Delvin melepas helm dan disimpannya di jok belakang. Entah apa yang membuat dirinya tidak bersemangat kesekolah hari ini.
Delvin berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya. Dengan kedua tangan yang dimasukan kedalam saku celana abunya. Jaket cokelat yang selalu ia pakai menambah kesan ketampanannya. Rambut yang berantakan karna tertiup angin, banyak kaum hawa yang menyapanya, karna berpapasan dengan Delvin, biasanya Delvin balas dengan kedipan sebelah matanya sambil tersenyum genit, tapi sekarang Delvin hanya membalas sapaan itu dengan senyum yang dipaksakan.
"Vin! Delvin! Tunggu adek bang!" teriak Aryo dari belakang
Delvin menoleh lalu diam menunggu Aryo, setelah sampai didekat Delvin, Aryo langsung merangkul bahu Delvin seperti biasa.
"yuk!" ucapnya.
Delvin dan Aryo kembali berjalan, sampai akhirnya Delvin melihat Dera sedang menyapu lantai, mungkin Dera piket.
"hai Dera" sapa Aryo sambil tersenyum.
Dera menoleh ke arah Aryo membalas sapaan Aryo dengan tersenyum, lalu melirik ke arah Delvin, namun ada sesuatu yang aneh didiri Delvin.
Biasanya Delvin akan menggoda Dera dengan rayuan mautnya, tapi tidak dengan sekarang, ia terus berjalan tanpa menoleh kearah Dera.
Dera mengerutkan keningnya, menatap punggung Delvin yang mulai menjauh.
Delvin kenapa sih? Gak biasanya jutek kek gitu! Batin Dera penasaran.
Dera menggelengkan kepalanya, lalu melanjutkan kegiatan menyapunya.
"lo marahan sama Dera Vin?" tanya Aryo setelah duduk dikursinya.
Delvin menggeleng "gak"
"kok tadi lo diem aja, biasanya juga kan ngegodain tuh anak"
Karena gue mau jaga perasaan sahabat gue Yo.
Delvin ingin sekali mengatakan kata-kata yang sedang ada dibenaknya. Namun ia urungkan, dan lebih memilih diam, memandang ponselnya.
"Za? Lo baru dateng? Kenapa? Biasanya paling rajin datang kesekolah" ucap Aryo setelah Arza duduk disamping Delvin.
Delvin sempat menoleh, hanya 2 detik lalu kembali manatap ponselnya.
"kesiangan gue"
****
"Ra?"
"Dera!"
Retta dari tadi terus memanggil Dera, namun masih tidak dijawab oleh Dera.
Retta memutar bola matanya malas, Retta sudah tau betul sikaf sahabatnya, bukan 1 tahun atau 2 tahun, tapi mereka sudah dari SMP bersama. Retta tau, kalo Dera diam melamun, pasti ada yang jadi pikirannya.
"DERA AURELIA GRISELDAAAAAAAAAAA" teriak Retta.
Refleks, Dera langsung berdiri dari duduknya, diikuti oleh Pina, Retta tertawa terbahak-bahak melihat wajah terkejut Dera dan Pina.
"hahahahahahah, demi apapun kalian lucuuu" ucap Retta disela-sela tawanya.
"gila lo Rett, gue kaget tau gak" ucap Dera ketus.
"iya Pina kaget tau gak" ucap Pina ikut-ikutan
"ya lagian, lo dipanggil daritadi gak nyaut-nyaut, jadi kesel sendiri gue" ucap Retta
"lo mikirin apaan sih? Ngelamun terus dari tadi" lanjutnya
"gue___"
"apa? Mikirin utang, lo?!" potong Retta membuat Dera mendengus malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELVIN
Teen FictionBagaimana jika cowok tampan namun FUCKBOY seperti DELVIN menyukai DERA si Bidadarinya Sma Harapan yang terkenal dengan kepintaran dan kecantikan yang diatas rata-rata?