Part 4 revisi
Author pov
Jayden terbangun karena mencium aroma menggoda, iya aroma matenya. Tapi mengapa aroma matenya berada dirumah kakaknya. Jayden bangun dari tidurnya dan mengikuti asal aroma tersebut.
"Jay kau sudah bangun" panggil Eli, karena jayden focus mencari asal aroma matenya sampai ia tidak merespon pertanyaan Eli. "kau sudah bangun jay, bisakah kau datang ke kantor cabang yang ada disini?" tanya jonathan pada putranya yang juga di abaikan. Jonathan menatap putranya itu bingung, sedangkan jayden tetap mencari sumber aroma yang memabukan ini. Terdengar suara tawa seseorang dari arah kamar Ken. Jayden bingung, mengapa ada suara gadis tertawa dari kamar Ken?
Jayden dapat mendengar pembicaraan dari kamar Ken. Namun apa pendengaranya salah, suara itu seperti suara matenya. "Jay sedang apa kau disana ayo kemari kita sarapan" panggil Charlie kakak ipar jayden. "Ken, Vian cepat turun kita sarapan" teriak Eli memanggil keduannya.
"Vian? Siapa itu?" tanya Emma pada Eli. "kau tidak ingat mom, Vivian?" Emma tampak berpikir sebentar "oh astaga bagaimana aku bisa lupa kepadanya" kata Emma
Aroma itu semakin kuat dipenciuman jayden seakan sang pemilik aroma itu berjalan mendekat kearahnya.
"sial....kenapa kau baru bilang sekarang"
"hahahahah"
"berhentilah tertawa"
"hahahahahaha...itu akibat mu berbohong Ken, jangan pernah sekali pun berbohong pada ku"
"Siapa yang ber-"
"Ck...kalian berdua berhenti bicara dan ayo sarapan"
Sontak jayden melihat kearah tangga tempat suara itu berasal, betapa terkejutnya Jeydan melihat matenya sedang berjalan kearah tempatnya.
Jayden pov
Benarkah yang kulihat ini? Mate ku berada dihadapanku. Tapi mengapa ia bisa ada disini? Kulihat dia tampak terkejut dan berhamburan kepelukan mommy, apa mate ku mengenal mommy?
"grandma aku merindukanmu" kata mateku yang ku tau namanya Vivian sambil memluk mommy, 'grandma' apa mateku akan memanggil mommy seperti itu nanti. "aku juga berindukan Vivi" kata mommy seraya mengurai pelukannya.
"apa kau hanya merindukan grandma mu saja Vivi" tanya daddy kepada mate ku
"aku juga merindukanmu grandpa"
"Ck....ayo cepat kita berangkat Baby" Seru Ken pada mate ku.
Hei! Apa maksudnya dengan baby? Holy crap!
"ehem...." Aku sengaja suapaya mereka menyadari kehadiranku. Mate ku melihat kearahku, oh matanya yang sebiru lautan itu benar-benar indah ingin sekali ku kecup kedua matanya itu. "astaga aku lupa, kau pasti belum mengenal Vivian, dia sahabat Ken sejak kecil" kata ibu memperkenalkan mateku. Vivian tersenyum kearahku. Sial aku harus menahan perasaan bergejolak untuk tidak mencium bibirnya yang tampak seperti lollipop dimataku.
"bamba auk kika bangkat"
"Ken kunyah makananmu baru bicara" tegur Eli pada Ken. "sorry...mom aku telambat karena dia" aku menaikan alisku bingung, Ken menatap masam Vivian. Hei aku tidak suka kau menatapnya seperti itu.
"Memang kau terlampat apa dan mengapa bisa?"
"Tentu saja bisa aunty, itu akibatnya yang sudah ber hhhmmmppttt" mata ku sukses dibuatnya melotot dengan aksi Ken yang langsung membekap mulut Vian dan langsung menjepit kepala Vian di ketiaknya.
Author pov
"Lepas...kau bau, belum mandi"
Ken mengeram kesal, namun tetap melepaskan Vian.
Seketika tawa Vian pecah.
Vivian hanya tertawa melihat muka masam Ken. Ken kesal kerana Vivian tidak memberitaunya bahwa hari ini jadwal race nya, Ken cukup aktif dalam kegitan balapan yang biasanya dilakukan oleh sekumpulan genk motor dikota ini. Sialnya balapan akan dilangsungkan malam ini, padahal setaunya akan dilakukan 2 hari lagi. Ken tidak mungkin tidak mengikuti untuk yang satu ini, kerana yang terakhir baginya. Daddy nya sudah tau soal kebiasaan buruknya itu, jadi mau tidak mau dia harus mengakhiri kebiasaan buruknya itu.
"berhenti tertawa baby"
"hahahah muka mu sangat lucu Ken, kau yang salah tidak mengaktifkan ponselmu. Jadi jangan salahkan aku"
"kenapa kau tidak memberi tau ku dari jauh hari" bisik Ken ditelinga Vivian, Ken tidak ingin ayah atau ibunya mendengar. Suara geraman marah terdengar membuat orang yang ada diruang makan tersebut memperhatikan arah datangnya suara, kecuali Vivian dan Ken. Suara geraman itu berasal dari Jeydan, tatapan matanya tajam melihat interaksi Ken dan Vivian. Iris matanya yang semula berwarna hijau daun berubah menjadi hitam pekat. Pandangan mata Vivian dan jayden bertemu yang membuat Vivian menegang, ntah apa yang membuatnya terpaku dengan tatapan tersebut. Namun segera dihilangkannya perasaan tersebut.
"suara geraman apa itu tadi" tanya Vivian bingung dari mana asal geraman marah itu berasal. "ah....tenggorokanku tadi sedikit serak" jawab jonathan dengan kikuk. "sudahlah kau harus ikut denganku baby, seharian ini kau harus ikut denganku" kata Ken sambil membereskan bekas sarapannya. "ya ya ya terserahmu"
"kami pergi dulu" pamit Ken dengan Vivian.
Setelah Ken dan Vivian pergi semua mata melihat kearah Jeydan dengan tatapan bingung, sedangkan Jeydan memasang wajah dingin.
"Jay kenapa kau mengeram marah? Dan oh lihat iris matamu berubah hitam pekat" Emma bingung melihat putranya, jayden menghembuskan nafas untuk menenangkan dirinya dan Eldrik yang sedang menahan rasa marah tepatnya cemburu?
"mate!" satu kata yang dikeluarkan jayden membuat semua yang berda diruang makan bungkam. "ma-mate? Siapa?" tanya Eli dengan ragu, sebenarnya dia ragu apa benar yang dia pikirkan itu benar. "jangan bilang mate mu adalah Vivian" tanya Jonathan, jayden hanya diam.
"astaga apakah ini sungguhan, Vivian mate mu?" Emma tampak senang mengetahui fakta tersebut. "tapi kenapa kau mengeram marah? Jangan bilang kau cemburu saat Ken dekat dengan Vivian tadi" jayden tetap diam, ia seperti memikirkan sesuatu.
.
.
.
tbc..........
hehehehe maaf pendek
KAMU SEDANG MEMBACA
Werewolf's Mate | pindah ke Dreame
Fantasy#1 in werewolf 09/06/18 fantasy seri 1 Romance fantasy Ini kisah klasik Vian gadis yang terjebak dengan kenangan masa lalunya, tidak mampu melangkah dari ketakutanya. Beranggapan sebuah perasaan Cinta itu hanya ke palsuan. "Cinta itu ibarat buket bu...