Di sisi lain, Aryo mengejar Arza yang sudah berjalan jauh dari kantin. Aryo berhasil menjajarkan langkahnya dengan langkah Arza. Arza menoleh, hanya 2 detik, lalu kembali menatap lurus.
"Za?" ucap Aryo, namun tak ada jawaban dari Arza.
"Za? Lo kenapa sih?"
"gak pa-pa. Ngapain lo ngejar gue?" tanya Arza tanpa menoleh
"ya pengen aja, daripada gue sendiri"
Arza menoleh "Delvin?"
"kenapa?" tanya Aryo balik
"kemana?"
"gue disini disamping lo? Lo kenapa kok jadi orang bingung gitu. Gila lo?" ucap Aryo membuat Arza mendengus kesal.
"telmi lo dugong!" ucap Arza sambil menoyor kepala Aryo " maksud gue, Delvin kemana? Bukan lo kemana anju!"
"oh, ngomong dong dari tadi. Nih ya Za, gue ngasih saran sama lo, kalo ngomong tuh jangan setengah setengah, lo tau kan gue itu terlalu pinter dibidang pelajaran, jadi gue gak ada waktu buat mikirin kata-kata lo yang selalu setengah-setengah" ucap Aryo panjang lebar.
Arza memutar bola matanya malas.
"sok pinter lo!""emang pinter"
"Delvin kemana? Kenapa lo sendirian?"
"tau! Tadi Delvin nganterin Dera ke kelasnya" jawab Aryo.
Sakit. Ya itu yang sedang Arza rasakan sekarang. Namun ia berusaha untuk tidak marah, atau pun cemburu pada Delvin.
"kenapa? Kok diem?"
"pengen aja! Kenapa? "
"gak! Udah gak aneh kok kalo lo selalu diem. Lo kan pelit ngomong" kata Aryo.
*****
"makasih Vin" ucap Dera setelah sampai di depan kelasnya.
"sama-sama" setelah hampir 5 detik, Dera masih berada didepan Delvin. Delvin mengernyitkan dahinya, bingung dengan tatapan Dera.
"Ra? Hey lo gak masuk?" tanya Delvin sambil melambai-lambaikan tangan kanannya didepan wajah Dera.
Dera refleks langsung mengerjap-ngerjapkan matanya.
"eh iya kenapa Vin?"
"lo gak masuk? Atau mau gue anterin masuk kedalam kelas?" tanya Delvin sambil menaik turunkan sebelah alisnya.
"ih a-apaan sih" ucap Dera sambil membalikan badannya menahan malu.
"GUE KE KELAS YA, KALO KANGEN SAMPERIN AJA, LOVE YOU" teriak Delvin membuat semua wanita yang berada di dalam kelas mau pun yang sedang melewati kelas Dera langsung memekik karena kegirangan mendengar ucapan Delvin.
"isshh Delvin manis banget ya"
"Delvin kok sama Dera"
"Isshhh Cogan makin kurang aja"
Delvin membalikan badannya, menatap wanita yang sedang menggerumutinya, mengedipkan sebelah matanya lalu pergi meninggalkan kerumunan.
Selama di perjalanan, Delvin terus menerus tersenyum. Dera selalu ada di pikirannya.
Drtt drtt drtt
Nada dering ponsel Delvin membuyarkan pikirannyan tentang Dera.
Siffa is calling
Tak lama setelah membaca nama si penelpon, Delvin menekan tombol hijau.
"Hallo"
"GUE MAU PUTUS!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DELVIN
Teen FictionBagaimana jika cowok tampan namun FUCKBOY seperti DELVIN menyukai DERA si Bidadarinya Sma Harapan yang terkenal dengan kepintaran dan kecantikan yang diatas rata-rata?