[Nat]Aku dan Pi ken saling diam. Suasana ini sangat canggung, sepertinya aku harus memulai duluan untuk bicara.
"Pi"
"Nat"
Ah tidak, dia memanggil juga,
"Pi saja duluan yang berbicara."
"Terima kasih sudah mengirim pesan untukku, kalau tidak entah sudah jadi apa adikku."
"Ah iya Pi tak apa, aku melakukannya karena aku khawatir dan aku menyayangi Tee sebagai sahabatku." kataku menunduk.
"Bagaimana dengan kakaknya? Apa hanya Tee yang kau sayang? Lalu kakaknya?"
*DEG
Jantungku benar-benar berlari liar. Aku harus jawab apa. Ah, pipiku juga panas. Wajahku mungkin seperti kepiting rebus.
Aku adalah Nat Valentino, sahabat terbaik Tee, mungkin dari kami baru menggunakan pampers. Aku dan Tee sangat dekat. Maka dari itu, aku juga mengenal sesosok Ken, kakak kandung Tee, dia sangat mencintai adiknya. Mengayomi. Melindungi, menjaga, ah kaya moto departemen kepolisian saja.
Aku menyukainya, tidak..tidak.. Mungkin aku juga sudah teramat dalam mencintainya. Aku yang tumbuh menjadi anak yatim. Ayahku meninggal sebelum aku mengenalnya, Ibuku yang banting tulang membiayai keluarha kecil kami. Kami memang tidak miskin, tapi tidak juga disebut kaya. Karena kebaikan keluarga Barammee lah Ibuku memegang posisi jabatan supervisor di Hotel milik keluarga Barammee.
Aku juga satu fakultas dengan Tee, maksudku satu jurusan juga. Tee yang memaksa ku untuk masuk ke tempat kukiah yang sama. Dia ini memang playboy cap kaki tiga. Tapi jujur saya, karena kelakuannya, Tee tak jarang punya sahabat atau teman pria. Mungkin hanya aku satu-satunya yang ditakdirkan menjadi sahabatnya.
Aku orang yang pemalu, apalagi harus berhadapan dengan pria tampan dan berwibawa seperti Pi Ken.
Fotonya terpampang jelas disetiap sudut kamarku. Aku sangat mengaguminya, alangkah baiknya jika benar aku bisa memilikinya. Aku sangat bahagia. Teramat sangat.
Tapi aku tidak tahu, dengan tubuh pendek sepertiku 165cm, kulit pucat. Banyak yang bilang aku ini seperti perempuan tapi berbentuk pria. Rambut poni panjang kukibaskan kesamping, menambah elok nan rupawan, gak kalah sama cewe cewe sexy, dengan pakaian serba kurang bahan. Dengan boobs besar. Apakah Ken akan menyukaiku? Mungkin saja, dia adalah seorang straight.
Memikirkannya saja sudah buat aku pusinh kepala. Aku si melankolis, pencemburu, menjadi secret admirer sudah cukup lama, dengan melihatnya dari jauh. Aku lebih mengutamakan kebahagiaannya daripada keegoisanku sendiri.
"Ba-baiklah." kataku.
Sebenarnya aku ini mau ngomong apa sih? Jika aku lama-lama disini, aku sudah pasti ketahuan. Gumamku
KAMU SEDANG MEMBACA
Jungkir Balik Dunia Si Berandal [ForthTee]
AcciónKen : " Apakah aku tidak bisa memilih? " Forth : "Takdir mempermainkan aku." Tee : "Hei aku ini Playboy berkelas, mana mungkin aku menyukai sesamaku." Nat : "Aku bolehkan menyerah? Mereka akam bertunangan, mungkin akan lebih baik aku memulai dari aw...