bagian 1

22K 1.1K 7
                                    

Menjadi seorang pemimpin diusia yang terbilang masih muda bukanlah perkara mudah bagi seorang Jayden Adam Wiiliam, sang pemimpin dari mereka yang masih bertahan didalam kelompok disaat sebagian dari mereka yang memilih berbaur bebas dengan dunia lepas tampa hukum yang membelit.

Tidak mudah bukan berarti tidak mampu dilakukan olehnya, meski harusmerelakan diri untuk bekerja dua kali lebih berat dari kebanyakan orang, Jayden tidak mempermasalahkan itu. Terbukti dari wajah lelah pria itu karena belum tidur seminggu penuh.

"Alpha tetua ingin bertemu dengan anda" lapor salah seorang pelayan. Tetua yang dimaksud adalah ayah Jayden, mantan Alpha sebelumnya.

"minta Ayahku untuk menunggu sebentar, aku akan selesai dalam lima menit"

"baik Alpha"

Jayden segera membereskan pekerjaannya sesegera mungkin, Ayahnya bukan tipe orang yang akan mau menunggu lama. Tak lama Jayden menemui sang Ayah yang berada diruang keluarga.

"ada apa Ayah datang mencari ku?"

"hanya ingin melihat keadaan putraku, bagaiaman kabar mu?"

"baik, dan apa niat utama Ayah kemari, aku tahu bahwa menanyakan kabarku bukanlah tujuan utama"

Jonathan tertawa, putranya Jayden memang sangat mengenali dirinya. "aku hanya menyampaikan pesan ibu mu, dia terus merengek pada ku" ucap Jonathan sambil menyesap teh yang disediakan oleh pelayan tadi.

"ayah bisa menggunakan ponsel untuk memberitahuku"

Bisa, tapi ibu mu mau ini disampaikan secara langsung"

"lalu apa pesan ibu?"

"dia ingin kau menemaninya untuk berlibur dikediaman kakak mu, kau tahu bukan keponakanmu akan segera menamatkan sekolahnya"

Eli, kakak Jayden yang berjarak usia sepuluh tahun dari Jayden. Kakak dari Jayden itu sudah sangat lama meninggalkan Pack untuk ikut dengan suaminya menetap berbaur dengan manusia, namun setelah anak tunggal mereka selesai menamatkan sekolahnya dan akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Eli dan sang suami memutuskan kembali ke pack. Sebenarnya letak kota tempat Eli tinggal tidak jauh, hanya butuh 2 jam perjalan darat.

"apa aku harus ikut dengan ibu?" bukan maksud tak mau bertemu dengan sang kakak atau menemani ibunya, akan tetapi pekerjaan yang menumpuk tidak mungkin ditinggalkan. Sebagai seorang pemimpin dan CFO di perusahaan sang Ayah.

"seingatku ibu mu menekankan tidak ada penolakan sama sekali. Lagipula tidak ada salahnya berhenti sejenak, terkadang kita harus mengambil waktu untuk beristirahat, jangan paksakan tubuh mu nak. Ingat kapan terakhir kali kita sekeluarga berkumpul?"

Terakhir kali Jayden dan keluarga berkumpul secara utuh adalah hari natal 4 tahun yang lalu dan setelah itu Jayden mulai sangat sibuk hingga hari natal pun kadang ia habiskan dibelahan bumi yang lain.

"lagipula berdiam diri didalam ruangan kerjamu tidak akan membuat mate mu datang dengan sendirinya, kau harus segera menemukan Luna untuk Pack ini"

Mate lagi, Jayden mendengus kesal. Pasalnya pembahasan mate ini sudah lama sekali dibahas, mungkin sejak Jayden menyentuh usia 20 tahun.

"usiaku belum bisa dikatakan tua Ayah, buktinya aku adalah Alpha termuda. Belum terlalu memikirkan masalah Mate untuk saat ini"

"di usiaku yang jauh lebih muda dari mu saat ini, aku sudah bertemu dengan ibumu"

"tentu saj, Ayah mengenal ibu sejak masih kanak-kanak. Tapi jangan lupa Ayah, jika butuh lebih dari 10 tahun untuk Ayah mendapatkan ibu sepenuhnya" jelas Jayden. Jonathan dibuat tertawa lagi mengingat masa lalu, memang benar ia mengenal Emma, istirnya sejak kecil. Mereka berteman, tapi perjuangan yang harus Jonathan lalu untuk Emma tidaklah mudah. Butuh 15 tahun perjuangan.

"terserah apapun itu nak, tapi permintaan ibu mu tidak bisa ditolak. Kau tahu ibu mu bukan?"

Jayden paham, ibunya bukan tipe yang akan mudah menyerah pada keinginannya. Jika sudah menginginkan sesuatu, maka dengan segala kemampuan akan ibunya lakukan.

"tapi bagaimana dengan pekerjaan ku, paman Ed membutuhkannya segera"

"kau bisa meminta Billy untuk menanganinya bukan?"

"ya, aku akan bertanya pada Billy. Semoga saja dia tidak dalam keadaan sibuk"

"kita akan berangkat besok, segera selesaikan apa yang bisa kau selesaikan saat ini" pamit Jonathan sebelum pergi.

**

Hari sudah mulai gelap saat Jayden beristirahat sejenak dari pekerjaannya, tepat saat ia mematikan laptopnya pintu ruang kerjanya terbuka. Sang Beta melenggang masuk dengan santai sebelum dipersilahkan masuk.

"kau tampak segar Alpha" ucap Beta, Billy sambil menghempaskan diri diatas sofa panjang milik Jayden. Jika saja Jayden tidak mengenal Billy sejak lama, mungkin ia tidak akan memaklumi tingkah Billy yang seenaknya. Masuk tampa dipersilahkan dan seenak hati menghinanya dengan cara yang halus.

"aku butuh bantuan mu, aku akan mengunjungi Eli besok. Mungkin aku akan disana selama beberapa hari, kau tangani dulu semua urusan kantor dan Pack yang belum beres"

Billy langsung menegakkan tubuh mendengar kaimat uruan kantor, pria berkaos polo dan celana Jeans ini sensitive dengan kalimat urusan kantor "jika Pack aku masih bisa mengurusnya, tapi dengan urusan kantor? Apa kau tidak salah bicara" serunya tak percaya.

"apanya yang salah, kau bisa menanganinya. Kau pasti sudah pernah menerima pembelajaran bagaimana mekanisme kantor"

Ayah Billy adalah mantan Alpah dari ayah Jayden yang sekarang lebih fokus pada pengembangan perusahaan William dengan jabatan CEO, dan masalah kantor sudah sejak dulu diajarkan kepada Billy.

"Tapi aku bukan pria dengan setelan mahal sepertimu atau ayah, aku seniman" tekannya. Jika sang Ayah ingin bIlly seerti apa yang dikehendaki, maka Billy memilih untuk memberontak. Memilih menjadi seniman adalah keinginannya.

"terserah, tapi tidak ada yang bisa aku serahkan tanggung jawab selai kau" putus Jayden dan jika sudah seperti itu maka tidak ada penolakan.

"tapi tidak biasanya Aunty Emma meminta mu ikut, biasanya ia hanya pergi dengan Uncle Jo" jeda sejenak sampai seringai menyebalkan terpati jelas diwajah tampan Billy. "Aunty sepertinya ingin kau keluar dari ruangan ini dan mencoba mencari mate mu, benar?" Jayden menatap penuh peringatan hingga membuat Billy terbahak.

"pergilah, pack ini butuh Luan segera. Mungkin dengan keluar kau bisa bertemu Luna seperi kriteria mu, anggun dan dewasa"

Jayden bisa saja membalas ucapan Billy, hanya saja ia menahannya. Billy bukannya belum bertemu dengan matenya, hanya saja ketika bertemu dengan matenya itu Billy harus rela kehilangan matenya saat itu juga. Hebatnya Billy mampu bertahan hingga detik ini bahkan tertawa. 

Werewolf's Mate | pindah ke DreameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang