< Author POV >
Johnny berlutut dihadapan Reiska yang tengah duduk di kursi yang ada di dekat komputer, Johnny memperhatikan Reiska dengan sangat seksama. Sedangkan Reiska merasa takut.
"Hmm. Jadi begitu. Kau melukai dirimu sendiri untuk dapat berhasil lolos dari 'mereka' lalu bertemu dengan mereka..." terka Johnny sambil menunjuk tiga orang yang ada dibelakangnya, sementara Reiska hanya mengangguk canggung.
"Ini lebih sulit ketimbang dari yang aku duga..." pikir Johnny tanpa menyadari tatapan intens dari Alucard.
"Ouch?!" pekik Taiki saat Ellica menempelkan perban di keningnya, disampingnya ada Alucard dan Cry yang penuh perban.
"Yah, maaf ya membuat repot.." kata Cry yang tersenyum lebar, ekspresi bodohnya tertutup oleh topengnya sendiri.
Alucard mendengus seraya melipat kedua tangannya di depan dada, matanya selalu memperhatikan setiap pergerakan polos yang dilakukan oleh Johnny maupun Reiska.
"Kakak, hentikan. Tidak baik menatap seorang gadis lama - lama. Nanti kau disangka mesum lo..." tegur Reiska.
"Reiska masih kecil, dia bahkan belum mens--"
Ptak!
"Hentikan!" jitakan Ellica membuat Alucard terdiam.
"Haaaah... Kenapa bisa jadi begini sih?" keluh Ellica sembari mengingat kejadian beberapa saat lalu, dimana mereka bertiga(termasuk Cry) dikalahkan oleh Johnny dalam sekali.serangan.
"Untuk sekarang aku mengerti, terimakasih..."
"S - Sama - sama..." Johnny bangkit dari berlututnya lalu berjalan ke arah layar komputer.
"Aku pinjam tak apa'kan?" tanya Johnny, Ellica mengangguk mengiyakan.
< Past POV >
Pintu rahasia yang ada di depan pintu berkarat tiba - tiba muncul dihadapan Cry dan Johnny, dari sana melompat keluar Taiki. Taiki menembakkan beberapa peluru petir dari lingkaran sihir penuh rune.
Dar.. Dhuar,
Tapi semua itu tertahan oleh dinding baja yang tiba - tiba muncul dari telapak kiri Cry.
"Cry awas.." peringat Johnny.
Dari atas jatuh meteor api.
"Rasakan..." tawa Taiki.
"Hoho~besar juga..." kagum Cry.
"Cry, dindingnya..." peringat Johnny lagi.
Dinding baja yang dimunculkan oleh Cry tiba - tiba meleleh(?) dan sebuah bola api yang sangat panas terlihat terbang dari lubang ditengah dinding.
"Terbakarlah!" ucap Alucard dingin.
"Aaaaaa! Kita akan hangus, Kak Johnny..!" panik Cry sambil menangis.
Johnny menghela nafas panjang, dari lengan jaketnya keluar sesuatu yang hitam seperti garis dan garis - garis itu mengelilingi dirinya. Tangan kanan terangkat ke depan dan tangan kiri terangkat ke atas.
"Jangan salahkan aku jika kalian mati..." gumam Johnny membuat wajah Cry menjadi pucat.
"G - Gawat.."
Setelah itu sesuatu yang gelap keluar dari sana dan meledakkan semuanya yang ada.
< Author POV >
Sekarang Johnny tengah berfokus ke.rekaman yang berhasil direkam oleh kamera pengintai yang ada hampir diseluruh Kota Ambush dan gedung sekolah tua ini yang menjadi pusat kendali. Dari rekaman terlihat beberapa orang berjubah yang menyerang Alucard dan Ellica, mereka juga membuat rusuh di pasar dimana orangtua Taiki sering belanja dan terakhir..
"Ini gawat..." bisik Johnny.
"Sepertinya kau mengerti.." ucap Alucard yang sudah berdiri disamping. "Mereka mengepung rumah Reiska..!" lanjutnya.
"Itu sebabnya Reiska tidak bisa pulang ya.."
"Benar sekali..!"
Ellica menemani Reiska yang terlihat murung saat Johnny merujuk ke topik rumah, Cry membersihkan topengnya sambil berbalik badan dan Taiki yang lanjut makan keripik.
"Apa polisi berhasil mereka sogok juga?" tanya Johnny memastikan, dan Alucard hanya diam. "Haaah... Kuharap Shaker ada disini," desah Johnny.
Johnny memiliki banyak rencana tapi itu membutuhkan banyak orang dan rencana itu juga tidaklah mudah.
"Baiklah, aku ada tugas untuk kalian..." tunjuk Johnny.
"Heh? Aku juga?!" kaget Cry yang sama seperti Taiki.
"Ini demi kepulangan Reiska, kita-- Pedia yang harus melakukannya. Kau mengerti, Cry?!" tutur Johnny datar.
"Oke - oke. Jadi, tugas kami apa?"
"Mencari pengawal baru!"
< Another POV >
Mobil BMW hitam itu berhenti didepan pagar, Audi dan Delux melangkahkan kakinya keluar dari mobil disusul Hako serta Florencia.
"Dengar semuanya, kita akan bertarung untuk jaga - jaga. Albert akan menjaga Agusto yang masih pingsan, sisanya ikuti aku bertemu Nona Zerocha..." seru Delux semangat.
"Dan sebagai tambahan..." cetus Audi. "Serang siapapun yang terlihat mencurigakan!"
Preview Next EPISODE
A : Pagi semuanya~ane sengaja buat bagian ini pendek karena untuk bagian depannya lumayan panjang. Anggap saja penyakit malas yang tengah tren, ane lagi MAGER :^
Riza : Hmm.. Berarti gk ikhlas dong? '-'
A : *nendang Riza kembali ke SPW*
A : Bye ~_~
KAMU SEDANG MEMBACA
(SPToP) - Supernatural Powers : Tales of Pedia
Fantasy[Buku Awal dari SPW] Genre : Action, Code Name & Guild Pedia, adalah nama organisasi yang cukup terkenal di zamannya tapi sekarang sudah tidak lagi. Karena mereka telah tiada. Pada kali ini akan menceritakan seluk beluk berdirinya Pedia yang terkena...