Nextt ....
Sharon terbangun mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia hampir lupa akan kenyataan bahwa dirinya semalam menginap disini. Matanya mengernyit melihat selimut menutupi tubuhnya hingga ke leher. Apa Chris yang melakukan ini ?
Wajahnya memerah seketika, saat mengingat kejadian semalam.
Diliriknya pintu kamar yang masih terbuka. Chris benar, pintunya masih dibiarkan terbuka hingga pagi ini. Dan pria itu masih disana, namun pakaiannya sudah rapi menggunakan stelan kerja. Hanya jas nya saja yang belum dikenakan. Seperti tampak sedang mengerjakan sesuatu di ultrabooknya. Wajahnya sangat serius jika sudah berkutat di depan layar.
Memangnya ini jam berapa? Apa ia kesiangan? Sharon bangun dan duduk di pinggiran ranjang. Ia memang tidak bisa langsung bangun dan mandi ketika bangun tidur. Butuh waktu beberapa menit untuk Sharon mengumpulkan nyawa. Ia menundukan kepala sambil meregangkan otot ototnya.
"Selamat pagi," sebuah suara menginterupsi. Refleks membuatnya sedikit terkejut dan langsung menoleh ke sumber suara. Disana Chris sudah berdiri bersandar di pintu kamarnya.
Pria itu sudah rapi dan terlihat tampan pagi ini. Sedangkan dirinya ? Pasti kusut masai."Hai selamat pagi. Jam berapa ini ? Aku kesiangan ya ?" Sharon tersenyum manis. Karena sebenarnya ia bingung harus mengatakan apa pada pria itu.
"Baru setegah enam," jawab Chris sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Chris memang terbiasa bangun pagi dan bersiap. Jadi, ia bisa bersantai dulu sambil menikmati secangkir kopi sebelum berangkat kerja.
"Kenapa tidak membangunkanku ?" Sharon memprotes.
"Tenang saja. Kau tidak perlu terburu buru. Ini hanya kebiasanku yang terlalu cepat saat bersiap. Aku sudah memesan makanan untuk kita sarapan sebentar lagi mungkin sampai. Dan kau tak perlu khawatir, aku sudah memesankan dress untukmu di butik langganan Kate dekat sini. Cuma karena terlalu pagi, baru bisa diantar setelah karyawan nya datang. Aku sudah mengatakan pada pemiliknya untuk segera di antarkan, mudah mudahan sampai tepat waktu. Sementara kau bisa memakai bathrobe milikku dulu," Chris menjelaskan panjang lebar.
"Chris maaf aku merepotkanmu," Sharon menunjukan ekspresi tidak enaknya.
Ting tong.
Alarm apartement Chris berbunyi. Mungkin pelayan yang mengantarkan makanan.
"Tidak apa apa Sharon. Sarapan kita sepertinya sudah sampai. Mandilah dulu. Aku akan membukakan pintu," Chris berbalik berjalan menuruni tangga untuk mengambil pesanannya.
***
Tak lama seusai sarapan, pakaian yang dipesan Chris untuk Sharon sampai. Tepat waktu tentu saja karena Chris yang memintanya langsung kepada pemilik toko untuk segera diantarkan sebelum pukul setengah tujuh pagi. Ternyata sedikit kebesaran di tubuh Sharon, maklum karena Chris tidak tau berapa size baju yang biasa Sharon kenakan.
Sesuai janjinya, Chris mengantarkan Sharon menuju rumahnya untuk berganti baju dan mengambil beberapa perlengkapan kerjanya.
"Masuklah. Aku akan menunggumu, setelah itu kita berangkat bersama," Chris memarkirkan mobilnya di depan rumah Sharon. Ia menoleh sementara tangannya sibuk mengganti channel musik di mobilnya.
"Apa ?" Sharon sedikit terkejut dengan ajakan Chris. Raut wajah Sharon berkata seolah 'kau yakin akan berangkat bersamaku?"
"Ya Sharon kita akan berangkat bersama," Chris tersenyum seperti sudah bisa membaca apa yang dipikirkan oleh Sharon. Chris menjawabnya dengan santai. Raut wajahnya memang selalu lembut. "Apa kau keberatan berangkat bersamaku hm ?" Chris memberikan jeda sebentar, kemudian teringat sesuatu yang terlintas di kepalanya. Ia terkekeh pelan, "Kau takut para penggemar mu itu melihat kita berangkat bersama, hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SACRIFICE
Romance'Ketika melepaskan lebih menyakitkan daripada mempertahankan' - Empat orang manusia yang saling mengorbankan apapun demi kebahagiaan orang yang dicintainya . Apakah sepadan ? Nyatanya semua itu hanya menghancurkan diri sendiri hingga titik terendah...