Chapter 21

1.9K 221 13
                                    

Suhu di kota Toronto minus satu derajat celcius, namun hari ini adalah hari pertama Irene kembali bekerja. Ia diantar oleh supir pribadinya menuju kantor, sulit untuk mengendarai di cuaca ekstrim bagi Irene, ia pun menatap jalanan penuh dengan salju. Anak - anak kecil yang bermain di taman menggunakan sweater tebal berbulu, sementara kakek tua yang sibuk menyingkirkan salju yang menutupi gerbang rumahnya. Jika kalian tahu, salju sedang turun dengan lebat, menutupi atap - atap rumah dan juga tanaman, mobil yang terparkir dan bangku taman.

Mobil yang Irene tumpangi berhenti tepat di depan gerbang perusahaan BJ group, Irene membuka pintu mobil, merapatkan jaket tebalnya dan berjalan di koridor perusahaan. Ia menyebarkan pandangannya, suasana tampak berbeda, sangat berbeda. Meski ia lebih lama bekerja di tempat ini di banding di Seoul, namun tempat yang ia pijak sekarang sangat asing padahal tak selama ia meninggalkan Seoul dulu. Irene melanjutkan langkahnya menuju ruanganya, yang berada di lantai 7, selama ia berjalan menuju lift hatinya terus menerus gelisah. Sesekali Irene mengusap dadanya, menghela napas seraya memejamkan matanya.

Percaya pada hatiku, aku mencintaimu. Gumam Irene dalam hati.

Kini setiap hari, Irene mendapat pesan singkat dari Sehun. Entah itu ucapan selamat pagi atau sekedar mengingatkan Irene untuk makan, hal yang sederhana ini mampu membuat Irene tersenyum. Kalian tahu bahwa Sehun adalah segalanya untuk Irene, maka dari itu segala hal yang Sehun lakukan pada Irene adalah sebagian dari kebahagiaan.

Irene mengerti bahwa Sehun memiliki kekasih maka dari itu Irene sadar akan posisinya hanya sebagai teman kecil Sehun, tak lebih. Sebuah batasan yang menyakitkan dalam sebuah perasaan, seakan - akan haram jika Irene ingin memiliki Sehun seutuhnya. Meski Irene paham ia hanya sebatas teman, namun ia tak pernah bisa menipu hati kecilnya, ia tak bisa merayu hati kecilnya untuk tidak menganggap Sehun lebih dari seorang teman atau pun sahabat.

Sangat berat dan sulit sekali rasanya. Irene kini duduk menatap ke arah luar jendela, tampak hamparan salju menutupi semua kehidupan yang berwarna. Lagi - lagi ponsel nya berdering pesan singkat dari Oh Sehun.

Sehun Oh

Selamat pagi Joohyun kecil❤️

Irene langsung menutup laman pesan singkat, dan menghubungi Sehun.

"Wah, kau menghubungiku? Aku baru saja ingin tertidur"

"Sehun-ah sekarang tidurlah, kau jangan tertidur larut malam seperti ini"

"Tak masalah"

"Aku akan memblokir mu"

"Aku akan mencintai mu"

Irene terdiam sejenak menelan ludahnya kasar.

"Sehun-ah aku serius dengan perkataanku"

"Aku juga"

"Terserah apa katamu"

Sambungan telepon itu langsung terputus, Irene malas berdebat dengan Sehun mengingat di Seoul sudah larut malam, ia khawatir Sehun terus menggubris perkataanya dan yang ada Sehun tidak tidur. Irene menaruh ponselnya di meja, dan langsung menekan tombol power pada komputernya.

***

Waktu menunjukan pukul 1 pagi, namun Sehun belum tertidur. Ia masih melamun menatap langit - langit kamarnya, sesekali ia mencoba memejam kan matanya namun sulit untuk tertidur. Kini Irene menghantui pikirannya, bagaimana dengan keadaan disana? Apakah Irene bahagia? Pertanyaan itu berputar - putar di otaknya.

Sehun berpikir apakah ini yang Irene rasakan? Sewaktu ia bertemu dengan Sehun, berada di kehidupannya dan kini ia pergi meninggalkannya kembali. Ada rasa rindu yang cukup menggebu di dalam kemunafikan diri Oh Sehun, ia tak berani mengatakan pada Irene jika ia rindu. Bahkan ia hanya berani mengatakan 'aku mencintai mu' melalui pesan singkat, tak adakah perjuangan yang kau buat Oh Sehun?

DEAR SEHUN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang