Chapter 14

1.2K 165 15
                                    

Di sore hari yang cukup cerah itu Irene berjalan menyusuri kota, ia berniat untuk menuju taman di dekat sungai tempat nya dulu bermain, mengisi kekosongan waktu. Suasana sore itu cukup mendukung aktivitas, orang - orang menjalankan rutinitas nya dan beberapa pedangang yang sibuk melayani pembeli disebuah kedai.

Sesampainya di pinggir sungai, Irene duduk di pembatas tempat ia dulu melempar kerikil dan tertawa bersama teman kecilnya. Irene masih duduk di tempat yang sama, tempat favoritnya dulu memandang aliran sungai dan biasanya Sehun duduk di samping kanannya sambil meminum bubble tea. Udara sore itu sangat sejuk seperti di pagi hari, yeoja itu melempar kerikil ke arah sungai yang deras dan bergelombang, Irene melamun sendirian diantara kesibukan orang, ia merasakan dejavu menimpanya kini, ia merasa sebagai Joohyun yang di kenal Sehun yang tak tahu apa itu pacaran bahkan ciuman saja ia mengetahuinya dari Sehun yang saat itu terlalu dewasa dari umurnya.

"Hei" sapa seseorang yang berdiri di sebelahnya. Irene masih terdiam menatap aliran sungai.

"Kau sendiri? Kau bolos kantor Irene-ssi?" Namja tampan itu duduk tepat di samping kanan Irene menatap kosong ke arah aliran sungai. Irene pun menyadari hal aneh, seperti mimpi menimpa dirinya. Ya, itu Sehun yang lengkap dengan jas nya duduk di samping Irene, masa lalu nya kembali terulang begitu nyata.

"Ya, aku tidak fit hari ini" ucap Irene pelan, namja tampan itu mengangguk.

"Kau menyukai pemandangan disini Irene-ssi?" Tanya namja itu seraya menoleh ke arah Irene.

"Ya, aku hanya-"

"-teringat dengan seseorang" Irene menatap Sehun sekilas, hanya sekilas. Ia tak sanggup menatapnya lebih.

"Kau pengingat yang baik Irene-ssi" puji Sehun.

"Lalu mengapa kau disini Sehun-ssi? Apa pekerjaanmu sudah selesai" tanya Irene memberanikan diri untuk menatap wajah Sehun yang sedang menatap aliran sungai.

"Aku kesini untuk refreshing, pekerjaanku sudah selesai"
Irene membulatkan mulutnya atas pernyataan Sehun, Irene masih menatap ke arah Sehun dari samping yang kini mengalihkan pandangannya ke arah langit.

"Selain itu, aku kesini karena sebuah diary yang ku baca akhir - akhir ini-" Sehun menahan kata - katanya, Irene terus menatap Sehun menunggu kelanjutan kalimat yang keluar dari mulut namja tampan itu.

"-jika aku menemui nya aku akan meminta maaf pada yeoja kecil itu, ia menulis semua tentang diriku, kehidupan ku bersamanya dan terselip juga kata - kata manis. Ia masih menanyakan mengapa aku menciumnya ia menulis nya melalui diary itu, tapi aku tak mengingat sebagian besar darinya, aku hanya mengingat aku menciumnya dan hanya sedikit bayangan masa lalu yang tertinggal di pikiranku" ungkap namja tampan itu seraya mengusap wajahnya kasar.

"Aku mengalami amnesia setelah kecelakaan yang menimpaku waktu itu" sambungnya.

Irene menatap namja itu dengan butiran air mata yang menggenang di sudut matanya. Air mata nya benar - benar tak bisa bohong lagi atau menutupi semuanya, ia menumpahkan semua emosinya di dalam air mata itu.

"Kau mengapa menangis Irene-ssi?" Irene mengusap air matanya. Menelan ludahnya kasar.

"Aku terharu" ia pun tersenyum.

"Aku tak enak hati dengan mu Irene-ssi" ungkap Sehun.

Irene menggeleng.

DEAR SEHUN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang