Setiap manusia pasti memiliki pilihan. Baik memilih pekerjaan, memilih jalan hidup, bahkan memilih pasangan hidup. Beberapa orang bisa mendapatkan semua pilihannya berkat 'keberuntungan'. Tetapi untuk sebagian orang, terpaksa harus memilih salah satu. Bukan 'kesialan', tetapi itu adalah pilihan, dimana kita harus memilih salah satu, atau melepas keduanya.
Lim Yoona, merupakan wanita simpanan seorang CEO ternama, Oh Sehun. Pilihannya menjadi seorang simpanan sudah bulat. Bukan ia mengincar harta dari seorang Oh Sehun, ia hanya mengemis cinta dari Oh Sehun. Cinta yang tidak akan pernah ia dapatkan. Sehun lebih memilih isterinya dibandingkan dirinya yang hanya berstatus sebagai 'simpanan'.
Yoona merupakan wanita pemuas nafsu Oh Sehun. Jika keberadaan Yoona terendus oleh publik, bisa dipastikan hidupnya penuh dengan hinaan dan cacian.
Yoona memperhatikan wajah tampan pria yang tertidur disampingnya dengan memeluk tubuhnya erat. Yoona menyusuri wajah tampan itu dengan jarinya. Ia menguatkan dirinya dengan beranggapan bahwa Sehun adalah miliknya. Tanpa terasa, airmata meluncur bebas dari pelupuk matanya. Ia menginginkan Sehun seutuhnya. Ia menginginkan Sehun sebagai miliknya seorang.
Mata pria tampan itu perlahan terbuka. Sehun menerjapkan matanya beberapa kali, dan disapa oleh wajah sendu Yoona yang penuh dengan airmata.
Sehun dengan cepat menyadarkan dirinya. Ia mengusap airmata Yoona dengan ibu jarinya, "Ada apa, Yoona?"
Sejak satu tahun yang lalu, Yoona selalu ingin bertanya pada Sehun. Mungkin inilah saatnya, "Jika kau diharuskan untuk memilih, aku atau isterimu?"
Sehun menyernyit. Ia tidak menyukai pertanyaan semacam ini. Tetapi selama bersama Yoona, wanita itu tidak pernah menanyakan hal semacam ini, "Tentu saja isteriku,"
Seperti beribu pisau menancap pada hatinya, ia merasakan kesakitan. Yoona menutupinya dengan senyum masam. Itu sudah menjawab semua pertanyaannya. Sehun memilih isterinya. Bahkan jika Yoona bertanya 'siapa yang lebih pantas menghilang, dirinya atau isterinya?', Sehun sudah memberikan jawaban yang sangat jelas.
Sehun mengecup kening Yoona, "Jangan bertanya seperti itu lagi, Yoona. Aku tidak ingin menyakiti perasaanmu," Sehun beranjak dengan tubuh telanjangnya. Ia memunguti pakaian yang terlempar sembarang akibat pergumulan mereka semalam, "Aku akan pulang ke tempat isteriku. Cukup kau menungguku dengan tenang disini. Tidak kah cukup dengan aku yang lebih memilih menghabiskan waktu untuk menidurimu dibandingkan dengan meniduri isteriku sendiri?" kembali, perkataan Sehun membuat hatinya terkulai lemah.
Cinta memang bisa membuat seseorang lemah dan lebih memilih untuk mengalah. Cinta memang tidak bisa dikurung, ia lebih menyukai kebebasan. Cinta berlabuh sesuka hati, bahkan jika harus menyakiti perasaan pasangannya yang terdahulu.
Cinta seperti omong kosong untuk Yoona. Disetiap pergulatan dirinya dan Sehun diatas ranjang, Sehun selalu melayangkan kata 'cinta'. Tetapi semuanya palsu. Untuk apa melayangkan kata manis itu, jika pada akhirnya ia memilih wanita lain.
"Kau tidak ingin tinggal sebentar lagi?"
"Tidak. Isteriku sudah menunggu,"
Setelah memakai pakaiannya dan mengencangkan ikat pinggangnya, Sehun berlalu begitu saja meninggalkan Yoona.
Yoona tertawa, namun ia juga menangis. Meratapi dirinya yang bodoh. Meninggalkan keluarganya demi menjadi simpanan seorang Oh Sehun? Mungkin ia adalah wanita terbodoh di dunia.
Ia terisak sambil sesekali tertawa. Ia menertawakan nasib bodohnya. Ia menangis karena merindukan keluarganya.
Tanpa sehelai benang, Yoona membawa tubuhnya didepan cermin. Ia mendudukkan dirinya di meja rias dan terus menatap cermin. Penampilannya benar-benar seperti wanita murahan. Ia menyentuh bercak yang ditinggalkan Sehun pada tubuhnya.
YOU ARE READING
short stories ✔
CasualeBeberapa chapter mengandung unsur DEWASA. Bijaklah dalam membaca. Anak di bawah umur, tolong urungkan niatnya untuk membaca, karena sudah diperingatkan mengandung unsur DEWASA.