Lim Yoon Ah, seorang gadis yang menganggap bahwa hidupnya hanyalah sebuah kertas kosong. Ayahnya telah bercerai dengan ibunya, dan hak asuh di dapatkan oleh ibunya. Ibunya teramat sangat menyayangi Yoona. Namun, ibunya salah dalam menunjukkan rasa sayangnya pada Yoona. Tepatnya, pada umur yang ketiga, kedua orangtua Yoona bercerai. Yoona mulai tinggal bersama ibunya. Yoona kecil bahkan tidak di perbolehkan untuk selangkah pun keluar dari rumahnya. Jika ia terlihat ibunya sedang berada di luar rumah, Yoona akan di pukuli sembari ibunya terus bergumam, 'Kau ingin meninggalkan ibu, seperti ayahmu yang meninggalkanku, bukan? Kau ingin pergi dari ibu, bukan? Kau ingin kembali ke ayahmu dan meninggalkan ibu seorang diri, bukan?'
Karena terus mendapatkan perlakuan buruk dari ibunya, Yoona kecil telah tumbuh di umur yang kelima menjadi gadis yang penuh luka di tubuhnya. Hal itu tercium hingga ke dewan perlindungan anak. Mereka mendatangi rumah Yoona. Pada awalnya, ibunya bersikukuh menepis pertanyaan dari staff dewan perlindungan anak. Tetapi para staff pun mengambil inisiatif untuk menahan tubuh ibu Yoona dan beberapa staff masuk ke dalam rumah walau tanpa seizin sang tuan rumah.
Staff yang nametagnya bertuliskan nama Oh Yun Ho menatap nanar anak kecil yang sudah tidak sadarkan diri meringkuk di lantai dengan wajah lebam serta darah yang keluar dari hidung dan sudut bibirnya. Pria paruh baya itu ingin menangis menjerit. Ia mempunyai seorang putera dan puteri di rumahnya. Ia bahkan tidak sampai hati memberi hukuman tangan pada kedua anaknya. Tetapi ibu gadis kecil ini, dengan senangnya membuat anak gadisnya terluka tanpa mengingat bagaimana ia melahirkannya ke dunia.
Yun Ho mengangkat kepala gadis itu dengan perlahan dan meletakkan di pangkuannya. YunHo meletakkan jarinya di leher Yoona guna mengetahui denyut nadi Yoona. Betapa terkejutnya YunHo mengetahui denyut nadi Yoona melemah, "Hei, gadis kecil. Apa kau mendengarku? Bertahanlah, nak. Paman dan teman paman akan menyelamatkanmu. Kuharap kau mendengarkanku. Tetaplah bernafas," YunHo mengangkat tubuh Yoona dan membawa keluar setelah temannya berinisiatif memanggil ambulance. Wanita paruh baya yang merupakan ibu Yoona menangis dan menjerit agar YunHo melepaskan Yoona. Tetapi staff lain menghadangnya. Mereka akan membawa ibu itu ke psikiater guna melihat kejiwaannya.
YunHo berlari menuruni tangga dan menunggu ambulance yang sudah di panggil. Yoona membutuhkan infus dan oksigen. Peralatan di dalam ambulance akan lebih efektif jika Yoona mengalami sesuatu di jalan menuju rumah sakit. YunHo terus menunggu sembari sesekali memperhatikan wajah kecil Yoona, "Bertahanlah, nak! Paman janji akan membelikanmu mainan yang banyak dan mengenalkanmu pada kedua anak paman. Mereka akan menjadi temanmu," YunHo terus menggumamkan hal itu untuk memotivasi Yoona dalam bertahan hidup.
Seorang wanita rekan YunHo pun menambahkan kata-kata untuk Yoona, "Benar kata paman, nak! Bahkan bibi punya seorang balita di rumah. Kau bisa bermain dengannya," rekan wanita itu mengusap tangan Yoona untuk menghangatkannya dari suhu tubuhnya yang menurun.
Tidak lama setelahnya, sirene ambulance terdengar. Yun Ho di bantu dengan para perawat untuk memberikan penanganan pertama untuk Yoona. Di tusukkannya jarum infus di pergelangan tangannya, dan di masukkan selang bantuan pernafasan di hidung Yoona. YunHo turut ikut di dalam mobil ambulance, sedangkan rekan yang lain akan menyusul setelah menangani sang ibu.
YunHo terus mengusap tangan Yoona memberikan kehangatan. Gadis sekecil itu akan mendapatkan trauma dari perlakuan buruk ibunya. Yunho hanya berdoa agar Yoona dapat melangsungkan hidupnya dengan normal. Bahkan jika tidak ada anggota keluarganya yang menampung, ia akan mengangkat Yoona menjadi puterinya. Puteranya yang bernama Oh Se Hun dan puterinya yang bernama Oh Soo Jung akan menerimanya. Mereka pasti akan senang memiliki adik. Isterinya? Isterinya seorang donatur untuk panti asuhan. Ia sangat peduli dengan anak kecil. Kemungkinannya sangat kecil isterinya akan menolak.
"Anak sekecil ini harus mengalami hal kejam seperti ini. Mungkin pihak rumah sakit akan membawanya ke psikiater terlebih dahulu setelah kondisinya berangsur pulih. Anak kecil cenderung memiliki trauma yang tidak akan ia lupa, dan akan merasa lebih waspada terhadap orang lain. Ibunya telah melarangnya keluar rumah. Ia tidak pernah sekalipun berinteraksi dengan teman sebaya ataupun para paruh baya yang ada di lingkungannya," ucap salah seorang perawat yang melihat Yoona dengan tatapan sedih.
YOU ARE READING
short stories ✔
RandomBeberapa chapter mengandung unsur DEWASA. Bijaklah dalam membaca. Anak di bawah umur, tolong urungkan niatnya untuk membaca, karena sudah diperingatkan mengandung unsur DEWASA.