Chapter 25

1.4K 194 10
                                    

Irene masih menatap ke arah luar jendela, kini tatapannya kosong tak ada objek yang Irene tatap hanya kekosongan di depan matanya namun pikirannya tak pernah kosong tentang Sehun.

Ceklek

"Eonnie, appa menganggilmu. Ia menyuruhmu pergi keruang tamu-" Wendy menahan kata - katanya.

"-ada namja bule yang sangat tampan" bisik Wendy yang berdiri di depan pintu.

Irene terdiam, ia melangkah mengikuti perintah Wendy menuju ruang tamu, Wendy menutup pintu kamar Irene dan mengintip ke arah ruang tamu.

"Semoga bukan perjodohan" gumam Wendy seraya melangkah menuju dapur.

Suasana ruang tamu hening, Irene menatap appa nya yang duduk di samping namja bule yang ia kenali ya, itu Charlie teman Irene waktu duduk di bangku SMA, kini ia adalah seorang CEO perusahaan di London, memang ia adalah keluarga yang sangat mapan semua serba tercukupi.

"Irene-ah kau mengingat nya? Appa mengundangnya kemari karena ingin membicarakan pertunangannya dengan mu, sebenarnya appa tak ingin menjodohkan mu tetapi appa tak ingin kau terus sendirian, kau butuh seorang kekasih untuk menjagamu" tutur tuan Bryan. Irene terdiam menatap bergantian dua orang di depannya, Irene menelan ludahnya kasar.

"Aku sudah dewasa bukan anak kecil lagi, aku bisa menjaga diriku. Kekasih? Aku tak butuh kekasih untuk saat ini" Irene menatap kosong ke arah lantai, matanya kembali memanas, Irene benci perjodohan.

"Irene-ah memangnya kau tidak mau menikah dan membahagiakan  appa?" Tanya tuan Bryan dengan lembut namun memiliki kesan tegas pada katanya.

"Biarkan aku berbicara berdua dengan Charlie" pinta Irene. Tuan Bryan beranjak meninggalkan ruang tamu, menyisakan keheningan diantara Irene dan Charlie. Namja bule yang memiliki mata biru yang indah, wajahnya begitu proporsional, dia memang dulu adalah pujaan hati semua siswi di sekolah. Namun Irene bingung mengapa namja yang dulu begitu jauh dengannya ini kini datang padanya untuk membicarakan pertunangan, apa ia ingin bermain - main dengan hal sakral ini?

"What you want Charlie" wajah Irene sangat datar, namja bule di depannya tersenyum tipis.

"I want to be engaged to you Irene, seriuosly" tuturnya seraya menatap Irene yang duduk terpaut jauh di depannya.

"Sorry, I don't know you more" Irene menatap wajah namja bule yang menatapnya dalam.

"I'm you're -"

"I have a fiancee in Korea, he will marry me soon" potong Irene. Di dalam hatinya ia benar - benar menangis, yang ia katakan adalah kebohongan besar di dalam hidupnya, air matanya nya menetes menunjukkan empunya sudah tak sanggup menahan pedihnya kenyataan.

"Why you cry?" Charlie meneliti wajah cantik Irene.

"I'm so happy with him" Irene tersenyum, air matanya terus menetes dipipinya.

"I'm so sorry, but-"

"Can you leave me now Charlie?" Irene mengusap air matanya perlahan.

Namja bule itu meninggalkan ruang tamu, tanpa hormat dari tuan rumah. Irene benar - benar gundah, ia tak tahu apalagi selain mencoba untuk menahan diri mengenal namja lagi. Cukup Sehun yang membuatnya ketakutan akan arti kehilangan, namun ujung cerita Irene merasakan arti kehilangan tersebut. Wendy sedari tadi memandangi Irene dari kejauhan, ia tak tega melihat sepupu yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri itu merasakan kepedihan yang amat dalam.

DEAR SEHUN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang