(1). DELVIN

2.5K 127 2
                                    

(FOLLOW, VOTE & COMMENT)

******

Waktu sudah menunjukan pukul 07.45, dan Delvin baru sampai di depan gerbang sekolahnya. Gerbang sekolah juga sudah ditutup. Namun Delvin tidak akan menyerah begitu saja, Delvin mempunyai segudang akal.

Delvin turun dari motor ninja merahnya, lalu mulai mencari keberadaan pak Didi. Ternyata pak Didi sedang menonton tv di post nya.

"sttt, sttt pak, pak Didi" ucapnya seperti bisikan, karena takut jika nanti ketahuan oleh guru, bisa-bisa masuk BK karena selalu terlambat.

"sttt, sttt, sttt"

Merasa ada yang memanggil, pak Didi pun menoleh ke asal suara, ternyata ada Delvin, si murid nakal.

Pak Didi pun bangkit dari duduknya, lalu menghampiri Delvin. Sudah biasa menghadapi Delvin seperti ini membuat pak Didi bosan. Hampir setiap hari Delvin terlambat, dan pak Didi selalu membiarkan Delvin masuk padahal peraturannya tidak boleh.

"pak bukain gerbangnya dong, please pak" ucapnya memohon, wajahnya ia biarkan memelas agar pak Didi mau membuka gerbangnya.

"gak bisa, ini udah peraturan sekolah" jawab Pak Didi santai.

"pak, masa bapak ngebiarin saya gak ikut pelajaran sih" ucapnya dengan wajah memelas.

"tapi tetap gak bisa"

Baru saja pak Didi akan kembali ke pos nya, namun Delvin menahan, lalu mengeluarkan uang seratus ribuan 3 lembar "masa bapak gak mau sih? Saya baik loh, rezeki kan gak boleh ditolak"

Pak Didi berfikir sejenak, lalu mengangguk pasrah. Toh rezeki memang tidak boleh di tolak kan, apalagi pagi-pagi seperti ini.

"yasudah, cepatan takut nanti ketahuan guru" lalu membuka gerbang, membiarkan Delvin masuk ke parkiran.

"makasih pak Didiku yang sangat tampan" godanya, lalu menjalankan motornya keparkiran.

Setelah melepas helmnya, Delvin berlari ke arah kelas nya. Hanya tinggal 1 kelas lagi Delvin akan sampai, Delvin mengendap-ngendap, takut ketahuan Bu Rina guru terkiler di SMA Harapan.

"permisi bu" ucapnya lalu masuk kedalam kelas tanpa wajah berdosa sedikitpun.

"Delvin Valora Ivander, suruh siapa kamu masuk?" tanya Bu Rina membentak, dia sudah sangat kesal pada Delvin karena selalu datang terlambat kesekolah.

Apalagi dulu Delvin pernah membuang beberapa soal ulangan yang akan di potocopy oleh Bu Rina membuat bu Rina kesal bukan main.

Delvin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu tersenyum.

"sini kamu!" bentak bu Rina. Tatapannya tajam dengan tangan yang selalu memegang rotan.

Dengan malas Delvin menghampiri bu Rina. Berdiri disebelah kanan guru itu, wajahnya tanpa takut sedikitpun malah menatap santai pada bu Rina.

"keluar!" bentak Bu Rina sambil menunjuk kearah pintu.

"kok keluar sih bu, saya kan mau belajar" ucapnya tanpa dosa.

"KELUAR DELVIN VALORA IVANDER!" bentak bu Rina lagi. Kali ini dengan suara yang keras membuat Delvin kaget.

Dengan malas Delvin pun keluar dari kelas, sebelum keluar kelas ia melempar tasnya terlebih dahulu ke mejanya. lalu berjalan ke lapangan untuk bermain basket. Dilapangan memang ada beberapa murid yang jamkos, jadi Delvin ikut bermain basket dengan murid lain.

Baru saja Delvin akan mengambil bola basket, Bu Bena memanggil dari belakang membuat Delvin menghela napas kesal.

"Delvin, ngapain kamu disitu? Kenapa gak belajar? Sini kamu" teriak Bu Bena, wajahnya memerah karena kesal.

DELVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang