Semboyan 41 diberikan, KA 67 berangkat dari Cirebon saat matahari terbit. Udara segar dihirup dan cahaya matahari terpancar. Perlahan Iham menggeser ke throttle pertama. Setelah lepas emplasemen, barulah menggeser kedua. Perlahan melewati tikungan keluar stasiun Cirebon dan bertemu di PJL 200 Krucuk. Ternyata di Krucuk sudah ada Panji yang menyapa Iham. Panji adalah teknisi kereta Daop 3. Panji rupanya menganggur dan ia sudah biasa selalu bermain di PJL 200. Tak hanya Panji yang terlihat, Kevin pun juga terlihat. Kevin adalah petugas loket di stasiun Cirebon yang sedang libur karena hari ini bukan jatah tugasnya.
Memasuki Cangkring, throttle sudah full dan tandanya full speed. KA 67 tiba di Jatibarang 06.20. Artinya lebih cepat 1 menit dari jadwal. Iham tidak yakin kalau ia bakal sampai tepat di Gambir. Pukul 06.23 kereta pun berangkat kembali. Berhenti lagi di Haurgeulis dan di Cikampek. Tertahan di Klari agak lama, Iham berfirasat Menyusul KRL di Cikarang. Kecepatan KA 67 saat itu sangat cepat, dan perlahan pelan pada saat masuk area sinyal masuk Bekasi. Kereta pun berhenti di Stasiun Bekasi dengan waktu lebih cepat 2 menit dari jadwal. Karena harus menunggu, Iham meminta PPKA melalui Kondektur untuk memberangkatkan keretanya. Izin diberikan, akhirnya kembali berangkat dengan taspat 30km/jam. Usai lepas stasiun Bekasi, kereta langsung melesat menuju stasiun Jatinegara. Tanpa ada tertahan, kereta ini sampai di Jatinegara hampir tepat waktu, namun menurut jadwalnya, kereta ini hanya lebih cepat 30 detik saja karena Iham berjalan pelan melewati PJL 52 Cipinang yang ramai lalu lintas.
Sampailah di Jatinegara, pergantian masinis pun terjadi. Rafa berpisah dengan Iham, Iham sudah dijemput oleh seseorang pramugari yang merupakan teman dari Anin. Tak lupa Iham keluar stasiun lalu memesan THB untuk KRL menuju Palmerah.
Dia adalah Celine, memang sebelumnya Celine pernah bertemu dengan Iham di messnya pada saat Anin lari dari Iham. Celine sesekali bercerita tentang keadaan di Jakarta selama Celine berlibur. Namun Celine selalu melihat Iham tajam, Iham memang terlihat murung dan tidak biasanya.
Celine : Mas? Kamu kenapa toh?
Iham : Eh gapapa lin.
Celine: Galau lagi? Haduh, selalu deh gitu kamu. Cerita kalo ada masalah jangan dipendam.
Iham : Ehh gapapa celine, aku ga ada masalah.
Celine : Kamu jangan sedih kalo urusan cewek, emang kamu sama Anin ga ada masalah kan?
Iham : Alhamdullilah nggak.
Celine : Nah yaudah jangan galau...
Iham : Iya iyaa
Celine tersenyum melihat Iham kembali bahagia. Di perjalanan Iham sesekali menghela nafas untuk menenangkan pikiran. Andaikata jika Iham ingin lebih tenang, ia harus pergi meninggalkan Celine, disaat KRL Bogor tertahan di Kemayoran, Iham meninggalkan Celine begitu saja tanpa pamit dan tanpa perasaan dan keluar dari KRL tersebut. Iham menunggu KRL dibelakangnya lagi, dan Iham duduk di kursi peron. Sementara di dalam KRL itu, Celine tertidur lelap. Iham terus berpikir dan berandai-andai. Malah tiba-tiba teringat awal waktu itu pada saat kecelakaan di Ciamis yang hampir membunuhnya. Air mata keluar dari mata sang masinis itu, mengingat terus waktu itu...
Kematian yang hampir merenggut nyawa Iham dan Allah SWT masih ingin menyelamatkannya... Iham mengeluarkan kitab Al-Qur'an dari ranselnya dan membacanya, kebetulan saja KRLnya masih di Jatinegara dan belum berangkat, hari pun terasa sudah sore....
KAMU SEDANG MEMBACA
Railwars Season 3 : Love and Work (Cinta dan Pekerjaan)
RomanceKecelakaan KA 100 Malabar yang menimpa Iham dan Raihan membuat semua ketar-ketir menghadapi semua masalah yang dihadapi mereka. Raihan selamat, Iham tak ada kabar. Namun tanda-tanda Iham selamat pun masih ada. Anin, pacar Iham gelisah karena mendeng...