengar."
"Apa orang tuamu juga akan berlaku begitu bila kau melakukan hal yang sama dengan temanmu itu, Hyung?" tatap Dong Hun.
"Geuse. Tapi Eomma dan Appa sangat percaya padaku."
"Tapi anak itu bukan anak diluar nikah bukan?"
"Ani, tapi pernikahan mereka tidak direstui orang tua Shi Yun."
"Ah, semoga kau tidak mengalami hal seperti itu, Hyung." harap Dong Hun sungguh-sungguh.
"Satu lagi yang harus kau tahu."
"Whe?"
"Nn Park seorang sarjana."
"Mwo? Kata siapa?" Dong Hun melotot.
"Pikirkan posisi yang tepat untuknya sesuaikan dengan ijazahnya!"
"Daebak!"

Hari itu Shin Hye tidak masuk kerja, karena saat persis turun dari bus di dekat kantor, sudah ada Shi Yun yang menunggunya.
"Oppa? Oppa sedang apa disini?" tatap Shin Hye kaget.
"Sengaja menunggumu, ayo ikut ke mobilku!" Shi Yun mengambil tas yang dijinjing Shin Hye.
"Aku mau kerja, Oppa."
"Bolos saja untuk hari ini, biar aku yang mengatakannya kepada direkturmu." Shi Yun tidak peduli terus membawa tas Shin Hye ke dalam mobilnya.
"Mma, u'uyo?" Min Woo terdengar bertanya.
"Mm..." Shin Hye tidak bisa menjawab.
"U'uyo, Mma?" ulangnya memaksa.
"Apa katanya?" tatap Shi Yun.
"Dhuguyo, dia mempertanyakan siapa Oppa."
"Samchun. Shi Yun Samchun." jawab Shi Yun pada Min Woo. "Ayo naik!" perintahnya kepada Shin Hye.
"Chakaman, Oppa! Biarkan aku bekerja dulu, nanti Oppa jemput aku sepulangku kerja." Shin Hye menahan langkahnya.
"Sierroyo! Semalam aku bahkan tidak bisa tidur karena ingin segera pagi untuk bertemu denganmu. Ayo naik! Sebentar saja. Nanti aku antar kau kembali. Cepat!"
"Diya, Mma?" terdengar lagi suara Min Woo. "Mma, diya?"
Shi Yu tersenyum mendengar kecerewetannya.
"Anakmu itu sungguh lucu, Shin-ah. Kita jalan-jalan sebentar, Sayang. Ayo suruh masuk mobil eomma-mu."

Tbc...

Angel Without WingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang