(17)

873 47 2
                                    

Dera dan Delvin sedang duduk santai sambil menghadap Televisi dihadapannya. Delvin sedari tadi tak henti-hentinya tertawa saat melihat adegan film spongebob yag menurutnya sangat lucu, namun tidak dengan Dera, dari tadi Dera hanya diam mengerucutkan bibirnya kesal, alasannya karena Dera tak menyukai acara kartun yang seperti anak-anak, Dera hanya ingin menonton drakor di laptopnya, namun Delvin selalu melarang. Delvin bilang 'jangan nonton yang kaya gitu, kamu gak cocok, banyak pacarannya', dasar jomblo kurang belaian, pikir Dera.

Dera benar-benar sangat menyesal karena mengizinkan Delvin masuk kerumahnya, jika Dera tak mengizinkan, mungkin sekarang ia sedang baper-baperan bersama idolanya.

Bahkan Dera sudah menyuruh Delvin agar segera keluar dari rumahnya, namun Delvin menolak. Alasannya karena Delvin takut jika Dera dan kucingnya kenapa-kenapa, karena dirumah Dera sekarang hanya ada mereka berdua, kedua orang tua Dera sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, sedangkan Zico, dia sedang sibuk dengan kampusnya.

Jadi sekarang, tinggalah Delvin dan Dera. Dera menoleh pada Delvin dengan tatapan sangarnya, ia bosan jika harus duduk diam seperti ini terus. Dera akhirnya kembali berbicara. "Vin, gue mau nonton drama ya" ucap Dera seraya berusaha mengambil laptop disamping kanan Delvin. Namun dengan cepat Delvin menahannya membuat Dera kesal bukan main.

"jangan, anak kecil gak boleh nonton yang pacaran" ucapnya.

Dera menepis kasar tangan Delvin. "isshhhh... ngeselin tau gak!"

"enggak tau" jawab Delvin cepat.

Dera kembali menoleh, lalu memukul bahu Delvin dengan keras membuat sang pemiliknya memekik keras. "aww.. sakit sayang, eh".

Dera membulatkan matanya saat mendengar kata 'sayang' keluar dari bibir merah segar Delvin. Ia sedikit merona, namun dengan cepat ia menyembunyikannya dengan rambutnya seraya kembali memukul bahu Delvin beberapa kali. Bukannya marah, Delvin malah tertawa terbahak-bahak.

"Ra ampuun, adudududu ampun Ra, hahaha....." ucap Delvin disela-sela tawanya sambil berusaha menahan tangan Dera agar tak memukulinya.

"dasar cowok kardus" cibir Dera sambil terus memukuli Delvin.

Delvin lebih memilih menghindar daripada bahunya jadi korban. Delvin berlari lalu disusul oleh Dera, Delvin tak tahu harus kemana, akhirnya ia lebih memilih naik kelantai 2, dibelakangnya kini sudah ada Dera yang sedang berusaha menagkapnya.

Delvin membuka pintu kamar yang ia tidak tau kamar siapa, tanpa menunggu Dera akhirnya Delvin masuk dan langsung menutupnya kembali. Namun saat Delvin masuk, kamar yang bernuansa pink dan hitam itu sudah memberitahu Delvin, dan Delvin yakin jika ini adalah kamar Dera.

Delvin menoleh kearah pintu saat mendengar suara Dera memanggil-manggil namanya. Dengan cepat Delvin bersembunyi dibawah kasur, jika Dera membukanya maka Delvin tidak akan ketahuan.

Dera menoleh kekanan dan kekiri, mencari keberadaan Delvin yang menghilang tiba-tiba, melihat pintu yang tak rapat membuat Dera yakin jika Delvin masuk kedalam kamarnya, dengan mengendap-ngendap Dera membuka pintunya dengan pelan, lalu memasukan kepalanya kedalam. Tak melihat siapapun akhirnya Dera masuk kedalam dan langsung menutupnya.

Kini ia merasa senang, karena Delvin tak ada dikamar maupun di ruang tv. Jadi Dera bisa menonton drama korea dengan santai tanpa ada yang menggangu. Dera berjalan menuju meja belajarnya, mencari dimana laptopnya berada.

Tak menemukannya membuat Dera kembali berpikir, dimana ia terakhir menyimpan laptopnya, dan saat itu juga Dera ingat jika laptopnya berada diruang tv, namun sebelum ia kembali keruang tv, Dera melihat jam dinding dikamarnya, waktu sudah menunjukkan pukul 19.43, dan keluarga Dera masih belum pulang juga.

Dera tak memikirkan keberadaan Delvin, karena Dera berpikir jika Delvin sudah pulang karena takut dihabisi oleh Dera. Dera melangkahkan kakinya menuju ruang tv.

Setelah mengambilnya, Dera kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya, dengan langkah santainya Dera berjalan sambil terus bersenandung. Dera memegang knop pintu, lalu membukanya.

Namun saat Dera membuka pintu, seorang cowok tinggi sedang berdiri dihadapannya membuat Dera menjerit histeris. Dan cowok itu adalah Delvin, si cowok kardus. Tanpa basa-basi, Dera langsung memukuli Delvin lagi membuat Delvin memundurkan langkahnya.

"Ra, udah Ra, sakit ini" ucap Delvin namun Dera tetap memukulinya.

"siapa suruh ngagetin" ucap Dera.

Semakin mundur, semakin mundur, akhirnya kini Delvin terjatuh keatas kasur, lalu diikuti oleh Dera. Dera membulatkan matanya saat wajahnya dan wajah Delvin kini hanya tinggal beberapa senti lagi. Bukan hanya Dera, Delvin pun sama, ia tak kalah kejutnya karena kini Dera berada diatasnya, namun saat kesadaran Delvin kembali, senyum licik kini kembali menghiasi wajah tampannya.

"berhenti mukulin aku, atau aku cium. Soalnya sedikit lagi kena" ucap Delvin membuat kesadaran Dera kembali, dengan cepat Dera menegakkan tubuhnya, berdiri sambil membereskan bajunya yang sedikit berantakan.

Delvin akhirnya bisa bernapas lega, ternyata cara paling ampuh agar membuat Dera tak memukulinya adalah dengan cara berpura-pura akan menciumnya. Delvin jadi tau, jika kelemahan seorang Dera yaitu ciuman.

"demen banget mukulin anak orang" gumam Delvin namun masih bisa didengar jelas oleh Dera.

Dera mendelik tajam. "gue denger" ucapnya.

"Dera, lo harus tau. Pacar itu harusnya disayang, bukan malah dipukulin. Gak bisa nyenengin pacar banget" ucap Delvin pada Dera membuat Dera menyernyit.

"gue bukan pacar lo" ketus Dera, namu dalam hati ia sangat senang Delvin berkata pacar padanya.

"tapi calon suami kamu" ucap Delvin lagi.

Dera menahan senyumnya agar tidak mengembang sekarang. Ia kembali menatap Delvin.

"gak usah ngacok, atau mau gue pukul lagi?" ketus Dera, namun dengan cepat Delvin menjawab.

"pukul aja, berarti gue dapet kesempatan buat nyium lo dong" ucap Delvin semakin ngawur.

Dera menghela napas kasar, Delvin sekarang tau kelemahannya.

"diem lo at__"

Dengan cepat Delvin kembali memotong. "atau kamu mau main pukul-pukulan sambil cium-ciuman?" celetuk Delvin dihiasi dengan wajah genitnya, lalu melangkahkan kakinya mendekat kearah Dera membuat Dera memundurkan langkahnya.

"berhenti atau gue teriak" ancam Dera.

"jangan teriak, itu susah. Kamu gak akan kuat, nikmatin saja" ucap Delvin seolah mengikuti kata-kata DILAN.

Dera membulatkan matanya lebar-lebar. Entah setan apa yang sudah memasuki tubuh Delvin, Dera tak tau.

"Vin, lo jangan berbuat macem-macem ya sama gue"

"gak akan kok, kecuali kalo besok kamu mau nemenin aku ketaman deket komplek" ucap Delvin sambil menghentikan langkahnya.

"ngapain?"

"datang aja, kalo gak datang kamu harus siap-siap" ucap Delvin dengan nada sok horror.

Dera menghela napas, ia tak tau harus mengiyakan atau menolak.

"siap-siap apa?" Tanya Dera.

Delvin mengangkat sebelah alisnya, lalu tersenyum miring. Mendekatkan wajahnya ketelinga kanan Dera.

"siap-siap aku" jeda sesaat "LAMAARR" setelah mengatakan itu Delvin berlari menuruni tangga sambil terus tertawa terbahak-bahak. Entah kenapa jika sedang bersama Dera ia sangat bahagia.

Disisi lain Dera sedang memekik keras sambil menyebut nama Delvin.

"DELVIIIIINNNN, SAMPAI KAPAN LO MAU BAPERIN GUEEEE"




****

-YOU IS MINE-



hnamlya_

DELVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang