"Siapa lagi itu Tee?" tanya Nat sahabat tee, duduk dikursi tepat dihadapan tee saat ini.
"Mangsa baruku." jawab Tee cuek. Sambil mengibas ngibaskan tisu yang bertuliskan nama perempuan barusan yang berhasil di gaet oleh tee beserta nomor ponselnya. Senyuman nakal yang Tee tunjukkan, merasa menang lotre karena seminggu kedepan, gairah birahinya akan terlampiaskan.
"Mau sampai kapan Tee kau seperti ini? jika Ken bertanya lagi padaku, aku lalu harus menjawab apa? Bagaimanapun dia abangmu, harusnya kau menuruti perintahnya." terang Nat meminum coke cola yang sedaritadi ditangannya.
"Teman." kata Tee merangkul sahabatnya Nat, berwajah manis, cantik, putih, mancung, bokong yang aduhai, bisa dibilang lebih sangat ke arah perempuan untuk seukuran tubuhnya, tapi dia ini adalah sahabat Tee yang paling kuat banting, menemani kebiasaan buruk Tee, selain suka gonta ganti perempuan, Tee seorang kaya raya yang suka membuang waktu dan uangnya yang memang tidak akan pernah habis juga, Tee dan Nat adalah sahabat kecil, ibarat dua bokong bayi yang satu sama lain berdekatan dan tidak terpisahkan.
"Biarkan aku menikmati malam ini, Okey?"
Mereka sedang berada di Pub malam. Pub yang terkenal akan kecantikan wanita yang berkelas, dengan musik live, suasana yang tenang untuk melepaskan penat..
"Ken? Sejak kapan kau sedekat itu sampai kalian harus berkomplotan untuk menyerangku? Sudahlah, dia memang anak yang dibanggakan ayahku, aku tidak mungkin bisa menandinginya." Tee dengan santai mengatakan itu, dan menyimpan nomor ponsel perempuan tadi di simpan di nomor kontak ponsel miliknya.
"Lagian, Ken itu penerus perusahaan ayah. Pintar, tinggi, atletis, ahli bela diri, olahraga, kebanggaan semua orang, bukan?" Tee mengeluarkan keras kalimat sarcasnya. Ada jedah dan dilanjutkan, "Termasuk kamu!" kalimat terakhir Tee berhasil membuat Nat tersedak tak karuan, gelagapan menelan kacang yang tertelan.
"Aku tahu kamu menyukai abang ku itu bukan? Aku sudah tahu sejak lama. Aku tidak perlu repot-repot kuliah, bagaimanapun hasilnya, tetap bukan aku yang dipilih, melainkan dia.'' lanjut Tee tersenyum remeh.
"Uhuk, uhuk. Terserah, aku hanya menyampaikan yang ingin disampaikan dari Ken untukmu." tegas Nat.
"Hei kita sekarang ada di pub, bukan di ruangan BP yang aku harus mendengar ocehanmu." Tee menyeruput vodka di gelasnya.
"Cobalah minum ini Nat, lalu kamu akan menjadi pria sejati."
"Aku tidak perlu minum minuman neraka itu untuk menjadi pria sejati, toh aku tidak masalah dengan aku yang sekarang, huh!" Nat menekuk wajahnya marah.
"Iya deh Nat ku sayang, maaf maaf teman mu ini mungkin sudah
mabuk.""Ken sangat menyayangimu kau tahu, dia mau kau tidak membuat keonaran lagi dan berhenti bermain wanita, bersikaplah dewasa sedikit." ucap Nat.
"Ah, sudahlah, kau membuatku tidak mood hari ini, lebih baik
aku pulang." belum juga Tee beranjak, Tee yang fokus kepada ponselnya daripada jalan yang dihadapannya, menabrak tubuh tinggi sekitar 180cm, wajah tampan, senyum yang menawan, musuh bebuyutan Ken abangnya, membuat gelas yang dipegang pria itu pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jungkir Balik Dunia Si Berandal [ForthTee]
AksiyonKen : " Apakah aku tidak bisa memilih? " Forth : "Takdir mempermainkan aku." Tee : "Hei aku ini Playboy berkelas, mana mungkin aku menyukai sesamaku." Nat : "Aku bolehkan menyerah? Mereka akam bertunangan, mungkin akan lebih baik aku memulai dari aw...