Hi....i'm back 😎
Vote baru baca🌟
Baca baru komen😌"Aw!" Pekik Jayden saat tanganya digigit oleh Vian.
"SIALAN KAU MAU MEMBUNUHKU HA!" Maki Vian dengan nafas menderu.
Bagaimana tidak, tangan besar Jayden membekap mulutnya samapi iya sudah untuk bernafas.
"Tidak, bagimana bisa aku membunuh mate ku sendiri, jika aku melakukan hal itu sama saja aku membunuh diri ku" ucap Jayden.
Vian mendengus, tidak? Lalu tadi apa, hanya mengelap mulut Vian.
"Hentikan limusin ini, aku mau kembali. Ken pasti mencari ku"
"Tidak, kita akan pulang" mata Vian membulat sempurna, terbelak dengan apa yang Jayden katakan.
"Pulang? Tidak, aku mau kembali!" Pekik Vian keras.
Jayden menutup telinganya saking keras pekikan Vian.
Vian mencoba membukan pintu limusin, tapi sayang tidak bisa.
"Buka pintunya!"
Jayden diam, tidak menggubris ocehan Vian.
"Aarrggghh...sialan!"
Vian maju kedepan, ke arah pembatas kemudia. Mengetuk sekat yang tertutup "tuan, tolong bukakan aku pintunya" seru Vian sedikit berteriak, meminta supir dibalik sekat untuk membuka pintu limusin.
Percuma
Supir itu tidak membukakannya, hal itu membuat Vian mengeram kesal.
Grab...
Tubuh Vian terhuyun kebelakang, jatuh dipangkuan Jayden. Vian kembali melotot pada jayden.
"Jangan memancing ku little mate" seru Jayden serak.
Didalam suatu ruangan yang tertutup bersama Vian membuat gairah Jayden meningkat sepuluh kali lipat, tidak bisa Jayden tampik wangi tubuh Vian yang mengalahkan Wine, sangat memabukan.
"Lepaskan aku Jerk!" Maki Vian sambil memberontak melepaskan diri dari lilitan tangan Jayden yang berada di pinggangnya.
"Bibir mu tampak manis, tapi mengapa isinya sangat pahit dan pedas"
"Cih...simpan kata kata mu untuk wanita lain Jerk"
Vian masih memberontak dari lilitan Jayden, namun lama kelamaan Vian lelah sendiri. Tenaga Jayden sangat besar, ia tidak bisa mengimbanginya.
"Sudah menyerah Baby?"
Vian melirik tajam Jayden, tidak menggubris ucapan Jayden.
Drrt....drrtt...
Vian merogoh ponsel yang berada di saku jaketnya.
Max antony is calling...
Accept | reject
Vian memilih menolak panggilan itu, dan mengirimkan pesan pada Max.
Bukan pilihan yang tepat mengangkat panggilan Max saat ada pria gila memangkunya.
Vian sedikit menyembunyikan layar ponselnya dari jangkauan penglihatan Jayden.
Me
Max?
Max
Vian, dimana kau? Baik baik saja kan? Siapa pria tadi? Dia berbuat jahat pada mu? Mengapa kau menolak panggilan ku.
Me
Aku di perjalanan pulang, aku baik baik saja, orang tadi uncle dari Ken.
Max
Syukurlah....aku merasa khawatir pada mu.
Me
Thanks Max
Max
Kabari aku jika kau sudah sampai rumah.
Me
Max, bisakah kau membatu ku?
Tidak ada jawaban sampai satu menit, Vian gelisah, apa Max tidak mau membantunya?
Ponselnya kembali berbunyi, tapi kali ini bukan pesan masuk melainkan sebuah panggilan.
Max antony is calling....
Accept | reject
Kali ini Vian tidak menolak panggilan itu.
"Halo"
"Vian ka-"
Brak....
Vian menjerit saat tiba tiba Jayden merampas paksa ponselnya dan membuangnya dari kaca pintu limusin.
"My phone!" Jerit Vian histeris menghadap belakang, menatap nanar ponselnya yang hancur diaspal, semakin jauh hingga pecahan ponselnya tidak terlihat lagi.
Vian mengalihkan tatapan matanya pada Jayden, menatap tajam dan Jayden.
"How dare you jerk!" Seru Vian rendah, meredam suara teriakanya.
Manik indah Vian menatap bengis Jayden.
"Jangan berani sekali kau mengangkat telpon dari pria lain didekat ku Vian!" Jayden dengan alpha tone nya.
Tapi hal itu tidak mempan dihadapan Vian. Jika setiap yang mendengar suara itu akan menciut layaknya kanebo kering, tidak bagi Vian yang semakin menaikan dagu nya menantang Jayden.
"Aku tidak akan mendengarkan mu, kau bukan kakak ku, mommy ku, atau pun Ken yang harus aku dengarkan"
Ken?
Jayden tidak suka nama Ken disebut oleh Vian, seakan Ken adalah orang yang amat berpengaruh pada hidupnya.
"Kau! Jangan menyebut nama Ken seakan dia sangat penting"
"Ken memang penting, sangat"
Vian menyeringai senang saat melihat wajah Jayden yang muran dan marah saat mendengar ucapanya.
Tapi hal itu tidak lama, karena seringai pada bibir Vian perlahan luntur ketika wajah Jayden semakin mendekat ke arahnya.
"Kau yang memancingku baby, kau yang membuatku marah, jadi kau harus menenangkan ku" ucap Jayden serak.
Menahan tengkuk Vian saat wajah manis itu menjauh dari jangkauannya.
Cup...
Bibir Jayden menawan bibir manis Vian dengan lembut pada awalnya, namun lambat laun menjadi kasar, searah dengan hasrat dan gairah yang semakin menjadi.
Jayden sibuk menawan bibir manis itu, menggigit, menyesap, melumat, dan menjelajahi setiap inci bibir Vian.
Sedangkan sang empunya bibir terdiam terpaku, otaknya blank dengan apa yang terjadi.
Otak cantiknya masih belum bisa mencerna dengan baik apa yang terjadi.
Ketika bibir bawahnya digigit oleh Jayden lah ia sadar apa yang sedang terjadi.
He kiss me!
Tbc....
New version! Tapi masih sama intinya sama yang dulu oke!
Bye
Deehwi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Werewolf's Mate | pindah ke Dreame
Fantasy#1 in werewolf 09/06/18 fantasy seri 1 Romance fantasy Ini kisah klasik Vian gadis yang terjebak dengan kenangan masa lalunya, tidak mampu melangkah dari ketakutanya. Beranggapan sebuah perasaan Cinta itu hanya ke palsuan. "Cinta itu ibarat buket bu...