< Author POV >
Rosa mengayunkan tangannya ringan ke samping, udara terbelah dan memperlihatkan sebuah pintu kemana saja. Gadis kecil bersurai pirang itu berjalan ke arah pintu, sebelum masuk ia berbalik. Ia tersenyum kepada pemuda berambut hitam yang duduk di kursi dekat meja kerja Rosa.
"Adriana senang dapat bertemu dengan Kak Riza lagi.." ungkapnya tulus.
"Sampai jumpa lagi, Adriana.." sahut Rosa ramah.
"Sampai jumpa, Kak Rosa.."
Setelah itu, Adriana berjalan melewati pintu dan menghilang bersama pintu. Pemuda berambut hitam yang duduk hanya memandang bingung(?).
"Adriana tadi, siapa?" heran Riza.
"Wajar kau tidak kenal karena kau 'belum' bertemu dengannya. Tidak usah memikirkan hal itu, kau bisa stres tahu.." jelas Rosa, kembali duduk di kursi kerjanya.
"Guru, kenapa anda memanggil saya ke 'waktu' ini? Apa ada sesuatu yang ingin kau sampaikan?" tanya Riza merubah topik.
"Kau datang ke sini, menerima pesanku. Itu berarti Buku Kosong telah kau dapatkan.."
"Ya, Allyn yang mengembalikannya.!" sahut Riza menunjukkan sebuah buku dengan cover hitam pekat bergaris putih.
"Belakangan ini kau terlihat dekat dengannya, Riza. Apa kau menyukainya?"
"Jangan bercanda, guru. Yang ada dia terus menyiksaku selama di King.." Riza menunduk dengan aura pasrah.
Rosa tersenyum kecil. Rosa mengambil note sebesar dadanya itu, membuka sebuah halaman yang terdapat tulisan.
Pindahkan Kami Ke Ruang Hampa
Jrussssh...
Seketika mereka berdua terpindah ke ruangan serba putih, dalam keadaaan berdiri.
Mata Riza berbinar. "Berapa kali pun aku melihatnya. Guru, cara anda selalu praktis dan mudah dilakukan. Sangat berbeda denganku yang harus 'menulis'.." lesu Riza di akhir.
"Ini adalah 'cara'ku menggunakan Kode Nama Author. Walaupun begitu cara ini masih memiliki banyak kelemahan.."
"Benarkah begitu, aku tidak percaya..?"
"Sudahlah. Tujuanku memanggilmu bukan untuk curhat.."
"Riza, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.."
< Change POV >
Sementara itu di lantai 2 gedung Pedia ada Adre dan Aya yang sedang berpatroli. Mereka berdua mendapat tugas pada lantai 2 sampai 6. Lalu satu siapa?
Tentu saja kepala satpam, Andrea.
Adre dan Aya baru saja selesai memeriksa lantai dua yang berisikan gudang yang menyimpan berbagai macam barang. Mereka masih mengenakan pakaian formal mereka tapi dilapisi dengan blazer atau jaket yang memiliki lambang Pedia.
Aya berhenti di dekat jendela, ditangannya ada selebaran kertas. Itu adalah kertas lowongan pekerjaan. Cara dia bekerja disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
(SPToP) - Supernatural Powers : Tales of Pedia
Fantasy[Buku Awal dari SPW] Genre : Action, Code Name & Guild Pedia, adalah nama organisasi yang cukup terkenal di zamannya tapi sekarang sudah tidak lagi. Karena mereka telah tiada. Pada kali ini akan menceritakan seluk beluk berdirinya Pedia yang terkena...