6 hari lagi menuju ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Aku masih diberi waktu untuk istirahat sampai H-3. Tapi disekolahku sekarang sedang bebas-bebasnya. Guru sibuk rapat, organisasi yang lain pun sedang mempersiapkan penyambutan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Apalagi OSIS.
Pagi ini upacara dihilangkan. Hujan mengguyur amat deras. Aku memutuskan untuk membaca novel dikelas, duduk sendiri. Sahabat-sahabatku sedang pergi ke kantin. Karena hari ini bebas, tak akan ada guru yang masuk. Hanya saja semua murid sibuk dengan organisasinya masing masing. Aku sedang ingin menikmati hujan, membaca novel, jadi enggan pergi kemana pun. Aku senang sendiri. Kalau saja aku masih kecil, aku akan memilih bermain hujan.
"Ca, lo dipanggil!" Randi yang sedari tadi diluar tiba-tiba membuyarkan kosenterasiku.
"Apa? Sama siapa?"
"Yee, dari tadi dipanggilin kirain tau. Sini makannya."
"Iya iya bentar. Ngegas mulu lu."
"Bacot lu. Cepetan."
Aku beranjak dari dudukku. Melangkahkan kaki menuju pintu. Ternyata diluar sudah ada Naufal. Dia berdiri sambil memegangi payung yang ia pakai, hujan amat deras.
"Naufal?" Tanyaku.
"Salsa." Katanya nyengir.
"Nyari aku?"
"Hmm. Nih." Katanya sambil menyodorkan kresek yang ia bawa.
"Ini apa?"
"Sarapan."
Aku mengernyitkan dahi.
"Dimakan ya." Katanya.
"Ini kan bubur. Gak ada mangkok disini."
"Ya udah. Ke kantin aja. Tadi belinya dari kantin kok. Aku nyariin kamu. Tapi pas ditanyain ke temen-temen kamu katanya kamu lagi males kemana-mana. Aku anterin aja sarapannya."
"Ya, ampun Fal. Makasih ya. Ya udah aku ke kantin deh."
"Aku temenin."
"Eh, nggak usah. Kamu kan sibuk. Belum lagi bantuin Osis yang lain."
"Osis lagi istirahat, Salsa. Biarin aku temenin kamu sekarang, ya?"
"Mmm, iya deh."
Aku berjalan menuju kantin bersama Naufal. Seketika aku menjadi tontonan semua orang. Salah satunya Michelle. Dari kejauhan aku sudah tau dia memperhatikanku dengan tatapan tajamnya. Siapa yang tidak ingin sepertiku? Setiap hari diperlakukan istimewa oleh Naufal, idola di sekolahku.
"Kenapa?" Tanya Naufal. Mungkin dia memperhatikan wajahku yang sedikit cemas setelah melihat Michelle.
"Mmm, nggak apa-apa kok." Aku tersenyum meyakinkan.
"Gak usah takut sama Michelle. Aku bakalan jagain kamu 24 jam. Kalo ada apa-apa bilang, ya?"
Ternyata dia tau apa yang ada di pikiranku.
"Iya, Fal." Jawabku.
Dia meraih tanganku untuk digenggam. Mungkin agar aku tak terlalu cemas. Naufal terus menggenggam tanganku sampai tiba di kantin.
![](https://img.wattpad.com/cover/118302305-288-k866128.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Ingin Melupakan Hujan
Historia Corta[SELESAI] Salsabilla Hussain, seorang remaja perempuan pecinta hujan. Menurutnya hujan memberikan sejuta kejutan dan cerita untuknya.