"Aku cukup tau, jika memang tak bisa bersama akupun tak apa."
ZAHRA POV
Apa maksudnya? Kenapa dia bilang dia menyayangiku? Apa di benar-benar ingin membuatku menjadi tidak waras. Kenapa selalu penuh teka-teki.
"Maksud lo?" Tanyaku dengan suara sedikit merendah.
"Iya Ra. Gue sayang sama lo."
"Kenapa lo nggak bilang! Kenapa lo malah nyuruh gue pergi?!"
"Karna gue sadar, gue nggak akan bisa ngasih apa-apa ke lo."
"Gue sayang sama lo itu apa adanya. Lo mikir nggak sih?"
"Gue tau. Tapi gue juga nggak akan pernah bisa lupain fakta kalo gue ini punya penyakit."
"Penyakit lo itu nggak jadi masalah buat gue. Selama ini, gue bahkan rela menerima hinaan dari anak-anak demi untuk nemenin lo."
"Iya. Gue tau, gue emang egois dan nggak sadar diri. Plis dengerin gue, gue sayang sama lo. Gue serius. Dan lo juga sayang sama gue. Gue tau itu. Jadi ayo kita bareng-bareng buat hilangin rasa ini. Kita nggak boleh kayak gini Ra. Lo pantes bahagia."
"Kalo kita saling mencintai, terus kenapa kita nggak bisa barengan? Sulit buat gue hilangin rasa ini bran. Apalagi gue tau kalo cinta gue nggak sakit."
"Cinta nggak harus tentang kepemilikan Ra. Kita bisa jadi sahabat kan. Nggak perlu pacaran."
"Gue ngerti. Tapi gue boleh minta satu hal sama lo?"
"Apa?"
"Jangan pernah lupain rasa kita. Mau janji?"
"Janji."
Kami berdua saling mengaitkan jari kelingking. Tanda bahwa kita telah membuat sebuah ikatan yang harus dijaga sampai mati.
Aku memeluknya sebentar. Sungguh aku menyukai pelukan Gibran. Semua api dalam hati dan pikiranku seakan padam hanya dengan satu pelukan saja. Terima kasih Gibran, kau telah mengajarkan ku begitu banyak hal.
Malam itu setelah Arra dan Gibran menyelesaikan masalah mereka, merekapun kembali ke ruang kelas masing-masing untuk tidur. Karna malam sudah begitu larut. Masing-masing dari mereka merasa lega. Semua beban dan tanda tanya hilang begitu saja hanya dengan satu kejujuran. Mereka berharap, persahabatan mereka akan semakin kuat dengan kejadian hari ini.
Keesokan harinya, seluruh siswa berkemas dan bersiap untuk kembali ke rumah masing-masing. Mabit telah selesai. Hidup baru seakan telah dimulai bagi Arra dan Gibran. Sejak penampilan bakat mereka kemarin, beberapa siswa mulai memuji mereka. Walaupun masih ada beberapa yang tidak suka, tapi jumlahnya tak lebih banyak dari siswa-siswa yang lebih memilih berdamai dan meminta maaf kepada keduanya. Hari Baru Telah Dimulai. Dan itu semua berkat Gibran...
ZAHRA POV
Hari ini adalah hari paling kacau dalam hidupku. Hari ini aku lupa mengerjakan PR, dan PR nya harus dikumpulkan jam pertama di meja guru.
40 soal matematika mana bisa selesai dalam satu malam.. Ini sih namanya penyiksaan.
Aku berlari menuju ke kelas dan disana belum ada siapa-siapa. Mereka nggak peka apa? Kan aku udah bela-belain berangkat pagi untuk pinjem PR, terus kenapa mereka belum berangkat.
"Kenapa lo?" Tanya seseorang yang sudah berada diambang pintu.
"Ragas, ngapain lo?" Sarkasku.
"Nggak usah galak-galak. Gue cuman pengen ngomong sama lo."
"Nggak usah, gue nggak pengen!"
"Tapi itu harus. Pulang sekolah kita ke cafe. Gue juga nanti yang anterin lo balik. Dah ya gue balik ke kelas dulu, takit Gibran lihat. Bye Arra Cantik." Ucapnya sambil menyeringai.
"Ihhh..." merinding, jijik dengan kata-katanya barusan.
Apasih maunya. Kalo mau ngrusak mood siangan dikit napa sih. Apa yang ingin dia bicarakan. Apa maksud dari perkataanya tadi. Ahh kenapa akhir-akhir ini sering lemot nangkep omongan orang sih. Dasar Arra...
"Haaaaaii Ay Ay kuuu... uncchh sini peyuk." Sapa Dita dengan hebohnya dan langsung memelukku.
"Ihh Ditaaa... jangan peluk tiba-tiba donggg..."
"Hehe, sorry sorry, gue bahagia."
"Kenapa sih? Ada apa?"
"Ra, kayaknya anak-anak udah mulai ngehormatin Gibran deh."
"What?? Serius?"
"Lo pikir gue ini pembohong?"
"Iya Ra, gue tadi lihat cewek-cewek pada nyapa dia gitu. Kayak seakan-akan dia tuh artis atau selebgram. Jijik sih gue lihatnya, tapi seneng juga." Jelas Risma.
"Oh.."
"Kok lo jadi aneh sih pas tau kalo Gibran sekarang punya fans cewek banyak.." goda Dita
"Ishh paan ci.. udah deh.. sini pinjem PR mtk, gue lupa buat."
"Yaudah nih.."
Entah mengapa hatiku sedikit sakit mendengar bahwa Gibran sekarang jadi idaman para cewek di sekolah. Aku takut dia melupakan janjinya. Tapi aku juga seneng karena setidaknya dia berhasil keluar dari kegelapannya sekarang.
THANK YOU SO MUCH READERS
BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT
MAKASIH
💜😙💛😙💙😙💚😙❤😙💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Ini Juga Milikmu
Teen Fiction[SELESAI] Tak pernah kutemukan seorang yang membuatku nyaman selain dirimu. Kekuranganmu membuatku terus ingin menjagamu. Ku hiraukan semua cacian dan hinaan hanya untukmu. Jadi tetaplah hidup meskipun diriku tak lagi bersamamu...