bagian 9

14.4K 812 5
                                    

Hi i'm back😎

Sorry baru update

Untuk bagian ini peraturanya masih sama, lupakan yang lalu fokus dengan yang sekarang, vite dulu baru baca, baca dulu baru komen.

Banyak perubahan pada part ini, dan ada beberapa hal yang jangan dicontoh. Jadi Dee kasih Warning! Buat yang masih kecil jangan ditiru, okey?

Happy reading....

Pagi menjemput, sinar sang surya sudah menyinari segela sudut kota. Jalanan macet sudah menjadi hal biasa di kota sepadat new york.

Vian menatap lalu lintas jalanan yang mulai padat oleh para pegawai yang berangkat bekerja, jari lentiknya bermain dikaca mobil yang berumbun.

"Kau sedang ada masalah Vivi?" Tanya Olive, kakak Vian.

"Tidak" jawab Vian singkat tampa mengalihkan pandanganya dari jalanan kota.

Raga nya memang berada disana tapi tidak dengan pikiranya yang melanglang buana tak tentu arah.

Layaknya kaset , potongan kejadian yang dialaminya dua hari yang lalu terus berputar.

Vian menyentuh bibir bagian bawahnya, kilasan kejadian dimana bibir hangat Jayden mendarat mulus diatas bibirnya. Melumat, menyesap, menggigit, dan mencumbu kasar bibirnya masih terasa jelas disana. Bahkan rasa lidah Jayden yang sempat menjelajah rongga mulutnya pun masih terekam jelas.

Belum lagi jejak tangan Jayden yang masih tersa jelas di tubuhnya, bagaimana Jayden meraba, dan menyentuh tubuhnya dengan memuja layaknya porselin mahal tiada tara.

Oh...memikirkan kejadian itu saja mampu membuat tubuh Vian basah karenanya.

"Kenapa kau mengglengkan kepala seperti itu?" Tanya Olive saat tampa sadar Vian menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada" jawab Vian singkat yang sayangnya tidak begitu saja di percayai oleh Olive.

"Vivi, aku kakak mu, selama 18 tahun hidup aku mengenalmu. Jangan mencoba berbohong, aku tau kau, ya walau tak setau Ken"

Sadar diri juga...

"Tidak ada Olive, aku baik baik saja" ucap Vian final.

Olive hanya mampu menghela nafas pasrah, perangia Vian yang keras memang sedikit menjengkelkan.

"Oke, terserah mu saja. Tapi ingat, jika ada masalah dan butuh teman aku ada untuk mu"

Tidak ada pembicaraan setelah itu, hening samapi diparkiran gedung tempat acara perpisahan angkatan Vian.

Sebelum memasuki gedung, langkah Vian dan Olive terhenti saat melihat pasangan paruh baya yang sedang bercengkrama dengan Charlie di pintu masuk.

Wajah Olive seketika masam, dan Vian hanya memutar bola mata jengah.

"Untuk apa mereka kemari?" Ucap Olive ketus "lihat rubah licik itu, kau mau menyapa mereka?" Tanyanya.

Vian mengangguk malas, tidak sopan rasanya tidak menyapa mereka yang sudah senang hati menghadiri acara kelulusanya.

"Ya sudah, kau saja. Aku tunggu didalam" Olive berlalu pergi, dan saat melewati pasangan paruh baya itu Olive menatap mereka sini dan langsung memalingkan wajah.

Vian hanya mampu menghela nafas kasar melihat tingkah kakaknya itu.

"Sweet" panggil pria paruh baya itu, dengan pelan ia mengelus surai Vian. Menatap Vian dengan tatapan sayang bercampur sendu.

Wanita paruh baya itu juga melemparkan senyum tulus pada Vian, walau Vian tidak membalas senyum itu.

"Untuk apa Daddy kemari?" Tanya Vian mengabaikan wanita paruh baya itu layaknya wanita itu hanya hembusan angin.

Werewolf's Mate | pindah ke DreameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang