16. Still Doll

3K 419 45
                                    

Lim Yoona.

Wanita yang meninggal satu tahun lalu karena kanker yang menggerogoti tubuhnya. Ia bertahan tiga bulan dalam kondisi koma. Membuatnya seperti boneka hidup. Bulu mata yang lentik. Tubuh yang ramping. Kulit putih pucat. Rambut hitam legam. Namun sangat disayangkan, saat ia terkena kanker, bibirnya yang berwarna seperti bunga sakura, harus menjadi pucat. Pipi dengan rona pink, harus direlakan juga menjadi pucat ketika ia terkena kanker.

Kekasih boneka hidup itu adalah pria bernama Oh Sehun. Seorang ilmuan dan peneliti yang terkenal. Berbagai makhluk hidup sudah ia jadikan bahan untuk di teliti.

Kematian kekasihnya tidak dapat di terima oleh Sehun. Membuat ia mengambil mayat sang kekasih, dan dengan tidak ada rasa manusiawi, ia membawa Yoona pada tabung besar yang sudah berisi cairan di laboratorium pribadi miliknya. Cairan itu bukan cairan biasa. Cairan yang biasa digunakan untuk mengawetkan sesuatu dan menjaga tetap fresh.

Yoona yang berada dalam tabung yang berisi cairan itu terus menerus di teliti oleh Sehun. Ia menginginkan sang kekasih kembali hidup. Ia melilitkan banyak kabel yang aneh pasa tubuh Yoona. Saat ini Yoona benar-benar terlihat seperti seekor mermaid. Rambutnya yang menari di air, ditambah dengan dress putih yang mengikuti arah air.

Berbulan-bulan lamanya Sehun mencoba melakukan penelitian. Ia tidak peduli Yoona tidak memiliki perasaan dan pikiran. Ia hanya menginginkan Yoona untuk membuka kelopak matanya dan memperlihatkan kembali mata kesukaan seorang Oh Sehun.

Sehun mengabaikan segala panggilan yang mengharuskan ia untuk meneliti sesuatu atau menciptakan sesuatu. Satu-satunya yang ia harapkan adalah penelitiannya berhasil membuat Yoona kembali membuka matanya.

Jika sedang dirundung stress yang berlebih, Sehun menjawab panggilan ketua laboratorium dan melakukan pekerjaannya di bawah pengawasan sang atasan dan meninggalkan Yoona yang tidak bernyawa.

Saat Sehun meninggalkan Yoona, ia bukan berleha-leha atau bersenang-senang tanpa mencari solusi. Ia memikirkan berbagai rumus, senyawa, serta faktor-faktor yang dapat membuat Yoona hidup. Terkadang ia berdiskusi dengan rekannya yang sesama ilmuan. Bahkan terkadang rekan karibnya mendatangi laboratorium pribadi Sehun hanya untuk membantu Sehun menyelesaikan penelitiannya yang menurut sebagian orang itu adalah hal gila.

Tubuh kekar Sehun semakin hari semakin mengecil. Karena ia terlalu banyak berpikir. Pipinya yang berisi menjadi lebih tirus. Pola makan tidak di aturnya dengan baik. Ia begitu mencintai sang kekasih. Bahkan Yoona meninggalkannya ketika mendekati hari pernikahan mereka.

Sehun terus menerus memperhatikan objek yang berada di dalam tabung besar itu sembari menyilangkan tangannya di depan dada. Ia terus memperhatikan gerakan kecil yang dihasilkan oleh cairan yang berada di dalam tabung.

Sekelebat bayangan tentang rumus, senyawa dan faktor yang muncul dalam kepalanya, membuat ia tergesa-gesa menuju mejanya. Ia mengambil ponsel dan menghubungi rekan karibnya, "Bantu aku!" setelah mengeluarkan kata itu, ia menutup ponselnya dengan cepat.

Sehun terus menghias kertas putih dengan coretan-coretan yang tidak akan dimengerti orang awam.

Setengah jam kemudian, rekan karibnya mendatangi laboratorium pribadi milik Sehun. Ia melihat banyak kertas yang berceceran. Ada yang di lipat hingga membentuk bulatan, bahkan ada yang bentuknya seperti kertas yang belum tersentuh.

Sehun mengarahkan rekannya untuk menuruti segala perintahnya. Sehun memberikan daftar senyawa yang harus di beli. Ia tentu saja menggunakan rekannya untuk membeli semua yang ia perlukan. Sedangkan dirinya menyiapkan segala sesuatu hal yang sudah ada di laboratoriumnya.

Setelah dua jam mempersiapkan semuanya, dan bahan sudah terkumpul, Sehun melakukannya. Ia memberi intruksi pada rekannya dan langsung di patuhi. Ia mencoba dengan beberapa bahan senyawa yang ia campurkan dalam air yang berada di tabung. Ia menjaga suhunya agar sesuai, dan terakhir adalah sebuah alat yang dapat mengejutkan jantung agar kembali memompa.

Setelah semua sesuai dengan yang Sehun inginkan, ia menekan tombol dan sengatan listrik itu benar-benar mengejutkan tubuh Yoona.

Matanya terbuka!

Ya. Mata Yoona terbuka, walau tidak ada gelembung-gelembung dalam air seperti orang bernafas pada umunya. Yoona memperlihatkan mata cokelat terangnya dan membuat sang rekan terpana. Ia belum lama bertemu dengan Yoona. Ia bertemu ketika Yoona sudah menutup matanya. Kecantikan Yoona benar-benar seperti sebuah boneka lilin dengan kualitas tinggi dan di pahat dengan begitu baik.

Sehun tersenyum puas menatap kekasihnya yang membuka matanya dan berkedip seperti manusia biasa namun tidak bernafas,

"Selamat pagi, sayang.."

-END-



Namanya juga short story :v

short stories ✔Where stories live. Discover now