< Author POV >
Tap.. Tap... Tap!
Sosok Albert berlari menjauh dari kejaran boneka salju yang memenuhi hutan. Salah satu pedangnya sudah ia dirikan di dekat Augusto untuk melindungi Augusto dari setiap serangan, akibatnya setengah dari kekuatan dari dirinya menghilang.
"Hah, hah.. Mereka semua merepotkan." keluh Albert terus berlari.
Di dekat persimpangan pohon tiba - tiba muncul boneka salju, Albert melompat tinggi melewati boneka tersebut. Selama melompat Albert sempat mengayunkan pedang airnya dan memotong kepala boneka salju. Dan mendarat dengan selamat.
"Keluarlah dan jangan sembunyi. Hadapi aku!" teriak Albert frustasi.
"....."
Tidak ada jawaban, hanya ada suara angin dan sentuhan yang dingin.
"Tidak mau ya..?"
Albert memasang kuda - kuda siap mencabut sebuah pedang, diwaktu yang sama juga muncul banyak boneka salju dari dalam tanah.
Serangan Air : Gelombang Air Pemotong
Brasstz!!
Albert menyabetkan pedangnya ke depan, dari segala arah semua boneka salju tercincang menjadi banyak bagian, bukan boneka salju saja tapi pepohonan juga dan membuat hutan menjadi gundul.
"......."
"......."
Sepi.
"Dia tidak ada disini. Lalu dimana?!"
< Another POV >
Florencia terdiam di depan sebuah pintu hitam yang terbuat dari besi yang dingin, ada ukiran kepala tengkorak yang membuat seringaian disana, tangan Florencia gemetaran saat ingin membuka pintu. Makanya ia membatalkannya.
"Tenang, tenang. Ingat kata kakak, 'aku harus bisa, jika tidak aku tidak dapat melangkah maju'.." bisik Florencia kepada dirinya sendiri.
*push* Florencia mendorong pelan pintu besi, saat terdorong, entah sejak kapan dirinya sudah berada di dalam. Di sebuah ruangan gelap penuh cahaya ungu, ada ranjang dengan ukuran king size di ruangan dan seseorang yang tiduran disana.
"Sudah datang ya. Aku sudah lelah menunggumu sedari tadi, sepupu.."
"M - Mia?"
Seorang gadis bersurai salju yang mengenakan gaun dan jubah hitam keluar dari garis ranjang, tepat disaat itu terbang dan menancap sebuah sabit besi di dekatnya.
"Mia, aku tidak mau bertarung denganmu. Kumohon hentikan semua ini, ya..?"
"Itu berarti kau menerima 'kekalahan'?"
"........"
"Sudah kuduga kau tidak bisa.." bisik Mia.
Mia mengambil sabit yang tertancap di lantainya, dari dalam lantai muncul dua manusia tengkorak.
"Kumohon Mia. Aku tidak mau bertarung denganmu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
(SPToP) - Supernatural Powers : Tales of Pedia
Fantasy[Buku Awal dari SPW] Genre : Action, Code Name & Guild Pedia, adalah nama organisasi yang cukup terkenal di zamannya tapi sekarang sudah tidak lagi. Karena mereka telah tiada. Pada kali ini akan menceritakan seluk beluk berdirinya Pedia yang terkena...