"Kalian disini, kalian mengikuti kami?!" ucap Kal.
Kal mendekati Tee, menarik tangannya, lalu menempatkan Tee di belakang punggungnya.
Forth melihat itu menjadi gerah, seperti kekasih pria sedang melindungi wanitanya.
Forth memasang wajah sarcas. "Ini tempat umum, jadi kami bebas untuk datang kesini."
"Tahu nya, mendapati sepasang sejoli sedang memadu kasih, eh." ucap raya menutup mulutnya, "Eh, memang sudah jadi kekasih, sepertinya baru sepihak deh." sindir Lui.
Mata Forth mendelik ke arah Tee, "Sekali murahan, tetap saja murahan!"
Mendengar ucapan Forth tadi, "Murahan apa maksudmu, huh?!" timpal Kal.
Tee yang bersembunyi di belakang tubuh Kal sudah mulai panas,
Lebih baik menghindar, daripada mencari masalah dengan mereka, posisi kami berat sebelah.
"Sudah ayok kita pergi dari sini Pi, mereka itu troublemaker, saking tidak punya kerjaan." Tee menarik tangan Kal, ke arah dimana motor Kal diparkir. Forth mengambil langkah cepat, melepaskan tangan Tee dari tangan Kal.
Raya dan Lui saling melempar tatapan bingung, "Hei Ray, kenapa ketua kita satu itu kelihatan sangat emosi?" tengok Lui ke arah Raya duduk.
"Entah, tumben banget, kesambet apaan ya?" ucap Raya, "Simanis jembatan ancol mungkin." samber Lui.
"Sama wanita yang mendekatinya saja tidak perduli, kenapa sama masalah ini jadi mau direpotkan." ucap Raya.
"Ah sudah kita lihat apa yang terjadi selanjutnya." kata Lui.
*Tangan Forth dihempas kasar
"Apaan sih Forth, lepasin!" Tee berusaha melepaskan tangan Forth.
"Lepasin Forth!!" teriak Kal. Satu bogem melayang di pipi Forth, sambil meringis, "Sialan," desis Forth membalas memukul wajah Kal. Dengan kekuatan forth, mampu menjatuhkan Kal tersungkur diatas pasir laut. Tee berteriak melihat Kal jatuh dengan sekali pukulan. Kaki Kal menganggur, melihat dia punya kesempatan, di sledinglah kaki Forth hingga jatuh juga kebawah. Raya dan Lui berlari menghampiri ketua untuk memberi bantuan,
"Mau main keroyokan, huh?"
"Kalian jangan ikut campur ini masalah lelaki." tanda lima jari menghadapkan ke arah Raya dan Lui, "Memang kita apaan Ray, setengah lelaki gitu?" Lui garuk kepala. "Ah biarkan saja Forth, masa dia kalah sama Kal?" kata Raya.
Tee berlari, memposisikan tubuhnya diantara Forth dan Kal, "Stop, kalian apa-apaan sih? dan kau Forth ada apa dengan dirimu datang-datang main pukul wajah orang saja, memang kau ini tidak tahu aturan?! Mau kami di pantai, mau kami di mana itu urusan kami! Setau ku, kita tidak ada urusan dan hubungan sama sekali, malahan kita adalah 'Musuh'." sengaja ada penekanan kata musuh dikalimat Tee.
"Sekali saja kau menyelamatkanku, bukan berarti kita ada apa-apa, stop bertindak kekanakan," lanjut Tee, ada jedah sebentar, Tee menarik nafas, "Lepaskan kami, karena aku tidak ada hubungannya dengan pertikaian kalian." Tee mengakhiri kalimatnya.
Tee mengkhawatirkan Kal, melihat keadaan Kal membelai sebentar wajah Kal, "Kau baik-baik saja Pi, ayo kita pergi tidak perlu meladeni mereka, kita hanya buang-buang waktu." Tee membantu tubuh Kal unthk bangun, menaruh satu tangan Kal dibahunya.
Sebenarnya Kal bisa jalan sendiri tanpa bantuan, pukulan Forth tidak cukup keras untuk dia menjadi lemah sekarang, malahan dia juga belum merasa kalah.
Tee dan Kal meninggalkan Forth sendirian, melihat itu Forth mengusap perih disudut bibirnya yang berdarah.
"Lemah!" Forth sengaja berteriak, mengulur waktu mencari perhatian, "Jadi untuk apa kemarin kau menciumku, jika kau dekat dengan pria lain?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jungkir Balik Dunia Si Berandal [ForthTee]
AksiyonKen : " Apakah aku tidak bisa memilih? " Forth : "Takdir mempermainkan aku." Tee : "Hei aku ini Playboy berkelas, mana mungkin aku menyukai sesamaku." Nat : "Aku bolehkan menyerah? Mereka akam bertunangan, mungkin akan lebih baik aku memulai dari aw...