Luangkan waktu untuk vote. Gak nyampe 1 menit guys. Gak rugi kan:')
Pagi ini aku tak memakai seragam sekolah. Aku siap dengan pakaian dinas lapanganku. Mengingat hari ini sudah H-3 ulang tahun kemerdekaan Indonesia, itu berarti aku harus kembali turun ke lapangan untuk latihan setelah beberapa hari kemarin istirahat.
"Aku udh di depan"
Begitu pesan yang masuk ke ponselku. Ternyata Naufal sudah menungguku di depan.
"Selamat pagi Salsabilla Hussain.", sapanya.
"Selamat pagi Naufal.", jawabku singkat dengan senyuman tipis.
"Enggak lupa bawa topi, kan?"
"Kayaknya enggak, deh."
"Naik."
Aku pun berangkat bersama Naufal. Sudah rutinitasnya -mungkin- untuk menjemputku. Karena hari manisku diawali dengan dijemput olehnya. Banyak hal manis yang selalu dia lakukan untukku. Tapi semuanya seperti menggantung.
Sepanjang jalan Naufal membuat moodku naik. Dia selalu mengajakku bercanda. Tertawa bersama. Hal-hal sederhana namun manis yang selalu ingin ku rasakan setiap hari. Naufal memiliki selera humor yang baik. Dia pandai membuatku tertawa. Jika sudah seperti ini aku lupa bahwa aku bukan siapa-siapanya. Ya, hubunganku dengannya terus saja menggantung. Tak ada kejelasan diatas semuanya.
Sungguh, aku ingin melupakan ketidakjelasan hubunganku dengannya. Karena sudah bisa bersamanya adalah hal yang membuatku lebih dari bahagia. Hanya saja aku takut, jika terus saja tak jelas dia bisa kapan saja meninggalkanku dan aku harus kehilangannya. Hal yang selalu aku cemaskan.
Naufal P.O.V
Salsabilla Hussain, perempuan manis yang selalu membuatku tidur tak nyenyak jika aku memikirkannya. Dan menjemputnya untuk pergi bersama ke sekolah sudah menjadi rutinitasku setiap pagi. Hal yang mungkin terlalu sederhana dan tak romantis.
"Aku udh di depan"
Pesan yang ku kirim pada Salsa. Karena sekarang aku sudah berada di depan kost-annya.
"Selamat pagi Salsabilla Hussain.", sapaku saat dia sudah berada di depanku.
"Selamat pagi Naufal.", jawabnya singkat dengan senyuman tipis dibibirnya, namun manis.
"Enggak lupa bawa topi, kan?", tanyaku memastikan agar dia tak gosong saat latihan nanti.
"Kayaknya enggak, deh.", jawabnya.
"Naik."
Aku selalu berusaha tak menghancurkan moodnya dengan membuat dia tertawa. Sepanjang jalan aku bercanda. Karena sering kali dia sensitif. Terlebih saat mengingat hubunganku dengannya masih menggantung. Aku mengerti perasaannya. Apa yang dia takutkan, aku tau. Karena perasaanku dengannya sama, apa yang dia takutkan juga sama seperti apa yang aku takutkan.
Jika harus ku katakan sekarang Salsa, aku amat menyayangimu. Rasaku terbalaskan. Tak usah khawatir dengan perasaanku, karena aku pun berharap lebih padamu. Tidak, tidak ada yang ingin mempermainkanmu. Aku sungguh menyayangimu. Kau hanya perlu menunggu sedikit lagi. Semoga kau masih memiliki sabar yang cukup banyak untuk menantiku. Sedikit lagi, Salsa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Ingin Melupakan Hujan
Kısa Hikaye[SELESAI] Salsabilla Hussain, seorang remaja perempuan pecinta hujan. Menurutnya hujan memberikan sejuta kejutan dan cerita untuknya.