Si Pemain Wanita

668 84 16
                                    

[Tee]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Tee]

Namaku Tee, Tee Barammee. Aku tampan, kaya, paling pintar apalagi berurusan menggaet wanita.

Aku adalah tipe pembosan. Aku suka gonta-ganti wanita karena semata-mata hanya ingin membunuh waktuku saja, tidak menggunakan perasaan, apalagi komitmen, cuih!

Disini sekarang, aku bersama wanita cantik, dengan tubuh sedikit berisi, bermain genit dengab gerakan tubuhnya yang sedang menggodaku.

*Hambar

Asal dia tahu, aku hanya berakting untuk mendapatkan kenikmatan tubuhnya semata, tidak lebih.

Apalagi jika aku mengingat kejadian saat itu. Dorongan dari mana, syaiton sedang lewat mungkin, aku mencium pipi seorang laki-laki, tepat di pipinya, dan menurut ku itu gila!

Aku terbiasa menggunakan bibirku kepada kupu-kupu malam itu dengan hanya kalimat saja, memang aku memberikan tubuhku untuk menggauli mereka, itu kenikmatan semata, tapi tidak menggunakan ciuman sekalipun! Ya, we having seks without kissing.

Pantang aku mencium seseorang yang asing, apalagi harus melumat.bayangkan wanita murahan itu melakukan role play dengan pria lain, bisa saja bukan, member lelaki itu ada bakteri atau kuman semacammya, tidak higienis atau apalah. Bagaimana jika masuk kedalam mulutku dan tubuhku. Memikirkannya saja aku jadi jijik sendiri. Kalau urusan seks aku selalu menggunakan pengaman.

Tapi,

Sejak ciuman itu, orientasiku mulai berubah. Ciuman tanda terima kasih itu terlanjur kejadian. Seandainya aku bisa memutar balikkan waktu, aku ingin ciuman itu tidak pernah terjadi.

"Hei sayang, aku lihat kamu melamun." ucap wanita itu membelai lengan dengan ala ala manjanya.

Lamunanku buyar, "Oh tak apa." jawabku singkat.

"Tapi jadikan malam ini, kita bersama?"

"Jadilah sayang, apa kamu sudah tidak sabar?" kataku.

"Aku ingin menikmatimu." godanya.

Wanita ini mulai menggerakan tubuhnya, dan mencondongkan dadanya, menggodaku dengan lekukan tubuhnya.

Kepalanya bersandar keleherku, mengeluarkan suara desahan dan kalimat yang seduktif.

Tangannya mulai gatal, memasuki kemejaku, meraba, mulai menyentuh kulitku, jemari wanita itu bermaon-main disana.

Apa ini yang namanya pemberontakan? Aku benar-benar seorang pemain atau aku hanya ingin mencari perhatian ayahku? Yang selalu saja mengintimidasiku dengan segala pujian dan kebanggaan untuk anak sulungnya.

Okei, aku bukan seorang yang traumatis atau istilahnya anak kurang kasih sayang dari ibunya, makanya menjadi pemain dan bermain wanita karena haus akan belaian wanita. Aku bilang sih, tidak juga!

Jungkir Balik Dunia Si Berandal [ForthTee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang