Episode 30 : Emotional

158 3 0
                                    

Iham pun tiba di Bandara, Iham tidak ingin menangis sekarang. Penerbangannya di-delay karena gangguan teknis. Iham memutuskan untuk makan, dan kemungkinan Iham akan membatalkan tiket pesawatnya. Ia pun memesan makanan karena Iham kelaparan belum makan saat di rumah Anin tadi.

Hampa, sunyi, itu yang dirasakan Iham sekarang. Makanan yang ia pesan cepat dilahap olehnya, dan Iham pergi untuk mengantri boarding. Beruntung gangguan teknis tersebut sudah berakhir. Iham pun masuk ke dalam pesawat. Rumah Anin yang berada di dekat bandara terlihat, walaupun rada gelap karena sudah malam hari. Perpisahan yang begitu cepat baginya.

Pukul 3 pagi, pesawat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Iham tidak akan menaiki KRL Bandara, melainkan menaiki taksi untuk langsung sampai ke rumahnya. Setibanya di rumah, Iham langsung mengunci rumahnya, dan ia terbaring di kasur. Iham pun duduk sebentar di kasurnya, ternyata Iham mengeluarkan air matanya. Emosionalnya memuncak, tembok di kamarnya ditonjok hingga retak. Iham sadis membenturkan kepalanya ke tembok. Hanya ini cara Iham untuk melupakan semua. Iham pun tertidur.

Siang hari terik, Iham pun terbangun. Iham bergegas membuka Hpnya dan menghapus fotonya dengan Anin lalu menghapus kontak WhatsApp Anin. Iham melihat jam dindingnya, waktu menunjukkan pukul 9 pagi, ia pikir ini sudah jam 12 siang. Iham pun melakukan aktivitas biasanya. Memasak, dan merapikan rumahnya. Orang tua Iham sedang pulang kampung untuk menengok neneknya Iham yang menurun kesehatannya.

Suara ketokan pintu mengagetkan Iham. Ternyata Nadila datang ke rumah Iham.




Nadila : Assalamualaikum Ihaam

Iham : Ya, kenapa?

Nadila : Kok kusut gitu mukanya? Btw, bukannya lu di Palembang ya?

Iham : Ya waktu begitu cepat nad. Ada apa? Duduk dulu sini bentar. Gua ambilin minum dulu

Nadila pun duduk, dan menerima suguhan dari Iham. Iham pun menceritakan semua yang terjadi, bahwa Iham telah ditolak lamarannya oleh orang tuanya Anin.

Nadila : Turut berduka ya am. Btw, kepala lu kenapa? Kok biru gitu?

Iham : Gapapa nad.

Nadila : Iiih seriuss, kepala lu sakit kan?

Iham : Jangan dipegang njir... Ah saakit!

Nadila : Gua bawa alat P3K, tunggu dulu ya am, gua obatin sini.





Nadila mengobati luka lebam karena benturan tembok yang disengaja akibat emosional yang diluapkan Iham.




Nadila : Lu kenapa sih sampe kek gini? Lu mau bunuh diri?

Iham : Gua cuma benturin pala gua sama nonjok tembok doang nad.

Nadila : Dih anjir, lu segitunya banget sih ya Allah...

Iham : Gua ga peduli hidup nad, gua nyerah.





Nadila memeluk Iham, Iham menolak dipeluk oleh Nadila, dan memarahi Nadila.

Railwars Season 3 : Love and Work (Cinta dan Pekerjaan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang