Siang itu di pantai sangat ramai, bukan karena pengunjung yang datang ingin bermain di pantai.
Tenda putih yang menghiasi beranda restaurant hotel dekat pantai itu, tertata rapih dengan bunga-bunga berwarna pastel menghiasi sudut-sudut ruangan.
Makanan sudah siap ditempatnya, minuman pun sudah tersedia.
Para tamu undangan menikmatinya, ditambah nuansa pantai yang sejuk, dengan pemandangan ombak domana beriak sahut bersahutan.
Sebuah danau kebiruan, bergemuruh riuh bagai lautan luas lepas diluaran sana.
Hamparan pasir luas terbentang tanpa batas dihadapan mereka. Dimana daun pepohonan terasa kering dan berbunyi disaat mereka tersapu dengan angin.
Tempat yang tepat untuk menyatukan dua sejoli yang saling mencintai, dalam ikatan didepan Tuhan dan semua saksi mata disana.
Gaun putih indah yang sederhana, dengan kalung bunga-bunga ilalang yang saling berkaitan, dengan rambut yang di tata berbentuk ikal gelombang dan diikat setengah menambah anggun si pemiliknya.
Semua wanita diluar sana selalu mendambakan, pesta dimana dia bisa dengan bangga menunjukkan kemewahan gaun putih yang dikenakannya.
Tapi lain dengan si satu ini, sepatu dengan hak tidak terlalu tinggi, gaun yang panjang semata kaki, dengan renda sederhana di bagian shoulder kerahnya, tanpa harus embel-embel apapun, wajah mungil yang berparas cantik itu terlihat sempurna.
Ya, dia adalah kakak ipar sah seorang Tee. Dia sangat bangga atas pilihan Kakak kandungnya itu.
Disini, Tee berdiri dibelakang Kal, dimana Kal menjadi sahabat si groom, dengan kekasih Tee yang menjadi pengganti kakak Das yang sudah tiada, lalu disusul Vino, Raya dan Lui memakai pakaian resmi formal, jas serba hitam, dengan bunga tulip pastel tergantung di samping dada kanan depan.
Kami disini bahagia. Tidak terkecuali satu pun. Bahkan kekasih Tee berhasil memdapat restu dari Ayah Tee, Forth langsung memanah ke poros intinya, dia menawarkan bisnis yang sangat menggiurkan, dimana dua keluarga Barammee dan Jaturapom sudah pasti akan menjadi sukses dalam dunia bisnis, keuntungan yang sangat besar. Terlebih lagi sejak pernikahan Das dengan Ken, kepuasan tersendiri bagi Ayah Ken dan Tee.
Setelah proses formal usai. Kami disini sambil berbincang mulai mencicipi makanan yang dihidangkan.
Lalu biasa si manja itu memeluk dua tubuh manusia yang sudah menjadi suami istri.
"Kakak-kakak ku !!" teriak Tee melompat dan memeluk Das dan Ken.
"Hei Tee, kau membuat kakak iparmu terkejut! Bagaimana jika kandungannya juga ikut terkejut?" protes Ken ke adik manjanya itu, Fas hanya tersenyum, membalas pelukan Tee dan mengusap kepala Tee dengan sayang.
"Sayang, adik iparmu ini jangan dimanja, sebentar lagi dia akan menjadi paman." ujar Ken kepada istrinya.
"Sudah, sudah kamu juga mau jadi ayah galak nya minta ampun, sedikit mengalah saja apa susahnya sih. Apalagi dengan adik iparku yang manis ini." ucap Das mencubit pipi kanan Tee dengan gemas..
"Aw Pi, sakit." Tee memeluk Das dan mengelus perut kakak iparnya itu, seakan si perut tadi mengerti, Tee mencondongkan tubuhnya dan menurunkan posisi kepalanya menyamakan dengan tinggi perut Das, "Adik kecil, tumbuh lah dengan sempurna disana, pamanmu yang playboy ini berjanji akan mengenalkanmu semua wanita cantik didunia ini untuk menemanimu." bisik Tee berbicara dengan si perut tadi. Satu keplakan mendarat diatas kepala Tee, yang punya kepala hanya mengaduh kesakitan,
Belum ditambah dengan,
"Oh jadi kamu masih bertemu dengan wanita-wanita itu?" tanya sesosok suara yang baru datang dengan dua gelas minuman, ditangan kanan wine, ditangan kiri cola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jungkir Balik Dunia Si Berandal [ForthTee]
ActionKen : " Apakah aku tidak bisa memilih? " Forth : "Takdir mempermainkan aku." Tee : "Hei aku ini Playboy berkelas, mana mungkin aku menyukai sesamaku." Nat : "Aku bolehkan menyerah? Mereka akam bertunangan, mungkin akan lebih baik aku memulai dari aw...