Episode 5 : Malam yang Dingin

199 7 0
                                    


Menjelang tengah malam, Iham belum tertidur. Amel masih berada di ruang tengah membuat teh hangat untuknya. Tiba-tiba pintu berbunyi ketukan dan Amel mendegar ucapan salam dari luar. Ternyata Raihan yang ingin mengajak Iham untuk ngopi diluar. Amel pun membangunkannya. Dengan mata yang masih sayu, Iham pun terbangun dan mencuci mukanya dan berpakaian santai, dengan celana jeans.

Raihan mengajak Iham ke pos perlintasan di Jalan Kartini dekat stasiun Cirebon sembari melihat kereta yang lewat. Sesaat sudah di pos, Iham dan Raihan mulai ngerumpi dengan penjaga pos perlintasan. Raihan masih asik dengan kopinya, sementara sang penjaga kebelet BAB, sehingga Raihan ditugaskan untuk menggantinya, karena si petugas itu sangat lama di kamar mandi.

Genta berbunyi dan Raihan menerima pesan melalui HT, dan perlintasan ditutup. Walau sebenarnya Raihan tidak terlalu mengetahui prosedur penutupannya, Raihan teringat saat ia sering keluar masuk ke pos ini pada saat ia SMA dahulu. Kelihatannya simple, namun harus hati-hati. Argo Dwipangga pun datang dari arah Prujakan dan berjalan pelan memasuki stasiun Cirebon, lampu sorot dinyalakan Raihan menandakan semboyan 1.

Sesaat pintu dibuka, Iham malah tepuk tangan. Entah apa maksudnya, tetapi ia sangat senang, bahkan ia ingin mencobanya. Iham pun mengenakan rompi PJL yang tadi dipakai Raihan, dan menggunakan topi visornya. Genta berbunyi lagi, kereta sepertinya akan lewat dari arah Bangoduwa atau dari arah utara. Iham pun melihat sorot lampu CC206 dan membalasnya dengan lampu sorot dari senternya. Iham pun menyapa tangan dan langsung membuka pintunya kembali.

Dan setelah mereka mencoba dan menggantikan tugas si penjaga tersebut, penjaga pun keluar dari kamar mandi dengan lega. Setelah itu mereka karena tidak ada kerjaan, mereka akhirnya main bareng salah satu game moba yang saat ini terkenal. Kebetulan saja keretanya sepi dan jarang, jalanan pun rada lengang.






Penjaga pos : Eh, sira tah ora tugas?

Raihan : Ora kang, nyantai bae kie

Iham : Hooh, jam 3 balik maning wis.

Raihan : Kok balik? Mau istirahat?

Iham : Ngga ini katanya pak KDT mau nyuruh kita tugas jam 3, kayaknya persiapan Cirebon Ekspres pagi dah.

Raihan : Ohh yaudah, nyantai ae udah





HP Iham berbunyi, ternyata Anin mengirimkan pesan WhatsApp ke Iham bahwa ia sendirian di mess, dan Anin mencari Iham di mess ditemukan hanya Amel saja. Iham menyuruh Anin untuk ke pos perlintasan. Karena Anin ketakutan, Iham menjemputnya di mess.

Akhirnya Iham pun menjemput Anin dan kembali lagi ke pos perlintasan, disaat mereka kembali ke pos, tiba-tiba... Gerombolan geng motor lewat!!!

Hal ini sudah biasa terjadi, tetapi mereka tidak akan mengincar petugas PT. KAI yang lewat di malam hari, apalagi petugas yang berpakaian bebas seperti mereka pada pagi itu, karena beberapa anggota geng motor tidak terlalu memperdulikan para petugas yang bekerja.

Iham dan Anin santai menyebrang jalanan, Anin selalu memegang erat tangannya di setiap malam kalau jalan-jalan, karena takutan. Iham dan Anin pun sampai di pos. Mereka pun semua akhirnya ngopi dan tidak termasuk Anin yang hanya tertidur di pundak Iham. Obrolan-obrolan yang lucu dan tertawaan yang keras tidak membangunkan Anin sama sekali.

Railwars Season 3 : Love and Work (Cinta dan Pekerjaan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang