Amel sudah berada di samping kereta restorasi dan meniupkan peluitnya untuk memberangkatkan KA 62 berangkat dari Jatibarang, Iham dengan pelan menggerakan throttle ke throttle 2. Sinyal Hijau, Iham menaikkan kecepatan lokomotif. Iham menargetkan ingin sampai Cirebon lebih awal. Raihan sibuk menjadi asisten masinis menerima radio dari beberapa stasiun.
Di restorasi, Amel sudah berangkat dari kursinya bersama para petugas Polsuska dan seorang tentara untuk memeriksa tiket dengan handphone Amel. Diselingi Anin dan Naomi menawarkan makanan kepada para penumpang, dan Desy pun juga ikut membantu mereka menawarkan makanan. Anin yang mendorong trolly, dan Desy juga Naomi memegang menu dan kwitansi.
Sementara di kabin, Iham masih fokus dengan pandangannya. Kereta masih di posisi kecepatan 90km/h, Raihan masih sibuk menerima telepon dari radio lokomotif. Iham mencoba untuk melanggar taspat, namun Iham mencoba untuk tidak melawan, karena jika kecepatannya sampai 105km/h, maka Iham akan sulit memelankan kereta di stasiun Cangkring yang merupakan stasiun dekat dari stasiun Cirebon.
Memasuki petak sinyal masuk stasiun Cirebon, Iham lega jika sudah sampai Cirebon, karena waktunya Iham untuk istirahat di mess. Usai berhenti di Cirebon. Raihan dan Iham keluar dari kabin dengan tasnya, lalu menuju ke mess masing-masing. Seperti biasa, Iham langsung ke messnya, Iham langsung membereskan baju-bajunya. Belum ada 5 menit beres-beres, pintu berbunyi. Iham asal menebak, pasti Anin. Namun...
Aurel : Punten Iham, kamu ada disini nanti malam?
Iham : Oalah rel, elu, gua kira siapa. Kenapa emang?
Aurel : Ada temen gua yang mau nginep di mess elu, kebetulan orang sekampung ama gua sih
Iham : Bali juga?
Aurel : Hooh, katanya mau kenalan ama lu. Iya bilangnya sih gini, dia lagi butuh cowok yang bisa nenangin hatinya, spontan aja sih gua jawab elu ham, maaf juga nih sebelumnya.
Iham : Wah gapapa deh rel, jam brapa mau kesini?
Aurel : Semoga aja abis shalat Ashar ya? Nanti gua kabarin di LINE deh.
Iham : Siap rel siap.
Aurel : Yaudah ham, maaf ganggu lu beres-beres, gua pamit yaa.
Iham : Iyaa Aurel, tiati.
Iham dengan membalas senyum, langsung membereskan bajunya kembali. Belum ada 2 menit, pintu berbunyi lagi. Iham pikir Aurel kembali untuk mengatakan sesuatu. Namun akhirnya kesayangan Iham pun yang mengetuk pintunya.
Anin : Nduuuutt
Iham : Ndut? Maksudnya apa sih? Ibu-ibu? Haha
Anin : Ehehe, ndak mas, aku lagi kepengen manggil kamu buu aja. Lebih romantis...
Iham : Haha terserahmu nin. Ada apa?
Anin : Aurel udah cerita?
Iham : Udah kok tadi
Anin : Iih kasiannya temennya dia, ama cowoknya ribut cuma gara-gara sepele doang, tapi kenapa Aurel bilangnya kamu ya buat nenangin dia? Eh btw, kamu kenal ama cewek yang bakal kamu tenangin itu?
Iham : Yaa gak tau lah, siapa dia, asalnya darimana, ya katanya sih sekampung dari Bali juga.
Anin : Hmm, apa temennya Fia atau Jinan? Hehe abis ashar aku kesini lagi. Ehiya jangan bandel kamu yaa sayang.
Iham : Siap bosque
Anin pun mencium Iham lalu meninggalkan mess. Iham lanjut membereskan baju-bajunya, usai semua rapi, Iham pun langsung tidur setelah mengganti pakaiannya ke pakaian bebas. Topi pet masinis ditaruh di dekat lemari...
KAMU SEDANG MEMBACA
Railwars Season 3 : Love and Work (Cinta dan Pekerjaan)
RomanceKecelakaan KA 100 Malabar yang menimpa Iham dan Raihan membuat semua ketar-ketir menghadapi semua masalah yang dihadapi mereka. Raihan selamat, Iham tak ada kabar. Namun tanda-tanda Iham selamat pun masih ada. Anin, pacar Iham gelisah karena mendeng...