Lanjutan dari Flashback sebelumnya,
Beda hari
-Diskotik-
Suasana di tempat diskotik sudah pasti ramai, hasil musik yang dimainkan DJ malam ini, membuat pendatang tidak segan untuk bergoyang, mempertunjukkan gerakan tari dan goyangannya diatas lantai dansa.
Tee adalah salah satu member VIP di diskotik ini, tak jarang dia mendatangi tempat ini jika sedang merasa suntuk.
Entah, akhir-akhir ini si wajah menyebalkan itu selalu datang menghantuinya, seperti direncanakan di skenario tertulis disebuah gulungan skrip.
Sudah dua kali Tee menegak gelas kecil tequilla, menghisap lemon mengurangi rasa pahit dilidahnya.
Tee memandang kosong ke arah mereka yang sedang asik menghentakkan kakinya diatas lantai, sambil menggerakkan tubuhnya dengan alunan irama yang menghentak-hentak.
Tee duduk dikursi bar, berhadapan dengan para batender yang dengan gerakan lihai, melempar botol minuman dari tangan satu ke tangan lainnya. Selain menyuguhkan minuman, sembari menunjukkan kebolehannya atraksi seperti pemain sirkus.
Bosan, apa aku harus mencari wanita disini?
Tampak seorang wanita datang menghampiri kursi Tee, dengan gaun hitam memperlihatkan lekuk tubuhnya yang diinginkan semua para pria. Dia bernama Cilla, wanita cantik dan berambut panjang, terkenal matre, seseorang sosialita, suka menghamburkan uang, menjual tubuhnya hanya demi beberapa barang branded supaya terlihat kekinian. Salah satu korban Tee, dalam seminggu dicampakkan begitu saja, setelah Tee bosan.
Sebenarnya mereka seperti hubungan mutualisme, saling menguntungkan bukan? Satunya membutuhkan tempat pelepasan nafsu, dan satu lagi membutuhkan uang dan barang-barang mahal secara tidak cuma-cuma. Bisa dibilang yang banyak rugi adalah Tee bukan Cilla. Atau sebaliknya?
"Hai Tee, sudah lama aku tidak melihatmu datang kesini, apakabar?" ujar Cilla merangkul lengan Tee, duduk di kursi sebelah Tee.
"Baik Cill, kamu?" tidak kalah menggoda, Tee membalas senyum.
"Sendirian?"
"Iya aku sendirian."
"Mau aku temani?" kalimat yang keluar dari bibi Cilla, 'temani', sudah bisa di artikan oleh Tee itu sendiri, bahwa dia siap di pakai selama satu minggu dengan iming-iming barang branded. Murahan!
"Kamu siap?"
"Selalu"
"Tidak ada cinta atau komitmen."
"as always beibs, and no kiss,
just seks."Tee tersenyum, mengiyakan ajakan Cilla, ingin pergi ke tempat biasa mereka melepas birahi mereka ke hotel kepunyaan keluarga Barammee.
*Langkah berhenti
" i need to go to bathroom,
wait for me." Cilla membelai dengan telunjuknya di rahang putih Tee, pergi ke toilet, sementara Tee menunggu Cilla bersandar dipojokan,sepertinya aku sudah sedikit mabuk.
Dilihat dari kejauhan, Cilla baru saja keluar dari toilet wanita, didatangi pria mempunyai postur lebih tinggi dari Tee, badan besar dan berbidang terlihat dari punggung belakangnya. Cilla seakan lupa dengan hubungan pendeknya dengan Tee, terbuai rayuan pria lain di diskotik itu.
Tee merasa kesal, apakah tidak ada korban wanita lain disini? Sampai harus dia mengambil mangsaku?
Tee mendekati mereka, lagi-lagi sosok yang dia kenal, mengapit tubuh Cilla didinding, dimana kepala Chilla diantara kedua tangan berotot itu dengan jarak cukup dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jungkir Balik Dunia Si Berandal [ForthTee]
ActionKen : " Apakah aku tidak bisa memilih? " Forth : "Takdir mempermainkan aku." Tee : "Hei aku ini Playboy berkelas, mana mungkin aku menyukai sesamaku." Nat : "Aku bolehkan menyerah? Mereka akam bertunangan, mungkin akan lebih baik aku memulai dari aw...