Ley
Das
-Grave East Thailand Santo-Disitu sesosok perempuan cantik, berambut panjang, menunduk pilu menangisi batu nisan yang berada didalam pelukannya.
Seakan belum habis air matanya, dia masih saja berpiluh rindu akan kehadiran kakaknya yang jahil.
"Siapa yang akan menjagaku Pi, kalau kau masih saja tertidur disana?" lirih suara Das dengan tangisan yang terisak-isak. Dia dalam hujan, pakaiannya yang kebasahan, terus saja bercerita, melepaskan semuanya di hadapannya, tidak perduli jika dikatakan gila, karena hancurnya hati Das sungguh membuat dia kurang waras.
Pernahkah kalian kehilangan orang yang kalian cintai?
Jika belum. Tolong jangan menghakimi ku.
Jika sudah, mengertilah, karena aku akui, aku memang perempuan cengeng.
"Cinta pertama ku saja menolakku Pi, Ku bisa lihat dari matanya, bagaimana dia memandang pujaan hatinya dengan lekat, onxy matanya hanya tertuju pada satu orang,
Tee."
Das mengusap air matanya yang masih setia bergelinang, sekarang dia kedinginan, bibirnya pun gemetaran.
"Bagaimana Pi, aku sudah tahu semua kebenaran itu, apa yang harus aku lakukan?" ucapan Das kepada batu nisan dihadapannya.
"What should i do? Step forward or back?"
*Suara Pesan Ponsel masuk
Das melap sisa-sisa air matanya yang di pipi, dia mengambil ponsel itu, dan membuka layarnya dan mulai membaca pesan yang masuk,
Pernah patah hati, karena cinta pertama menolakmu?
Das membaca pesan itu, wajahnya mengernyit, mencoba menelaah apa arti pesan yang dia baca sekarang, dan dia mulai menulis,
Pernah
Sakit?
Sedikit
KAMU SEDANG MEMBACA
Jungkir Balik Dunia Si Berandal [ForthTee]
ActionKen : " Apakah aku tidak bisa memilih? " Forth : "Takdir mempermainkan aku." Tee : "Hei aku ini Playboy berkelas, mana mungkin aku menyukai sesamaku." Nat : "Aku bolehkan menyerah? Mereka akam bertunangan, mungkin akan lebih baik aku memulai dari aw...