(8)

1K 65 0
                                    

Dera menatap buku yang berserakan di meja dengan tatapan kosong. Entah apa yang sedang Dera pikirkan, dan itu membuat kedua sahabatnya kebingungan.

Dera menyimpan pulpen yang ia pegang ke meja dihadapannya, lalu menoleh pada Retta yang sedang serius mengerjakan tugas. Dera sudah menyelesaikan tugas yang di beri oleh Bu Melmel dari 5 menit yang lalu.

"Rett, gue ke toilet bentar ya."

Retta menoleh "mau gue temenin?"

Dera menggeleng pelan "gak usah, gue bisa sendiri" lalu melangkah pergi.

Selama di jalan menuju toilet, Dera selalu tersenyum membalas sapaan dari semua murid yang menyapanya.

Sampai akhirnya tiba-tiba ada yang menarik lengan kanannya kedalam toilet perempun. Dera membulatkan matanya saat melihat siapa yang menariknya dengan paksa.

Eca mendorong tubuh Dera sampai punggungnya terbentur oleh dinding. Dera meringis kesakitan saat merasakan sakit di punggungnya.

"dasar cewek gak tau diri! Gak punya malu lo ngerebut cowok orang?!" bentak Eca membuat Dera memejamkan matanya.

Dera merasakan matanya mulai memanas, dia siap akan menangis, namun Dera menahannya, agar tidak dilihat lemah oleh kakak kelasnya---Eca.

"emang salah saya apa kak?" ucap Dera dengan nada sedikit pelan.

Eca berdecih "lo mau tau salah lo apa?"

Dera menunduk, air matanya mulai jatuh dengan cepat Dera menghapusnya.

"lo udah rebut Delvin dari gue! Itu salah lo!" bentak Eca dengan suara naik satu oktaf.

Kedua temannya hanya tersenyum mentertawakan Dera yang sedang ketakutan

"saya gak rebut Delvin kak" elak Dera.

"berani ngejawab ya lo?! Dasar junior gak tau diri! Delvin cuma pantas buat cewek kayak gue! Bukan cewek cupu yang hidupnya hanya di temenin buku! Delvin tuh pantes sama gue, gue lebih cantik dari lo!" bentak Eca

"iya, nyadar diri dong!" ucap teman Eca ikut-ikutan---Kinta

"dasar cupu!" bentak Sisi---temannya Eca.

Dera menunduk, lalu mendongak berani menatap mata biru kakak kelasnya---Eca.

"saya memang cewek cupu, saya gak cantik kayak kalian, tapi maaf saya hidup bukan untuk membuat kalian suka terhadap saya!" Dera membulatkan matanya saat dirinya sadar telah membentak Kakak kelasnya.

Bodoh lo Ra, kenapa ngebentak balik. Ini sih namanya cari mati, batin Dera

Eca dan kedua temannya menatap tajam pada Dera. Eca mengangkat tangannya bersiap untuk menampar Dera, namun seseorang menahannya.

Dera membelalakan matanya kaget, seseorang yang sudah menjauhinya, dan sekarang menyelamatkannya.

"Delvin" gumam Dera.

"Delvin lepasin! Gue mau ngasih pelajaran sama cewek sok cantik ini, lepas Vin!" ucap Eca sambil terus meronta meminta untuk melepaskan tangan Delvin ditangannya.

"ikut gue!" ketus Delvin seraya menarik tangan kanan Eca menuju lorong kosong.

Delvin menepis kasar tangan Eca saat mereka sedang berada di depan LAB IPA.

"Delvin tangan gue sakiitt" rengek Eca sambil terus mengusap-usap pergelangan tangannya.

"ngapain lo tadi sama Dera?!" bentak Delvin.

"gue cuma peringatin sama dia buat jauhin lo, gue kan cinta sama lo Vin, gue gak suka liat lo deket sama di___"

"gue udah gak deket sama dia! Puas lo?! Dan sekarang gue mohon sama lo jangan pernah sakitin Dera!" Delvin menahan emosinya agar tidak meluap sekarang.

DELVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang