Chap 2

1K 139 6
                                    

Tapi mana bisa menolak perintah sang pimpinan tertinggi. Semuanya tergopoh-gopoh meninggalkan pekerjaan setelah diberi pengumuman. Dan tidak tepat 1 jam, karena lebih sekitar 30 menit hingga semua karyawan dari berbagai level berkumpul di Auditorium. Dan dia sudah terduduk menunggu membuat jajaran manajer keder sebab tidak becus melaksanakan instruksinya tepat waktu.

Pertemuan itu sendiri tidak lebih dari 30 menit. Tapi setelah itu dia mengumpulkan seluruh manajer setelah yang lain meninggalkan Auditorium.
"Di hari pertama aku berada disini, aku sungguh kecewa dengan kinerja para manajer. Mengumpulkan seluruh staf yang berada di dalam gedung ini saja dalam 1 jam Anda semua tidak mampu. Aku paham dengan kemunduran prestasi yang dicapai DWC dewasa ini. Dan mulai sekarang kita harus berlari. Aku tidak mau tahu bagaimana strategi Anda semua mengatasi kelambanan ini. Silakan dipikirkan caranya! Asistenku nanti akan menyampaikan jadwal masing-masing divisi dan departemen untuk melakukan evaluasi bersamaku. Tolong dipersiapkan seluruh laporan yang terdiri dari pencapaian, target, sasaran, analisa dan pemecahan masalah. Aku ingin tahu sampai level mana perusahaan ini telah melaksanakan pekerjaannya. Itu saja, selamat siang!"
Pidato yang singkat, padat dan tegas. Membuat semua manajer menahan napas. Seperti melintasi koridor kantor berlantai 4 ini di tengah malam saat hujan lebat. Mendirikan buku kuduk.

Si tampan kemudian meninggalkan podiun diikuti asistennya. Kembali menuju ruangannya. Dengan langkah tegap berwibawa serta setengah jengkel.

Di pantry Shin Hye tengah mengayun Min Woo yang akan tidur, tidak ikut menghadiri pertemuan staf, sebab memang staf rumah tangga tidak diminta untuk turut serta. Hanya Ji Hee, seniornya di bagian rumah tangga yang mencuri dengar dengan pergi ke auditorium. Ia pun teramat penasaran untuk melihat direktur baru yang kata rumor setampan bintang film. Dan memang benar, amat sangat tampan. Rasanya baru sekali itu seumur hidupnya Ji Hee melihat pria setampan itu. Ia sampai tak berkedip melihatnya dari kejauhan.

"Shin Hye... Shin Hye-ya! Benar-benar tampan. Di kantor ini tidak ada yang mampu menandinginya. Tidak ada yang setampan dia." cerocos Ji Hee sambil berlari menghampirinya.
"Shutt... Eonni! Dia baru tidur." Shin Hye menghardik sambil menempelkan telunjuk di bibirnya, terlebih Min Woo bergerak-gerak seperti hendak bangun lagi.
"Direktur baru itu seperti K idol. Kau bisa bayangkan jika Kim Jae Joong disatukan dengan Shim Chang Min, itulah rupanya." cerocosnya lagi setengah berbisik.
Shin Hye tidak peduli. Bayinya harus segera pulas supaya dirinya bisa mengerjakan pekerjaan lagi.
"Kau tahu siapa namanya. Namanya pun membuat hati tertawan. Ji Chang Wook. Dia putra presdir kantor pusat. Presdir Ji Il Wook. Dia itu putra mahkota, Shin Hye-ya." Ji Hee juga tidak bisa dihentikan.
Min Woo sudah pulas, pelan ia meletakannya di box bayi yang sengaja dibawa Kim Ajhumma dari rumahnya bekas cucunya.
Kondisinya tentu tidak bagus sebab bekas tapi lumayan, bisa menempatkan Min Woo tidur tanpa terganggu.

Dulu waktu Kim Ajhumma belum membawa box bayi itu, Min Woo ditidurkan dimana saja. Seringnya di sofa butut tempat para CS duduk beristirahat setelah lelah mengepel semua lantai gedung itu. Dan tidurnya sering terganggu. Ia jadi harus menungguinya selama Min Woo tidur atau menggendongnya, mengganggu pekerjaan. Makanya ia sering pulang membelakangkan diri menyelesaikan sesuatu sebab tahu diri jam efektif kerja sering terganggu mengurusi Min Woo. Untung direktur terdahulu baik dan tidak pernah mengecek karyawan hingga ke bagian rumah tangga. Kepala bagian rumah tangganya pun memakluminya, sebab Shin Hye sesungguhnya memiliki etos kerja yang baik. Dasar saja nasib hidupnya jelek. Harus kerja sambil membawa anak. Karena kalau tidak diijinkan kerja sambil bawa anak, ya dia tidak akan bisa bekerja. Kalau tidak bekerja siapa yang akan mencari nafkah untuk Komo dan Min Woo, cucu Komo. Ia harus banting tulang menghidupi mereka berdua. Keluarga yang dimilikinya sekarang.

Tapi bukan masalah, karena dengan senang hati ia bersedia melakukannya. Ia mencintai mereka berdua lebih dari apa pun. Ia bahagia melihat Min Woo tumbuh sehat. Setiap hari memperlihatkan kepandaian barunya. Begitu pula ia bahagia melihat Komo yang ceria setiap mengantar ia pergi kerja dan menunggu kepulangannya dengan wajah penuh harapan. Ia bahagia bisa membuat kedua orang yang dicintainya itu dapat melewati hidup dengan bahagia. Dan ia tidak pernah merasa lelah dengan beratnya pekerjaan sebagai staf rumah tangga sambil membawa buah hati. Justru ia merasa lelahnya sirna setiap melihat Min Woo yang selalu menemaninya bekerja. Meski hatinya terkadang sakit melihat kenyataan, Min Woo harus turut menderita mengikuti eomma-nya setiap hari ke tempat kerja. Kebisingan, polusi udara, ketidak-nyaman... setiap hari terpaksa harus dihadapinya. Kondisi yang sangat tidak baik untuk pertumbuhan mentalnya. Tapi apa daya, sebab yang dimilikinya hanya Shin Hye yang harus mencari nafkah sekaligus mengasuh. Serta neneknya yang kondisinya tidak memungkinkan untuk mengasuhnya selama Shin Hye bekerja. Karena menjaga dirinya saja Komo hampir tidak mampu.

Sayangnya lagi mereka bukan orang kaya yang bisa menggaji orang untuk mengasuh Min Woo, supaya tetap di rumah sehingga tidak beresiko dibawa-bawa ke tempat kerja. Untuk hidup pun mereka sudah cukup sulit jika saja Shin Hye tidak mencari nafkah. Sungguh kehidupan yang getir. Tapi Shin Hye tetap tegar menghadapinya. Dan beruntung masih dipertemukan dengan orang-orang baik yang begitu menyayanginya dan Min Woo. Namun tidak tahu bagaimana nasib diri dan balitanya selanjutnya? Sebab pucuk pimpinan perusahaan tempatnya mengais rejeki telah berganti. Dengan aturan yang ketat dan tanpa belas kasihan. Shin Hye hanya bisa bergantung kepada Tuhan saja, yang maha Pemberi hidup. Karena manusia dan aturannya sering berubah-ubah.

Saat Min Woo tidur saatnya mempersiapkan peralatan makan para pegawai. Sekitar tengah hari para pegawai dari level bawah hingga manajer mengantri makan di ruang makan yang luas. Jumlah mereka ratusan orang. Selesai mereka makan beberapa merapikan bekas makan, dirinya mencuci peralatan makan. Mencuci berdua dengan Ji Hee atau Soo Mi membutuhkan waktu hingga Min Woo bangun dari tidur. Biasanya siapa saja yang mengambilnya dari box, mengajaknya bermain sambil memberinya susu hingga ia selesai dengan pekerjaannya mencuci. Setelah itu menyuapi Min Woo makan, setelahnya merapikan semua perabotan. Min Woo yang tidak jauh darinya akan diasuh oleh temannya lagi yang berbeda. Biasanya oleh pelayan chef sambil dia makan. Tim dapur yang menyediakan makanan justru waktu makannya setelah seluruh karyawan selesai makan. Para CS biasanya memiliki waktu istirahat setelah para staf makan, saat itu Kim Ajhumma atau siapa pun tim CS akan bergantian mengasuh Min Woo. Sementara Shin Hye masih merapikan perabotan yang biasanya memakan waktu hingga jam kerja selesai.

Seringnya ia yang menyelesaikan semuanya sendiri bila yang lain pulang. Ia pulang 1-2 jam lebih lama dari staf rumah tangga yang lain, untuk mengganti waktu di jam kerja yang dipakai mengurusi buah hatinya itu.
Pekerjaan terakhir yang ia selesaikan yaitu melipat tissue makan untuk besok para karyawan. Pekerjaan ini yang menghabiskan waktu 1-2 jam. Saat itu sambil tetap bekerja sambil mengasuh Min Woo yang mulai ngoceh. Karena bukan bekerjaan berbahaya maka ia bisa mengerjakannya sambil mengasuh. Setelah belasan tempat tissue itu ia penuhi, baru mereka bersiap pulang. Kala pulang sama dengan saat berangkat. Min Woo dalam gendongan, 1 tas di belakang dan yang lain ia tenteng. Tampak repot. Tapi ia ringan saja membawanya, sambil menaiki bus. Ditambah Min Woo yang lalu tertidur dalam gendongannya. Tapi menatap parasnya yang memejam damai meski dalam kondisi tidak nyaman, ia merasa semua yang dilakukannya menyenangkan. Bukan beban. Ia sangat bersyukur anak itu tidak pernah rewel dibawa hidup menderita seperti itu. Min Woo tetap bernyanyi-nyanyi gembira, dia selalu tampak bahagia membuatnya juga ikhlas melakukan apa pun untuknya. Mereka baru tiba di rumah saat langit sudah gelap. Sekitar pukul 7-8 malam.
🌲

Tbc...

Angel Without WingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang