Hari ini adalah hari kamis, dimana semua murid akan mengadakan senam bersama. Dan hal seperti inilah yang sangat malas dilakukan oleh cowo macam Delvin.
Dia lebih baik dihukum berdiri ditiang bendera daripada harus mengikuti senam seperti anak kecil ini.
"Vin, ayo nanti kena marah loh" kata Aryo.
Delvin memutar vola matanya malas. "udahlah ga usah senam-senaman, bikin derajat gue turun aja nih ah"
Aryo dan Arza berdecak kesal, setiap kali merema dihukum pasti semuanya gara-gara Delvin.
"ayolah Vin, gue males di hukum. Seenggaknya nanti kita dibelakang aja biar ga keliatan si Maman guru piket yang gendut dan berkumis lebat bagaikan pohon rambutan" ucap Aryo mulai melantur kemana-mana.
"hmm" setelah mengatakan itu Delvin berjalan menuju lapangan, sudah terlihat banyak anak-anak yang berkumpul dilapangan.
"maleslah gue, ogah gue, pengen bolos ajaa dah gue" Delvin yang bawel itu dari tadi tak berhenti berbicara membuat kedua temannya ingin sekali menjait bibirnya agar tak bisa berbicara lagi.
Delvin menengok ke kanan, melihat Dera yang sedang tertawa sambil terus meloncat-loncat, entah apaa yang sedang Dera bicarakan, namun terlihat sangat ceria.
"yok kita dibelakang aja" kata Arza menarik tangan Delvin.
Saat jam 07.00 senam dimulai, Delvin hanya bergumam tidak jelas dari tadi, bukannya berpura-pura senam saja tapi dia malaah diam sambil berjongkok.
"gue males kena panas, gimana kata orang tua gue kalo kena panas, apalagi kalo kelamaan takutnya tulang gue item juga gimanaa"
Delvin memainkan tali sepatunya, ia kesal kenapa perasaan dia sangat lama hanya untuk ke jam 8 saja.
"gue kekelas duluan ya" kata Delvin pada Arza dan Aryo seraya berdiri.
"loh emangnya ga bakalaan di marahin sama Pak Maman? " tanya Arza.
"gak bakalan tenang aja"
Setelah mengatakan itu Delvin berjalaan menuju kelasnya, namun terlihat pak Maman yang mempunyai badan besar itu kini sedang berjalan menuju lapangan, dengan segala idenya, Delvin memegang kepala dan perutnya, bergaya seperti sedang kesakitan.
"loh loh, mau kemana kamu? " tanya Pak maman dengan nada tegasnya.
"sayaa pusing pak, magg saya juga kambuh, sepertinya sebentar lagi saya mau pingsan paak" kata Delvin dengan nada suaraa lemas.
"nahloh, jangan pingsan, kalo pingsan siapa yang mau gendong kamu"
"ya maka dari itu pak, sebagai murid yang baik hati sayaa mau kekelas aja, biar ga ngerepotin warga sekolah" katanya sambil kembali berjalan.
"yasudah, jangan lupa minum obat ya " teriak pak Maman saat Delvin sudah berjalan menjauh
"ahsyap pak"
Setelah merasa pak Maman jauh, Delvin kembali jalan dengan gaya pecicilannya. Sambil terus memeriksa kulitnya, takut gosong dan jika gosong maka ketampanannya akan berkurang, jika berkurang ia akan susah jadi playboy.
"untung masih cakep aja gue, malahan makin cakep" katanya sambil bercermin didalam kelas.
"pantes aja Dera tergila-gila sama gue, orang cakep banget gini, bibir gue seksi, idung mancung, mata agak sipit kek orang korea, rambut klimis, kulit putih, udahlah sempurna banget gue mah"
Delvin terus saja berbicara sendiri, memuji diri sendiri dengan gaya kecentilannya sambil terus memainkan rambutnya.
Wajah Delvin yang memang tampan itu membuat siswi yang lewat dari kelasnya terkekeh. Gaya kecentilannya sungguh membuat siapapun memang suka, tapi jika berlebihan itu membuat ilfil.
Delvin mengeluarkan ponselnya, lalu berjalan menuju kantin. Karena kantin melewati kelas Dera maka dengan gaya jalan sok cool nya ia tunjukan, namun matanya terus saja berkedip sebelah jika ada cewe cantik yang melihatnya.
Delvin berhenti di ambang pintu, mencari keberadaan Dera hingga akhirnya tertangkap oleh matanya, Dera sedang membaca buku dilengkapi dengan headset di telinga nya itu membuat Delvin tersenyum.
"haii sayaang" sapanya sambil melambaikan tangan.
Dera tak menoleh bahkan dera saja tidak mendengar ada yang memanggilnya.
Merasa Dera tak mendengarnya, Delvin langsung menghampiri Dera, kemudian duduk di kursi depan Dera.
"haii sayaang" ulangnya.
Dera mendongak, menatap Delvin dengan tatapan biasa saja.
"gak usah sok cuek ah" goda Delvin.
Dera menoyor kepala Delvin, membuat sang pemilik kepala mendengus kesal karena ulah cewek didepannya ini.
"apaan sih lo! " kesal Dera. "ganggu gue aja! "
Delvin terkekeh, "gue mau ngajak lo makan di kantin, ayoooo temenin laper" rengeknya bagaikan anak kecil yang meminta mainan kepada ibunya.
Dera berdecak, memang tidak salah jika Dera menggantung Delvin di pohon Mangga sekarang.
"yaudah ayo, tapi jangan lama ya" ucap Dera kemudian berdiri menyimpan buku novel dan hedsetnya di atas meja.
Delvin ikut berdiri, lalu berjalan berdampingan dengan Dera. Tubuh Dera yang hanya setelinga Delvin membuat kecocokan diantara mereka terlihat jelas oleh siapapun.
Tak salah jika orang memanggil mereka dengan sebutan "pasangan yang serasi" karena sejujurnya mereka memang sangat pantas, apalagi jika sedang berjalan atau bercanda.
Hanya saja sikap Delvin yang terlalu centil dan tidak bisa diam membuat sikapnya bertolak belakang dengan Dera si Bintang sekolah.
Delvin menoleh pada Dera, lalu memainkan jarinya di pipi kiri cewek itu.
"ndut, kamu mau makan apa? " tanya Delvin.
Dera mendelik "tadi manggil nya gue lo, sekarang aku kamu, gimana sih gak konsisten sama hidup!"
Delvin tertawa, tidak lepas hanya saja membuat Dera ikut tertawa. "jangan ketawa! "
Delvin menghentikkan tawanya, menutup mulutnya dan tidak berbicara lagi sampai di Kantin.
"aku pesen nasi goreng ya mbak" ucap Delvin pada Dera.
Dera tak menghiraukan Delvin, ia hanya berjalan saja menuju tempat nasi goreng.
Delvin menunggu pesanannya datang, namun beberapa menit kemudian Dera datang, hanya saja Gadis itu hanya membawa 1 piring nasi goreng membuat Delvin membuka mulutnya lebar.
"sayang, punya Raja mana? " tanya Delvin
Dera menunjuk ke arah mbak jualan nasi goreng dengan dagunya "pesen sendiri, masa nyonya di suruh-suruh sama pembantunya " kata Dera lalu memasukan sesuap nasi ke dalam mulutnya.
Delvin memasang wajah sedih, lalu kembali memasang wajah tampannya. "satu pirng berdua aja deh biar romantis"
Dera menggeser piringnya, membuat Delvin tak jadi mengambil nasi goreng Dera. "gak ah, nanti gak kenyang"
"ya allah pelit amat sih ni cewe, selingkuh juga ni gue" gumam Delvin namun dapat didengar jelas oleh Dera.
Dera mengerutkan keningnya. "pergi lo sana gak usah duduk bareng gue!" ketus Dera
"maafin dih, gue bercanda doang"
Merasa tidak tega karena Delvin tak makan, akhirnya dengan sukarela Dera membagi nasi gorengnya dengan kekasihnya itu. Bagaikan di drama korea, kini mereka makan sepiring berdua dan membuat beberapa orang menatapnya kagum, ada juga yang sirik.
"enakkan kalo bareng sama gue mah, berasa mie samyang aja nasi goreng juga" ucap Delvin pede.
Dera tertawa, "pedes dong sama kaya muka lo! "
DELVIN
hnamlya
KAMU SEDANG MEMBACA
DELVIN
Teen FictionBagaimana jika cowok tampan namun FUCKBOY seperti DELVIN menyukai DERA si Bidadarinya Sma Harapan yang terkenal dengan kepintaran dan kecantikan yang diatas rata-rata?