(15)

905 55 0
                                    

Pagi ini, tepatnya dilapangan basket. Dera sedang sibuk dengan buku novelnya, sedangkan Retta dan Vina sedang sibuk dengan cogan-cogan dari sekolah lain. Sebenarnya hari ini adalah hari pertandingan antar sekolah. Dan bagi Dera hari ini adalah hari yang sangat ia benci. Dimana sekolahan akan menjadi sangat horor dan terbebas dari pelajaran.

SMA Nusa Bangsa dan SMA Harapan hari ini sedang bertanding. Sebenarnya Dera sangat malas untuk duduk dipinggir lapang, baginya sangat tidak penting melihat orang lain bertanding dan yang pasti sangat berisik. Dan lebih kesalnya lagi, Retta dan Pina memaksanya untuk menonton.

Eca, sedari tadi berteriak-teriak memanggil-manggil nama Delvin. Seakan-akan hanya dirinyalah yang berkuasa. Dera hanya memutar bola matanya malas, bukan apa. Tapi telinganya sangat panas.

"DELVIN SEMANGAATT" teriak Eca lagi.

Dera mendongak, merasa tidak pokus membaca karena berisik membuatnya sedikit kesal. Dera menutup halaman buku dengan kasar, lalu matanya menatap Delvin yang sedang sibuk dengan bola basket. Dan tiba-tiba senyum cantik terukir di bibir mungilnya.

Merasa aneh dengan sahabatnya, Retta pun mengikuti arah pandang Dera, kedua matanya membulat ketika mengetahui Dera memperhatikan Delvin. Retta tersenyum jahil.

"cieee yang merhatiin Delviin" ejek Retta membuat Dera menoleh lalu membulatkan matanya.

"a-apaan sih, enggak kok" elak Dera.

Retta tertawa terbahak-bahak sedangkan Dera dia hanya menahan malu karena sudah tertangkap basah oleh sahabatnya.

"DELVIIIN SEMANGAT YA SAYANG" teriak Eca membuat Dera menoleh. Retta pun langsung menghentikan tawanya ketika mendengar teriakan alay dari Eca.

Delvin hanya menoleh tanpa berniat untuk tersenyum sedikit pun. Telinga Dera benar-benar panas sedari tadi mendengar teriakan Eca, apalagi matahari sekarang sudah berada diatas kepalanya.

"kantin yuk, berisik disini" ucap Dera seraya berdiri dari duduknya pergi meninggalkan kerumunan. Mau tak mau Retta dan Pina pun mengejar Dera yang sudah lumayan jauh darinya.

"Ra, Ra tunggu" teriak Retta

Dera menghentikan langkahnya menunggu kedua temannya yang memang sangat berisik.

"tungguin napa, ngeselin banget" kesal Retta setelah berhenti dihadapan Dera.

Dera memutar bola matanya malas. "cepet kekantin, laper gue" setelah mengatakan itu Dera kembali berjalan mendahului kedua sahabatnya.




***





Setelah hampir 20 menit Dera dan kedua temannya berada dikantin. Akhirnya Dera memutuskan untuk pergi kekelas karena pertandingan yang sudah berakhir, dan yang pasti kantin akan segera penuh.

Dengan sebotol air mineral ditangan kanannya dan buku novel ditangan kirinya Dera terus berjalan sambil sesekali bersenandung. Entah karena SMA Harapan yang menang, atau karena alasan lain. Yang jelas mood Dera tiba-tiba membaik.

Namun langkahnya terhenti ketika melihat Delvin sedang berjalan kearahnya dengan senyum tampan yang selalu menghiasi wajahnya. Dera sempat tertegun sesaat, Retta yang bingung kenapa Dera menghentikan langkahnya, akhirnya Retta pun mengikuti arah pandang Dera. Kedua matanya membulat dengan bibir yang sedikit membuka.

Retta menoleh pada Pina yang memang sedang biasa saja tanpa mengerti suasana, akhirnya Retta pun mengajak Pina untuk pergi meninggalkan Dera.

"Ra, gue sama Pina ke toilet bentar ya, udah gak kuat" ucap Retta menyadarkan Dera dari lamunannya.

DELVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang